SkyscraperCity Forum banner

JAKARTA | DISTRICT | Satrio International Shopping Belt Development

388K views 2K replies 201 participants last post by  awangemawan 
#1 · (Edited)
Existing Condition



Future Plan



1. Kuningan City || Mixed Use || U/C
2. Bank Nisp Tower || Office || Built
3. Mall Ambassador || Mall || Built
4. ITC Kuningan || Mall || Built
5. Mega Kuningan Land || Mixed Use || Pro
6. Menara Bank Danamon || Office || Built
7. Sommerset Grand Citra || Apartment || Built
8. Ciputra World Lot 3-5 || Mixed Use || U/C
9. Ciputra World Lot 11 || Office & Condo || App
10. Ciputra World Lot 6 || Office & Condo || App
11. Ciputra World Lot 4 (6) || Office & Condo || App
12. Metropolitan Complex || Office || U/C
13. Sampoerna Strategic Square || Office & Golf Course || Built
14. Menara Satrio / Menara Stanchart || Office || Built





Artist Impression


1.


2.

by jrot​


-------------------------------------------------------------------------


Orchard Road Versi Kuningan Jakarta
Apr 1 2008, 3:26 AM

by Hilda Alexander

Setelah sempat vakum pengembangan selama lebih kurang lima tahun, gagasan besar Sabuk Wisata dan Belanja Internasional Koridor Satrio (Satrio Shopping Belt) yang dirintis sebelas tahun lalu, mulai memperlihatkan wujud konkretnya.

Grup Agung Podomoro dan PT Ciputra Property Tbk., akan segera merealisasikan megaproyek Kuningan City dan Ciputra World Jakarta, sebagai partisipasi membangun ’Orchard Road’ versi Jakarta ini. Menyusul Grup Asiatic yang membangun Asiatic Tower dan agresifitas PT Duta Pertiwi Tbk yang telah lebih dulu menggarap Ambassador-Kuningan Superblock. Proyek tersebut mulai dibangun pada 2000 dan resmi beroperasi 2003. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa PT Duta Pertiwi Tbk dan Grup Asiatic., pengembang pertama yang mampu merampungkan komitmennya dalam merintis eksistensi Satrio Shopping Belt ini.

Kecuali Grup Agung Podomoro yang datang belakangan, PT Ciputra Property Tbk merupakan salah satu pelopor yang telah memberikan konfirmasi untuk bergabung dalam proyek ini. Hanya, baru sebagian kecil yang terwujud karena terantuk krisis ekonomi 1997/1998. Mereka baru merampungkan Somerset Grand Citra Serviced Apartment pada 1995. Kompleks apartemen ini berlokasi di kavling satu (lot 1) Jl Dr Satrio. Menempati lahan seluas 1,1 Ha, terdiri atas dua menara yang masing-masing berisi 163 unit serviced apartment dan 142 unit kondominium.

Sekadar informasi, PT Ciputra Property Tbk, Grup Asiatic dan PT Duta Pertiwi Tbk., tergabung dalam sembilan pengembang yang mendapat ijin membangun di koridor Satrio Shopping Belt yang diresmikan mantan Gubernur DKI Suryadi Sudirja, pada 31 Agustus 1997 silam. Enam pengembang lainnya adalah, PT Danamon, PT Mega Kuningan, PT Jakarta Setiabudi International Tbk., PT Putera Surya Perkasa, Jakarta Land, serta Hatmohadji dan Kawan Group (Grup Haka).

Sebetulnya, yang tertarik mengembangkan Satrio Shopping Belt ini tidak hanya sembilan pengembang tersebut di atas. Menurut catatan Properti Indonesia, terdapat 20 pengembang yang berminat. Di antaranya Grup Mayapada, Grup Pikko, Grup Bentala Sanggrahan, dan lain-lain. Yang terakhir, lebih beruntung, karena mendapat ijin lokasi menggarap lahan tepat di ujung Jl Dr Satrio-Jl Cassablanca. Tak mau kehilangan momen, Grup Bentala Sanggrahan ikut merilis proyek raksasanya yang bertajuk Kota Kasablanka.

