SkyscraperCity Forum banner

kendari - the bay city part III

167K views 650 replies 45 participants last post by  apit 
#1 ·
Kota Kendari



Kendari adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995.
Wilayah Luas wilayah dan topografi

Kota Kendari memiliki luas ± 295,89 km² atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan dilewati oleh sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil lautnya.
Letak geografis

Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan, mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau, yaitu Pulau Bungkutoko, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara 3º54’30” - 4º3’11” Lintang Selatan dan 122º23’ - 122º39’ Bujur Timur.
Wilayah Kota Kendari berbatasan dengan:

jumlah penduduk kota kendari saat ini mencapai kurang lebih 350.000, dengan potensi pasar mencapai kurang lebih 1juta jiwa (kendari dan sekitarnya)



wellcome to kendari...:cheers::cheers::cheers:
 
See less See more
#390 ·
Luncurkan Etios Valco, Kalla Toyota Gelar Test Drive





Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasriyani Latif

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kalla Toyota bakal menggelar acara peluncuran produk hatchback terbarunya yaitu Etios Valco. Peluncuran di Lapangan Karebosi, Makassar, pada Sabtu (30/3) mendatanga akan dikemas dengan konsep test drive.

Nursalam Dalle, Marketing Manager Kalla Toyota, mengatakan peluncuran yang dikemas dengan konsep test drive dimaksudkan agar konsumen lebih dekat dan bisa merasakan langsung Etios Valco dengan segala kelebihannya.

"Event serupa juga akan kami lakukan di Palu dan Kendari," katanya di Makassar, Rabu (27/3/2013).

Tidak seperti test drive pada umumnya, pengunjung yang mencoba langsung kenyamanan dan performa city car terbaru lansiran Toyota ini berkesempatan memperoleh hadiah menarik. Pasalnya, Kalla Toyota menyiapkan beragam hadiah, seperti gadget terbaru dan hadiah hiburan lainnya.

Bahkan, pengunjung yang tidak melakukan test drive juga berkesempatan mendapat hadiah dari games menarik yang disiapkan.

http://www.tribunnews.com/2013/03/27/luncurkan-etios-valco-kalla-toyota-gelar-test-drive
 
#395 ·
Teluk Kendari yang Eksotis, Fantastis dan Romantis



Teluk Kendari – Laut Banda yang menyusup daratan Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), merupakan suatu anugerah Tuhan yang tiada bandingannya.

Betapa tidak, Teluk Kendari yang membujur dari timur ke barat sepanjang lebih 10 kilometer dengan lebar bentangan bervariasi antara 400 hingga 1.200 meter (ukuran perkiraan lebih kurang – pen), menjadi pembeda spesifik dengan teluk lainnya di dunia.

Dengan lay-out alamnya seperti itu, di teluk ini dapat disaksikan pergerakan matahari terbit di pagi hari (sunrise) serta perguliran matahari senja (sunset) di sore hari. Bahkan panorama sunrise dan sunset di teluk ini dapat dinikmati dalam dua dimensi.

Dari pesisir ujung barat teluk terlihat matahari pagi bergerak naik dari balik bukit muara Teluk Kendari yang terhempang Pulau Bungkutoko. Bias sunrise pagi hari senantiasa membuat pesona yang eksotis berpadu beragam aktivitas di permukaan dan pesisir teluk.

Sementara dari perbukitan di wilayah kelurahan Kendari Caddi, Kampung Salo, dan Manggadua – sebelah timur teluk, dapat dinikmati sunrise dalam dimensi lain. Di lokasi tersebut sunrise terlihat muncul dari laut lepas di muara Teluk Kendari.

Matahari senja tampak pada sore hari yang cerah seolah bergulir masuk ke balik bukit-bukit di sebelah barat teluk.

Sudah merupakan event tetap di sore hari yang cerah, pantulan lembayung senja membuat lukisan-lukisan alam fantastis di permukaan perairan Teluk Kendari.