Satrio Shopping Belt saat itu memang menjadi agenda utama para pebisnis properti. Lokasinya strategis, berada di jantung kawasan Segi Tiga Emas Thamrin-Gatot Subroto-Sudirman. Dus, harga lahannya masih murah, berpotensi mendongkrak kenaikan investasi yang tinggi. Didukung infrastruktur yang untuk kondisi saat itu memang cukup memadai.

Satrio Shopping Belt sejatinya dirancang sebagai awasan wisata dan belanja yang membidik pasar regional Asia-Pacific. Terinspirasi kesuksesan Orchad Road di Singapura yang mampu menyedot turis dan pengunjung asing, khususnya dari Indonesia. Berbentuk koridor sepanjang 1,6 km. Terbentang dari perpotongan Jl Sudirman-Jl Dr Satrio (Karet Kuningan-Kuningan Selatan) hingga mulut Jl Cassablanca. Konsep ini mengemuka pasca beroperasinya Jl Cassablanca sebagai akses alternatif yang mengoneksi Jl Dr Saharjo dan Jl Jend Sudirman untuk mengurai kemacetan di Jl Gatot Subroto serta dibukanya kawasan Mega Kuningan sebagai sentra bisnis dan kantor perwakilan negara-negara asing.

Mohammad Danisworo, Ketua Tim Pembuat Urban Design Guide Lines (UDGL), mendesain Satrio Shopping Belt dengan penekanan pada akses ruang publik. Tidak hanya bangunan masif komersial yang diakomodasi, publik pun diberikan perlakuan istimewa. Para pejalan kaki akan dimanjakan, dijamin keamanan dan kenyamanannya dengan rancangan pedestrian selebar 11,5 meter dan ditata secara khusus. ”UDGL ini berfungsi sebagai acuan pembangunan bagi semua pengembang dan pemilik lahan bila ingin membangun properti di koridor ini,” tandas Danisworo.

Diwarnai Akuisisi

Membumikan gagasan besar, memang tidak mudah. Butuh keseriusan dan persiapan matang dalam hal pendanaan serta komitmen tinggi untuk delivery tepat waktu. Kedua faktor inilah yang tak bisa dipenuhi oleh sebagian besar pengembang-pengembang tersebut di atas. Jadi, lupakanlah soal krisis 1997/1998 yang multidimensi. Toh, sebelum force majeur itu terjadi, Grup Asiatic dan PT Ciputra Property Tbk., bisa mengembangkan sebagian land bank mereka di koridor ini.

Bagaimana dengan yang lain? Aset-aset lahan itu mayoritas masuk dalam pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang kini bersalin rupa jadi Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sebut saja PT Putera Surya Perkasa. Lahan miliknya seluas 2,9 Ha cukup lama berada di tangan BPPN, sebelum kemudian diakuisisi Grup Agung Podomoro.

Senasib sepenanggungan dengan Grup Bentala Sanggrahan. Kendati fondasi dan konstruksi basement Kota Kasablanka-nya sudah berdiri, namun tak bisa menghindari dahsyatnya badai krisis. Mereka tidak mampu meneruskan proyek ini karena meroketnya harga bangunan plus ketidaksanggupan melunasi kredit bank. Hingga akhirnya Kota Kasablanka menjadi pasien BPPN.

Tidak seperti PT Ciputra Property Tbk yang memilih untuk merestrukturisasi utangnya, Grup Bentala Sanggrahan justru kelimpungan, mati sebelum berkembang. Kota Kasablanka pun berpindah tangan. Ia kini dimiliki Grup Pakuwon yang merencanakan rekonstruksi pada 2007 lalu.