Dalam musim hujan sesekali warga yang berdiam di wilayah kecamatan Poasia – pesisir selatan Teluk Kendari, dapat menyaksikan pergerakan arak-arakan mega mendung serta permainan halilintar menggelegar di atas barisan perbukitan Taman Hutan Raya (Tahura) Murhum (dulu bernama Bukit Nipanipa) – arah utara Teluk Kendari. Sementara warga di pesisir selatan teluk, tempat menyaksikan peristiwa alam tersebut dalam suasana udara cerah dengan surya berbinar.

Hal sama seringkali sebaliknya. Dari pesisir utara teluk yang cerah disaksikan wilayah pesisir selatan disaput kabut atau diguyur hujan lebat.

Pulau Bungkutoko yang terbentang persis di mulut teluk, membuat Teluk Kendari bebas dari karakter ganas gelombang Laut Banda.

Keberadaan pulau berpasir putih ini, selain berpotensi dan punya prospek dikembangkan sebagai obyek rekreasi/hiburan warga kota Kendari, membuat perairan teluk tenang bagai permukaan sebuah danau.

Tak heran pula jika pada siang terik terkadang dengan kasat mata terlihat bagaimana permukaan Teluk Kendari berwujud bagai sebuah cermin kristal raksasa memantulkan cahaya keras ke cakrawala bebas.

Susah sekali mendapat suasana alam yang romantis seperti suasana sekeliling Teluk Kendari saat-saat malam bulan purnama.

Suasana alam Teluk Kendari dan sekitarnya, ditengok dari sudut mana saja dalam berbagai dimensi waktu, duh…, eloknya!

http://mahajinoesa.wordpress.com/2013/03/27/teluk-kendari-yang-eksotis-fantastis-dan-romatis/
 
#401 · (Edited)
Santai Sore Di Teluk Kendari


April 20, 2013 by siskanurifah in Traveling | Permalink

Januari 2012
Bersantai di Teluk kendari

Bersantai di Teluk kendari



Sore itu, warung-warung kecil terlihat berjejer rapi disepanjang bibir Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ada yang bernama Cafe Pink, Red Cafe, Yellow Cafe, Green Cafe, dan nama-nama warna lainnya. Payung-payung besar berwarna-warni bertaburan. Lengkap dengan meja dan kursi-kursinya, beberapa menyesuaikan warna dengan nama warungnya pula. Sesekali diselingi pepohonan trembesi yang membuat sejuk. Beberapa warung menampilkan life music, adapula yang menyajikan musik-musik dari tape dan speaker besar. Sementara, motor dan mobil pengunjung terparkir pula sepanjang teluk. Pemandangan ini hanya bisa anda temui di Teluk Kendari, tepatnya disepanjang jalan Edy Sabara, mulai pukul 4 sore hingga pukul 3 pagi, setiap harinya. pasalnya, di pagi dan siang hari, warung-warung nonpermanen ini akan menghilang.
Muda-mudi Kendari berkumpul menghabiskan waktu

Muda-mudi Kendari berkumpul menghabiskan waktu








Belum ke Kendari, jika tidak santai sore di Teluk Kendari. Ya, santai-santai sore di Teluk ini memang menjadi salah-satu ikon masyarakat disana, terutama para kawula muda untuk melepas penat. Salah-satunya Yasin, 23 tahun, yang sore itu nampak asik bersantai bersama kawan-kawan kampusnya di Universitas Haluoleo.
“Ini tempat favorit, sambil memandang matahari yang terbenam bersama teman-teman. Suasananya mahal, tapi makanannya murah-murah,” ujar Yasin salah-satu pengunjung yang kami temui.



Tak hanya para pemuda-pemudi, lokasi yang hanya memakan waktu lima menit dari kota ini pun sering didatangi para karyawan sepulang mengantor, maupun anak-anak dan para orangtuanya. Sore hari menjadi waktu yang paling tepat untuk nongkrong. Letaknya ditengah teluk dan terhalang pegunungan membuat terpaan angin laut tidak kencang dan terasa sejuk. Suasana pun semakin nikmat dengan pemandangan laut dan matahari yang pelan-pelan tenggelam (sunset).
Semakin malam, teluk Kendari semakin ramai. Apalagi saat hari-hari libur dan akhir pekan.
Sarabba &

Sarabba & Pisang Goreng cocol Sambal khas Teluk Kendari



Tak hanya bersendagurau, para pengunjung juga bisa menikmati serangkaian kuliner ringan yang nikmat, salah-satunya Sarabba. Minuman hangat khas Sulawesi ini terbuat dari jahe, gula merah dan santan, merupakan racikan Leo Pirla Cafe, yakni warung yang paling pertama berdiri dan menjadi favorit para pengunjung.Tersedia berbagai macam sarabba, yakni sarabba biasa, sarabba milo, sarabba susu, Sarabba telur, dan lainnya dengan harga Rp6000-Rp10 ribu. Paling tepat dinikmati bersamaan dengan aneka gorengan (kandoang) murah meriah, seperti ubi, bakwan, singkong. Uniknya, pisang goreng disini dimakan dengan cocolan sambal ubi, yang terbuat dari tomat, ubi parut, gula merah, dan lombok giling.
Masyarakat juga bisa bersantai sambil mencicipi Taraju yakni singkong yang ditumbuk dan ditaburi gula pasir, jagung bakar, atau bersama-sama menyantap buah durian yang dijual murah dan berbagai minuman ringan lainnya sambil menikmati indahnya pemandangan Teluk Kendari.

Pantai Nambo





Pantai Nambo

Selain Teluk Kendari, Pantai nambo juga menjadi lokasi wisata favorit masyarakat disana. Terletak di Kecamatan Abeli, pantai ini hanya berjarak 15 kilometer dari kota atau 30 menit dengan berkendara. Banyak wisatawan lokal dan luar yang datang memboyong keluarganya.



Tempat ini akan sangat ramai saat akhir pekan tiba. Dengan hamparan pasir putih landai dan tenang, sangat nyaman bagi anak-anak maupun orang dewasa yang ingin bermain air.
Jika ingin duduk-duduk santai memandang laut, tersedia puluhan bsaung-saung kecil beratap warna-warni yang semuanya menghadap pantai. Es kelapa muda dengan siraman gula merah yang banyak dijual para ibu-ibu disini pun siap memuaskan dahaga anda. Tambah nikmat dengan mencicipi buah Mangga segar dan manis yang dijual murah.

Lezatnya Pokea dan Sinonggi
Pokea & Goho

Sate Pokea & Gogos



Kurang afdol rasanya, jika tidak mencicipi kuliner otentik Sultra. Berburu Sate Pokea bisa menjadi pilihan yang tepat bagi anda. Pokea merupakan sejenis kerang air tawar yang banyak hidup di sepanjang sungai Pohara. sate Pokea ini hanya bisa ditemui di disepanjang sungai Pohara yang berjarak 25 kilometer dari Kota ini. Disini, berdiri warung-warung yang menawarkan sate pokea.

Sungai

Sungai Pohara

Pokea dimasak dengan cara direbus, stelah matang pokea disusun dengan tusuk sate, kemudian diberi bumbu kacang sama seperti sate umumnya. Rasanya lembut dan gurih, dengan tekstur yang unik dan segar karena langsung diambil dari sungai. Paling sedap disantap bersama dengan gogos (sejenis lemper, dari ketan dibungkus daun pisang dan dibakar). Sate pokea ini dijual dengan harga Rp1000 pertusuk.