Lantas PT Mega Kuningan dengan impian raksasa Mega Kuningan seluas....Ha. Konsep megaproyek yang maunya menghimpun semua kantor kedutaan asing dalam satu area (embassy within the city), boleh dibilang gagal total. Yang terjadi malah obral lahan besar-besaran. Sudah banyak lot-lot milik PT Mega Kuningan berganti tuan, meski sebagian lagi ada juga yang disewakan. Di antara pemilik ’berjamaah’ itu antara lain Grup Dua Mutiara, PT Perdana Gapuraprima Tbk., PT Duta Putera, sekadar menyebut contoh.

Sementara PT Jakarta Setiabudi International Tbk., memilih sikap bisnis konservatif dan hati-hati. Lahan seluas 3,8 Ha miliknya yang berada tepat di seberang Ambassador-Kuningan Superblock, belum juga digarap. Padahal, momentum kebangkitan properti pasca krisis sudah terjadi sejak 2002 lalu. Simak penuturan Presiden Direktur PT Jakarta Setiabudi International Tbk., Jeffri Darmadi berikut ini, ”Rencana akan tetap berlanjut, tapi dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Dengan kondisi subprime mortgage, credit crunch, dan market condition, tidak feasible bila kamu harus ikut membangun proyek besar-besaran saat ini. Sementara ini kami cenderung membangun life style retail area yang sifatnya medium term,” ujar Jeffri panjang lebar.

Sekarang, mereka justru tengah sibuk menggodok rencana pembangunan automall di Sudirman Central Business District (SCBD) yang dijadwalkan terealisasi dalam waktu 3 tahun ke depan. Apa nama malnya? Jeffri mengelak menjawab, alasannya masih dalam proses evaluasi dan detil proyek belum final.

Harus ditata lebih baik

Upaya untuk menjadikan koridor Satrio sebagai tujuan wisata regional bahkan internasional, perlu didukung. Pengamat industri properti, Bayu Utomo mengatakan, “Kita perlu mengembalikan tingkat kedatangan pengunjung, terutama dari negara-negara tetangga, ke Jakarta (Indonesia), yang belum kembali ke tingkat sebelum krisis moneter terjadi. Kita perlu menyokong upaya yang bisa mendatangkan devisa untuk Indonesia,” ujarnya.

Namun demikian konsep seperti ini perlu dipikirkan dan direncanakan secara matang oleh pihak-pihak terkait, termasuk Pemerintah DKI sebagai perencana kota dan pembangunan infrastruktur, dan swasta (REI, para pengembang). Tidak bisa hanya mengandalkan kondisi infrastruktur saat ini untuk menjadikan koridor Satrio tersebut menjadi sabuk wisata seperti Orchard Road Singapura. Dengan kondisi properti yang ada saat ini saja di koridor tersebut terjadi kemacetan yang luar biasa. Apalagi kalau ditambah bangunan-bangunan baru. “Jaringan transportasi publik pendukung seperti bis, monorel dan MRT perlu diintegrasikan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung sabuk wisata ini. Plus area parkir yang representatif pada masing-masing bangunan baru. Perlu dibuat, agar para pengunjung bisa nyaman masuk ke luar properti komersial di sepanjang koridor, tanpa perlu sibuk memikirkan parkir kendaraan pribadinya,” imbuh Bayu.


Menyadari potensi sekaligus hambatan fundamental itu, para pengembang pun akhirnya mau tunduk pada UDGL yang telah dibuat. Presiden Direktur PT Arah Sejahtera Abadi (pengembang Kuningan City) Handaka Santosa memberikan garansi, pihaknya menaati peraturan. “Kami tak hanya membuat mlutilevel carpark yang berkapasitas lebih dari 3.000 kendaraan, juga pedestrian di dalam dan luar area proyek,” katanya.


Hal yang sama diungkapkan Direktur PT Ciputra Property Tbk., Artadinata Djangkar. Desain arsitektur Ciputra World Jakarta dirancang environmental and community friendly. “Kami membuat pedestrian selebar 11 meter. Enam meter di antaranya pedestrian untuk umum, yang dihitung dari garis sempadan jalan hingga ‘pagar’ proyek,” imbuh Arta.