& Sinonggi





Ikan Palumara & Sinonggi

DSCN2895

Tidak kalah lezat, menu Sinonggi (terbuat dari sagu, mirip makanan papeda dari Maluku). Salah-satu yang terkenal adalah Sinonggi Rumah Makan Sanjaya di Jalan Asrama Haji, Wuawua, Kendari. Sinonggi ini sangat serasi didampingkan dengan Ikan Palumara (kakap merah) makanan khas Sulawesi. kakap segar ditumis dengan bumbu, kemudian diberi kuah. Rasanya pedas dan menyegarkan. Sinonggi pun bisa juga disandingkan dengan Kambatu, daging sapi yang dibakar, dipotong kecil-kecil dan direbus dengan bumbu-bumbu khas dan potongan tomat. Hanya dengan Rp25 ribu, anda bisa mendapat seporsi Sinonggi, Ikan Palumara, dan sayur bening.


http://siskanurifah.wordpress.com/2013/04/20/santai-sore-di-teluk-kendari/
 
#408 ·
DPRD Sultra, Pertanyakan Penggusuran Tugu BKKBN



kendariKOTAKU.com – Pembahasan rencana penggusuran aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) berupa tugu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang terletak di bilangan Jalan MT Haryono (perempatan pasar baru) kembali dipertanyakan oleh Dewan Perwakiran Rakyat Daerah (DPRD) Prov. Sultra
Ketua Komisi II DPRD Sultra, Suwandi Andi, beberapa waktu lalu menuturkan, bahwa lampu lalu lintas yang berada diperempatan pasar baru tersebut belum juga difungsikan. Sementara anggaran untuk pembangunan lampu lalu lintas tersebut sudah digelontorkan yakni sekitar Rp. 400 juta.
Menurut Suwandi, hingga kini belum ada usulan dari Pemrov untuk membahas penggusuran tugu BKKBN yang notabene adalah aset daerah Sultra, dan pihak DPRD Sultra juga belum mendapatkan informasi terkait usulan rencana pembahasan penanganan aset daerah tersebut.
“Mestinya sudah harus ada rencana pembahasan agenda penggusuran tersebut, jangan sampai akan merugikan pemerintah sendiri terlebih masyarakat banyak,” harapnya
Oleh karena itu, untuk memperlancar percepatan penggusuran aset daerah tersebut, Pemprov diharapkan untuk secepatnya merilis hal-hal yang harus disiapkan agar pengoperasian lampu jalan bisa berjalan sebagaimana mestinya.


sumber : http://kendarikotaku.com/kendari-news/dprd-sultra-pertanyakan-penggusuran-tugu-bkkbn.html
 
#405 ·
kendari dari arah kota lama

kelihatan sekali kalau kawasan kec. kendari/kotalama sdh kurang berkembang (kanan)
dan kec. Abeli (kiri) disisi teluk itu, sedang yang jauh disana adalah kec. kadia dan kec. wua2 yang terus berkembang

kalau nanti ada jembatan penghubung antara kec. kendari kota lama dengan kec. abeli
maka kawasan ini akan kembali semarak seperti jaman dulu. :)