Apabila konsep Satrio Shopping Belt yang bisa menarik pengunjung regional ini terealisasi, potensi pengembangan properti komersialnya luar biasa. Karena catchment area untuk pembangunan ritel akan menjadi jauh lebih luas daripada hanya mengandalkan potensi pengunjung dari sekitar lokasi.

Pengembangan sabuk wisata dan belanja yang didukung oleh fasiltas pedestrian yang nyaman juga akan memicu pertumbuhan street shops, ruang-ruang di lantai dasar bangunan mixed use yang bisa menjadi pertokoan komersial. Kemungkinan zero setback, garis sepadan tepat berada di tepi koridor pedestrian, juga bisa terjadi.


Bayu memaparkan, akan muncul efek domino kepada sektor-sektor properti lain seperti perhotelan dan kondominium. Untuk industri perhotelan, saat ini di Jakarta masih cukup parah kinerjanya, karena mayoritas bergantung pada tamu dengan tujuan bisnis. Bila Satrio Shopping Belt ini bisa terlaksana, diharapkan profil tamu dengan tujuan wisata akan lebih berimbang, dan menambah permintaan ruang hotel secara keseluruhan. “Demikian juga untuk pasar sewa apartemen, potensi permintaan akan meningkat, karena para tamu yang berkeluarga akan lebih nyaman dan ekonomis bila menyewa apartemen dengan 2-3 kamar, dibandingkan dengan menyewa beberapa kamar hotel,” tandas Bayu.

=================================================

Ilustrasi Penataan Koridor Satrio Shopping Belt













Some of UDGL Satrio Shopping Belt











 
See less See more
25
#2 ·
Pertamaxxx
Wow cantik sekali tapi gw rasa proyek ini baru jadi 100% dgn lot2nya terisi penuh antara 7-10 tahunan kedepan.
Dan keliatannya byk yg kena gusur yah?
Satu pertanyaan dr gw kan gak ada pagar pembatas antara gedung lantas bagaimana batas antara belakang gedung dengan rumah2 penduduk itu? Apa juga gak ada pagarnya?
 
#991 ·
Cantiknya Satrio Belt



setuju,, bakal baru kelar paling cepet 10th mendatang. untuk sementara dalam 10th ini, para pengguna jalan satrio harus tabah menghadapi kemacetan yang makin hari makin menjadi-jadi. :bash:
nah,, kalo ada pembatas dari gedung ke rumah2 penduduk,, gimana dengan jalan tikus jalur para tukang ojek nganterin pelanggan ke ambas?? :eek:hno:
 
#6 ·
Ingin ikut komen boleh ya... :)

Pernah baca memang akan dibangun bunderan gt di daerah Satrio, trus dimaksimalkan adanya Monorail gt deh... (mudah2an jadi deh Monorailnya, hehehehe.... :banana:)
 
#7 ·
selesainya bakal kapan nih? ama semoga pedestriannya gak seperti yg di Jalan Sudirman yang dimana Jalan ama Pedestriannya gak di batasin dengan tanaman...
 
#9 ·
Wow..super kinclong kalau gua balik lagi ke JKT 4 tahun lagi, mudah-mudahan kagak kumuh di lokasi. Gua lihat Orchad tidak menarik lagi...malls kalah sama yang di JKT cuma menang di trotoar serta tidak kumuh bikin turis betah & jalan santai:banana:. Takashimaya & Paragon Singapore NOT lux..dibanding dengan Pacific Place & Grand Indonesia. Gua harap kalau Satrio direalkan...gua yakin Orchad bukan tujuan turis lagi buat Indonesian peoples:banana:
 
#10 · (Edited)
@ all
kalau dari masterplan DTK (Dinas Tata Kota) untuk Jl. Prof. DR. Satrio, itu bunderan yang ada pada gambar future plan memang bener bakal dibuat karena itu bagian dari plan DTK di daerah Satrio, dan juga bakal ada underpass dibawah bunderan itu, ditambah monorail... gw cukup yakin karena gw pernah minta copy masterplan daerah tersebut di DTK... bener bakal banyak penggusuran... moga-moga aja daerah satrio bener-bener bakal jadi spt yg diharapkan...(as long as mikrolet dilarang masuk satrio)...
 
#14 · (Edited)
@ all
kalau dari masterplan DTK (Dinas Tata Kota) untuk Jl. Prof. DR. Satrio, itu bunderan yang ada pada gambar future plan memang bener bakal dibuat karena itu bagian dari plan DTK di daerah Satrio, dan juga bakal ada underpass dibawah bunderan itu, ditambah monorail... gw cukup yakin karena gw pernah minta copy masterplan daerah tersebut di DTK... bener bakal banyak penggusuran... moga-moga aja daerah satrio bener-bener bakal jadi spt yg diharapkan...(as long as mikrolet dilarang masuk satrion)...
Yup, bener skali info dari ichsan :) kalau bisa, boleh masterplan dari DTK di scan dan ditaruh disini ? :)

@Nanda & VRS : emang bakal ada bunderan disitu. Liat rendering ciputra world lot 11 & lot 6 deh, kepampang jelas bunderannya :)
 
#11 ·
Seharusnya sih ini menjadi beban pemerintah untuk bersikap proaktif dalam menyiapkan infrastrukturnya... ibarat maen SimCity... kalo emang udah ada infrastruktur yang memadai, pembangunannya bisa semakin cepat. Developer manapun akan berlomba menghadirkan desain terbaik mereka karena sudah sangat menjanjikan...

Masalah traffic dlsb, lebih baik diatasi dengan penyelesaian secara politis bukan teknis... menghadirkan roundabout, underpass, busway, monorail atau pun subway dalam satu jalur bukan berarti akan menghilangkan permasalahan traffic. Hal ini cuma akan menunda meledaknya kemacetan di ruas jalan tersebut.

Yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah adalah mengurangi/membatasi jumlah mobil yang ada.

Tapi, kayaknya belum ada gubernur Jakarta yang 'berani' mengambil keputusan tersebut mengingat "isi" dari Jakarta sendiri adalah "orang-orang penting"...
yang orang militer aja ga berani apalagi yang orang sipil... :colgate:

:lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
 
#12 ·
Busettt,, macet hari2 bakal diputer kesitu :nuts: ... Emang orang bisa nyaman belanja di atas pedestrian di mana jalan raya nya macet sepanjang hari :nuts: ???

Kalau dilihat dari ukuran mal yang besar2 ... Wah apa kepikiran buat jalan kaki dari 1 mal ke mal yang lain ???? Sepengalaman aku pusat perbelanjaan di ORCHARD ROAD itu rata2 cuman toko2 atau bangunan2 berukuran sedang (gak ada yang bener2 gede kek PLAZA SNAYAN, MTA, MKG misalnya ...)
 
#15 · (Edited)
Ada kok di Jakarta kawasan di mana shopping center bener2 integrated ,,, seperti (contoh) di Kawasan BLOK M. Sama kawasan Mal Kelapa Gading,,, tapi kita gak bener2 jalan di PEDESTRIAN, soalnya memang ukuran mal2 nya sudah terlampau gede dan besar (jadi, kebanyakan orang ,,, memang dah kecapean begitu jalan di salah satu mal nya saja ... dengan catatan ukuran shopping center yang besar atau kebesaran ..) ....

Ada satu contoh lagi,, di kawasan BUNDARAN HI ,,, bisa dihitung dengan jari orang yang habis belanja (baca: Jalan-jalan) di GRAND INDO, bakal menghabiskan waktu di Ex/Plaza Indonesia .... Well, Mal Ambassador mungkin kecil (banget), tapi ITC KUningan kan lumayan besar ... Wahh, jalan kaki hmm gak bakal kebayang tuh :nuts: ..