 
#406 ·
Helikopter Puma Obrak-Abrik
Tenda Upacara
KENDARI, SULTRA ONLINE
Tidak ada yang menyangka, perayaan
upacara HUt Sultra dilapangan SSDC MTQ,
menjadi sangat meriah dengan kehadiran
Helikopter milik Angkatan Udara RI.
Namun kehadiran heli jenis puma itu
sempat memporak-porandakan tenda dan
beberapa atribut di resepsei upacara
perayaan HUT Sultra, Sabtu, (27/4).
Awalnya upacara berlangsung normal,
dengan ditandai pengibaran bendera
merah putih dan sambutan dari Gubernur
Sultra, H. Nur Alam.
Tetapi, keadaan mulai berubah, ketika
usai upacara muncul, 47 penerjun payung
yang meluncur dari pesawat hercules
menuju lapangan upacara yang telah
dipadati ribuan masyarakat Kota Kendari.
Para penerjun tersebut masing-masing
membawa bendera masing-masing
kabupaten/kota di Sultra, serta lambang
muspida dan beberapa satuan keamanan
yang ada.
Masyarakat menjadi lebih gemuruh, ketika
Helikopter yang didatangkan langsung dari
Bogor itu, melintas dengan jarak rendah
diatas kerumunan masyarakat yang
menyaksikan resepsi perayaan HUT Sultra
tersebut.
Peristiwa ini membuat tenda-tenda milik
tamu dari luar daerah terbongkar seperti
terkena angin puting beliung.
Tidak sampai disitu, masyaralat kembali
dibuat tercengang ketika, para anggota
TNI AU tersebut mempragakan cara
membebaskan sandera dari tangan
teroris.
Suara tembakan dan ledakan pun
ditujukan kepada masyarakat yang makin
memadati area upacara.
Tepuk tangan dari masyarakat pun
menjadi suara paling nyaring yang
terdengar saat para personil berhasil
menyelamatkan sandera dengan
dramatis.
Melihat antusias masyarakat terhadap
acara tersebut, Gubernur Sultra, Nur Alam
meminta untuk mendaratkan Helikopter
tersebut diarea upacara untuk dinikmati
langsung oleh masyarakat.
Permintaan tersebut langsung dikabulkan
oleh Danlanud Kendari. Hasilnya para
masyarakat mengerumuni salah satu
perlengkapan perang milik Indonesia
tersebut.
Tidak hanya itu, ketika giliran Pemda
Muna yang menampilkan atraksi
perkelahian kuda dilapangan upacara.
Masyarakat kembali terhipnotis dengan
salah satu kebudayaan asli milik Sultra ini.
Gubernur pun yang sementara menikmati
makan siang, rela meninggalkan
makanannya hanya untuk menyaksikan
dua hewan asli Muna ini berkelahi.
"Kali ini masyarakat benar-benar terhibur.
Kita akan rutin lakukan ini setiap
tahunnya," ujar Nur Alam, saat mengobrol
dengan salah satu wartawan koran ini.
(yas/amo)

http://sultra-online.com/kota/1739-helikopter-puma-obrak-abrik-tenda-upacara
 
#407 ·
Aktivis Perempuan Tolak
Raperda Busana
Posted by Ery Gusman | Tuesday, 30 April
2013
KENDARINEWS.COM: Gagasan anggota
DPRD Kota Kendari membuat peraturan
daerah (Perda) busana bagi wanita mulai
menjadi "batu" sandungan. Suara
penolakan bermunculan, dan bahkan
datang dari kaum itu sendiri. Sejumlah
aktivis perempuan menilai rancangan
Perda itu sebagai sebuah bentuk
diskriminasi dan tak layak diterbitkan. "Ini
merupakan jenis kekerasan baru dan
bentuk diskriminasi. Kalau alasannya
untuk mencegah kekerasan terhadap
kaum perempuan, yang mesti dibenahi itu
keimanan dalam masyarakat, kembalikan
pada pribadi masing-masing. Bukan malah
mengatur pakaiannya," sindir Husnawati,
Direktur Rumpun Perempuan Sultra,
Senin (29/4).
Pernyataan serupa juga dilontarkan
Aktivis Perempuan lainnya, Susyanti
Kamil. Dia menilai Raperda itu tak
memiliki indikator kuat dalam membuat
batasan berbusana. Nilai sopan berbusana
itu menurutnya tidak terbatas. "Kami
menolak dengan keras gagasan Perda itu.
Terlalu jauh masuk dalam hal privasi yang
tidak semestinya diterbitkan. Apa
landasannya?. Kendari ini memiliki
masyarakat majemuk, tentunya juga
berbeda dalam memaknai batasan
berbusana. Ini menciptakan diskriminasi
gender dan melanggar hak azasi," tegas
Direktur Umum Walhi Sultra tersebut.
Sebelumnya, Ketua Komisi I DPRD Kota
Kendari, Chulafau Rasyidin mengaku, saat
ini rancangan aturan itu tinggal menunggu
pengesahan saja. "Mengenai aturan
berbusana untuk para wanita sudah
masuk dalam agenda pembahasan Perda,
tinggal yang kita lakukan sekarang adalah
tanggapan masyarakat. Meskipun kami
akui pro kontra akan tetap terjadi, akan
tetapi demi kepentingan bersama tidak
ada salahnya kita berpikir baik. Untuk apa
sukses di bidang pembangunan fisik,
sementara kita lemah dalam
pembangunan moral," argumennya.
Chulafau berharap mendapat dukungan
dari LSM bidang perempuan untuk
memberi masukan terkait teknis
penerapan aturan tersebut. (p2/KP)

http://lokal.kendarinews.com/index.php?option=com_content&task=view&id=44390&Itemid=55
 
#414 ·
^^
Whatttt...HUT Kendari masih di angka 182 ya bro? gak jauh beda ama Batam, tahun ini menuju 184 :)

Semoga dengan HUT Kota Kendari, Kendari makin maju dan rising..., kota yang di berkahi oleh Allah SWT, dan Kendari Exponya Sukses jaya Sentosa, Aamiin! Go Kendari Go...:banana::banana:
 
#410 ·
Ketika Lansia
Mengikuti Lomba
Bergoyang...


Penulis: Kontributor Kendari, Kiki Andi
Pati
Dibaca 174 kali
Jumat, 3 Mei 2013 | 17:36 PM
Para lansia dari Kelurahan Watuwatu,
Kecamatan Kendari Barat
memperlihatkan gerakan goyang
gayung dalam lomba serangkan HUT
Kota Kendari ke-182 yang digelar di
taman kota Kendari
Photo: KOMPAS.com/ Kiki Andi Pati
KENDARI, KOMPAS.com - Usia
tua bukanlah penghalang untuk
melakoni aktivitas seni.
Setidaknya semangat itulah yang
ditunjukkan ratusan wanita
lanjut usia (lansia) yang
mengikuti lomba senam dan
goyang gayung Lansia pada
rangkaian peringatan HUT
ke-182 Kota Kendari yang digelar
di taman kota Kendari, Jumat
(3/5/2013).
Dengan diiringi irama dangdut
dan lagu kebangsaan "Bangun
Pemuda Pemudi", ratusan lansia
yang mewakili 64 kelurahan di
Kota Kendari tak mau kalah
dengan generasi muda untuk
mempertontonkan
kepiawaiannya berolah gerak.
Mengingat usia mereka sudah
memasuki 51 tahun ke atas,
wajar-wajar saja jika mereka
menari dengan nafas ngos-
ngosan. Bahkan di antara
mereka bergoyang sambil
menyalami panitia dan dewan
juri yang menilai lomba
tersebut.
Secara keseluruhan, atraksi para
lansia itu mampu
"menghipnotis" para penonton
untuk tidak beranjak dari taman
kota Kendari sebelum
pertunjukan usai. Wali Kota
Kendari Asrun yang juga ikut
menyaksikan lomba senam dan
goyang gayung sangat
mengapresiasi kegiatan unik
tersebut, karena baru pertama
dilakukan di Kendari.
Menurutnya, senam merupakan
salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menjaga
kesehatan, meskipun sudah
beranjak tua, tetapi semua
orang harus menjaga kesehatan.
"Semua orang memang akan
tua, tapi kalau bisa jangan
sampai kita juga dimakan usia,
rajin-rajinlah mengikuti
olahraga seperti senam, dengan
begitu kita juga bisa mencegah
diri kita dari penyakit jantung
dan beberapa penyakit lainnya
karena usia," katanya.
Ia mengatakan, kegiatan ini bisa
berkelanjutan setiap tahun. Atau
dalam setiap even yang digelar
Pemerintah Kota Kendari harus
dibarengi dengan kegiatan
seperti ini.
"Kalau perlu, para ibu-ibu yang
belum lansia harus aktif ikut
melaksanakan kegiatan senam
seperti ini agar tidak cepat
menjadi lansia. Artinya kita
harus melawan ketuaan,"
katanya.
Sementara itu, salah seorang
peserta senam Lansia, Waode
Deti (65) mengaku senang bisa
mengikuti acara seperti itu
karena bisa dijadikan sarana
menyehatkan tubuh meskipun
sudah berusia senja.
"Hanya tiga hari kami latihan
untuk ikut kegiatan ini, tetapi
kami berusaha untuk tampil
sebaik mungkin, meskipun
gerakan kami tidak bisa
sempurna," kata perwakilan dari
Kelurahan Rahandouna ini.
Aksi para lansia ini mengundang
tawa para penonton yang
memadati lokasi lomba. Seusai
senam dan goyang gayung,
setiap peserta lomba mendapat
bingkisan dari ketua TP PKK Kota
Kendari, Sriyastin.

http://regional.kompas.com/read/2013/05/03/1736512/Ketika.Lansia.Mengikuti.Lomba.Bergoyang.
 