Aku rasa ini nantinya "cuman" hanya MASTERPLAN ZONANISASI kawasan supaya CIPUTRA WORLD, MEGA KUNINGAN, dan RASUNA EPICENTRUM jadi kawasan yang SINERGIS satu sama lain .... Kalau cuman mau buat yang kek gini, seharusnya semua kawasan di Jakarta juga dibuatkan yang seperti ini ... Karena itu sudah menjadi tugas dan kerja mereka .....
 
#19 ·
^^ liat gambar ke 2 nan. Telusurin jalur monorelnya bae2. Nyelip diantara lot 6 & 11 :D:D:D

lilat ini , pojok kanan bawah

 
#22 ·
UDGL Jl Satrio Tengah Disusun



Rencana Pemprov DKI menyulap kawasan Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, menyerupai Orchard Road di Singapura, selangkah lebih maju. Sebab, Dinas Tata Kota DKI Jakarta kini tengah menyusun panduan tata kota atau urban design guide line (UDGL) rencana pembangunan kawasan Jl Satrio yang akan dijadikan pusat ritel.

“Kita sedang membuat panduan tata kotanya seperti bagaimana konsep pembangunan jalan dan tata ruang luar di kawasan Jl Satrio. Selain itu, bangunan di kawasan itu juga harus saling terhubung tanpa ada pagar pembatas seperti di kawasan Orchard Road Singapura,” ujar Wiriyatmoko, Kepala Dinas Tata Kota DKI Jakarta, di Balaikota, Selasa (27/5).

Selain itu, dalam penyusunan panduan tata kota itu juga dibahas mengenai konsep penataan transportasi di Jl Satrio. “Bagaimana pengaturan angkutan umum di Jl Satrio. Selain itu bagaimana integrasi antara angkutan umum, monorel, dan subway dengan bangunan di kawasan tersebut,” tuturnya.

Dan jika penyusunan panduan tata kota kawasan Jl Satro itu selesai, kata dia, maka akan dilaporkan kepada Gubernur Fauzi Bowo agar dapat diterbitkan dalam Surat Keputusan Gubernur DKI.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Muhayat, menjelaskan, dalam mewujudkan pusat perbelanjaan di Jl Dr Satrio, pemprov tidak mengeluarkan dana. "Pembangunan Jl Satrio sebagai pusat ritel tidak dilakukan oleh pemerintah. Pembangunan dan pembiayaan dilakukan oleh pengembang di kawasan tersebut," jelasnya.

Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov DKI ini menegaskan, pembangunan pusat perbelanjaan dan ritel Jl Satrio ditargetkan rampung dalam lima tahun ke depan. Target itu mengingat berbagai persiapan sudah dilakukan. "Pembangunan sarana pendukung juga sudah disiapkan," ujarnya.

Pemprov DKI, kata Muhayat, hanya memberi arahan pembangunan di kawasan tersebut. Jadi, semua pengembang harus ikut dengan rencana pemprov. Misalnya, setiap ada pembangunan ritel baru, maka pedestrian diharuskan untuk dapat menyesuaikan.

Sentralisasi pusat ritel besar itu, lanjutnya, karena sebagai kota besar Jakarta membutuhkan titik-titik pusat perbelanjaan. "Agar dampak lingkungan dapat diminimalisasi," ujarnya. Selain dampak lingkungan, Muhayat juga memastikan, pemerintah tidak akan melakukan penggusuran di Jl Satrio.