#417 ·
Teluk Kendari, Jaman Jepang Dikawal Puluhan Benteng Pertahanan





Belum ada data pasti sejak kapan wilayah pesisir Teluk Kendari mulai dilirik sebagai tempat pemukiman. Yang pasti, dalam Perang Asia Timur Raya (Perang Dunia II) teluk ini mendapat pengawalan ketat dari balatentara Jepang.

Hal itu dapat dibuktikan dengan peninggalan sejumlah bekas benteng atau goa-goa pertahanan Jepang di seputar muara dan sepanjang pesisir Teluk Kendari.
Gambar

Peta Teluk Kendari/Sumber : Google – visitkendari.blogspot.com

Sampai dekade tahun 70-an, masih dapat disaksikan sejumlah goa bekas pertahanan Jepang di seputar muara Teluk Kendari seperti di Ponnangka (Mata) dan kassiponco (Mangara Bombang) lengkap dengan meriamnya. Bekas goa Jepang di Kassilampe dan ujung barat Pulau Bungkutoko.

Sedangkan di pesisir teluk terdapat lebih dari sepuluh buah goa pertahanan Jepang yang dibangun di kaki bukit mulai dari cekungan Kendari Caddi hingga wilayah pelabuhan Kendari. Di cekungan batas antara Talia dan Pulau Pandang (pesisir selatan Teluk Kendari) terdapat sebuah goa pertahanan Jepang yang cukup besar. Pada mulut goa itu terdapat bangunan beton berbentuk tabung raksasa dikelilingi semacam jendela kecil-kecil.

Goa-goa pertahanan Jepang tersebut sebagian besar telah runtuh dan sengaja dihancurkan untuk kepentingan perluasan lahan pemukiman warga.

Ketatnya pengawasan teluk oleh pihak Jepang kala itu, kemungkinan karena posisi strategis Teluk Kendari sebagai pangkalan konsentrasi yang aman bagi armada laut untuk melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah bagian timur Indonesia hingga Samudera Pasifik.

Saat tahun-tahun awal terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara, pesisir Teluk Kendari masih sepi dari pemukiman. Beberapa tempat konsentrasi penduduk di pesisir teluk, seperti di Talia, Lapulu, Pudai, Kendari Caddi, Sodohoa, Benu-benua dan Ponggoloba masih dalam suasana kampung yang kental.

Penduduk di lokasi tersebut umumnya membangun tempat-tempat pemukiman dalam bentuk rumah-rumah panggung di pesisir teluk.

Kota Kendari sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara kala itu, menempati areal tidak lebih dari 3 km persegi – mulai dari pelabuhan Kendari (sekarang pelabuhan samudera) hingga tanah-tanah datar di lereng bukit seputar lokasi Mesjid Raya pertama kota Kendari.

Sekedar mengingatkan, bahwa di areal inilah mulanya terkonsentrasi kantor-kantor pemerintahan jawatan dinas Provinsi Sultra.

Bersisian dengan lokasi Mesjid Raya pertama kota Kendari, dulu terletak rumah jabatan pertama Gubernur Sultra serta gedung pertemuan ‘Wekoila’. Pada dinding bukit di arah timur gedung Wekoila dipasang tulisan nama kota Kendari dalam huruf berukuran besar, terbuat dari kayu bercat putih. Tulisan KENDARI di dinding bukit tersebut jelas terbaca oleh mereka yang melakukan kegiatan pelayaran masuk keluar Teluk Kendari. Landmark kota Kendari ini rontok setelah dilakukan penggusuran bukit untuk kepentingan pembangunan kota.