Pusat bisnis kawasan Jl Dr Satrio dirancang untuk membidik pangsa pasar warga Ibukota dan orang asing yang tinggal di Jakarta. Kawasan ini akan dijadikan koridor unggulan kota Jakarta.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, pemprov sudah memberikan izin kepada dua pengembang yakni Kuningan City dan perusahaan properti milik Ciputra untuk mulai melakukan pembangunan. Pembangunan pusat bisnis ini dimulai dari Jembatan Casablanca di Jl HR Rasuna Said hingga jembatan di Jl KH Mas Mansur
 
#23 ·
penggusuran dimulai.... :D

3 Bangunan di Jl Satrio Jaksel Diminta Dipindah

Jakarta - Kawasan segitiga emas Jl Satrio, Jakarta Selatan, akan disulap menjadi pedestrian ala Orchard Road Singapura. Bangunan tinggi yang memiliki pagar pun diminta untuk memberikan kontribusi jalan selebar 4 meter bagi kenyamanan pejalan kaki.

Pelaksanaan pembangunannya memang masih lama, namun 3 bangunan yang terletak di utara ujung Jl Satrio yakni DPP Partai Persatuan Daerah (PPD), bangunan milik Kedubes Iran dan rumah milik dokter, diminta untuk dipindah.

“Itu memang sebaiknya sudah harus dipindahkan, karena lokasi itu bukan diperuntukkan sebagai tempat tinggal, melainkan untuk bisnis,” kata Kepala Dinas Tata Kota DKI Jakarta Wiriyatmoko, di Kantor Dispenda, Jl Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/6/2008).

Meski demikian, kata Wiriyatmoko, ketiga bangunan tersebut termasuk bangunan milik pribadi, sehingga tidak perlu memberikan kontribusi untuk pedestrian. “Selama fungsinya masih pribadi dan tidak ada yang diganggu gugat ukurannya tetap 4 meter,” tutur Wiriyatmoko.

“Memang ukurannya nanti sedikit beragam. Tapi kalau bangunan itu ditinggikan dan dijadikan bangunan publik, maka dia harus memundurkan lahan,” lanjutnya.

Daerah di sepanjang terowongan Casablanca hingga flyover Sudirman akan diubah menyerupai Orchard Road Singapura. Jalan selebar 8 meter ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki yang melintas.

Selain akan berdiri pusat perbelanjaan dan perkantoran, puluhan atau bahkan ratusan toko kecil juga akan didirikan. Rencananya proyek ini berjalan secara bertahap selama 10-20 tahun.
 
#25 ·
bundaran terletak setelah ciputra world??
yaich....bakal banyak yg terkena gusur utk perluasan bundaran yg cukup lebar tsb...
terlihat di masterplan,
bundaran tsb menghubungkan antara kuningan ke sudirman melalui satrio, via underpass??
lalu juga menghubungkan satrio dgn gatot subroto,
n satrio dgn jalan yg ke belakang mall ambasador??
 
#26 ·
kalau dari arah sudirman ke rasuna, bunderan ada sblm ciputraworld...
sebaliknya dari arah rasuna ke sudirman, bunderan ada sesudah ciputraworld...
underpassnya itu gk panjang, hanya ada di jarak tertentu sebelum dan sesudah bunderan... kyknya dibuat cuma buat traffic yang lurus supaya gk terganggu dengan traffic yg berputar...
jalan penghubung antara bundaran ke gatot subroto, skrg ud ada, itu jalan kecil (Jl. Karet Kuningan / Guru Mughni) gk terlalu besar...
dan kalau jalan penghubung dari bunderan ke rasuna, itu melalui Jl. Karet Pedurenan (jalan sempit 2 arah penuh dengan rumah kost)...
 
#33 ·
^^
Kuning itu berarti kawasan hunian (lowrise/highrise)
Biru itu berarti kawasan umum perkantoran dan perdagangan (highrise)
Merah itu berarti kawasan fasilitas umum dan pendidikan (lowrise)
Hijau itu berarti kawasan taman dan area olahraga (lowrise)
Kalau orange itu apa ya? :|
 
This is an older thread, you may not receive a response, and could be reviving an old thread. Please consider creating a new thread.
Top