Pasar pertama kota Kendari berlokasi dekat pelabuhan Kendari. Arah timur pasar, terdapat sebuah lapangan yang berpagarkan kulit-kulit bom ukuran besar. Kulit-kulit bom tersebut konon merupakan amunisi sisa-sisa Perang Dunia II yang dulunya banyak tersebar di dasar perairan Teluk Kendari.

Di tengah lapangan kecil yang sering dijadikan tempat pameran dan pertunjukan-pertunjukan hiburan oleh pemerintah Provinsi Sultra itu, terdapat tugu berlabel ‘Korban 40.000 Jiwa.’

Sekitar pesisir Teluk Kendari yang kini telah direklamasi menjadi pelabuhan kapal layar motor, dahulu juga ada sebuah tugu ‘Proklamasi 17 Agustus 1945.’

Tugu yang tegak persis di perairan teluk tersebut menjadi lokasi tempat berkumpulnya massa rakyat menyaksikan lomba dayung dan lomba perahu layar yang diprakarsai pemerintah setiap tahun di Teluk Kendari dalam rangkaian memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan RI. Stasiun RRI Kendari pertama berlokasi tak jauh dari tugu tersebut.

Namun, dengan berbagai dinamika perkembangan telah menjadikan banyak hal di Teluk Kendari kini hanya merupakan nostalgia.
Gambar

Meriam peninggalan Jepang di Mata, Kendari/Foto: Goggle -ippmakmalang.org

Kemajuan motorisasi armada laut, misalnya, secara otomatis telah menghapus event lomba perahu layar dalam perairan Teluk Kendari. Teluk tidak lagi diwarnai barisan perahu layar bergerak keluar Teluk Kendari mengikuti hembusan angin darat di pagi hari dan rombongan perahu layar itu kembali memasuki teluk mengikuti hembusan angin laut pada siang hari, seperti dulu.

Istilah ‘papalimba’ bagi perahu dayung yang digunakan sebagai alat transportasi angkutan umum Teluk Kendari dulu, kini juga telah pupus dengan adanya motorisasi sarana angkutan laut yang lebih efektif dan efisien.

Teluk Kendari telah menjadi saksi sekaligus bukti adanya kemajuan peradaban manusia khususnya mereka yang bermukim di pesisirnya.

Sangat disayangkan, pergerakan peradaban tersebut belum banyak diimbangi kepedulian untuk tetap menjaga dan memelihara kealamian Teluk Kendari sebagai suatu anugerah Tuhan yang jarang bandingannya.

Pendangkalan teluk yang tampak kian meluas setiap tahun, sebagai contoh. Demikian pula masih adanya kebebasan mereklamasi pesisir untuk berbagai keperluan, benar-benar telah merusak sejumlah kondisi fisik Teluk Kendari.

Dulu, perairan Teluk Kendari menyentuh hingga kaki bukit di cekungan Kendari Caddi hingga tepi jalanan depan asrama tentara Kampung Salo. Tapi kini berpuluh hektar laut teluk di cekungan tersebut telah ditimbun dan dijadikan lokasi pemukiman warga.

Lokasi kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang dibangun berhadapan dengan lokasi asrama tentara Kampung Salo adalah bagian dari Teluk Kendari yang telah ditimbun menjadi daratan.

Pendangkalan dan reklamasi yang tak terkendali, serta masih dibiarkannya perairan teluk sebagai tempat pembuangan atau muara dari semua drainase Kota Kendari seperti yang kini sedang berlangsung, bukan tidak mungkin dalam beberapa waktu ke depan Teluk Kendari akan berubah menjadi semacam sebuah kanal saja.

Kalau begitu nanti kejadiannya, Oooo….la…laaa!

http://mahajinoesa.wordpress.com/20...an-jepang-dikawal-puluhan-benteng-pertahanan/
 
This is an older thread, you may not receive a response, and could be reviving an old thread. Please consider creating a new thread.
Top