SkyscraperCity Forum banner

[GREATER SEMARANG] The Investment Gate of Central Java

549K views 3K replies 109 participants last post by  IddoSp 
#1 · (Edited)
Greater Semarang

Suburbanization has occurred to a great extent in Java, and Semarang is no exception. Greater Semarang was initially defined as Semarang, Semarang Regency, the newly carved Salatiga city, Kendal Regency, and Demak Regency. The more recent official definition (all of which have acronmys) is called Kedungsapur, an acronym for "Ke"ndal+"D"emak+"Ung"aran+"Sa"latiga+"Pur"wodadi. This includes Ungaran (already counted as Semarang Regency) and Purwodadi, Grobogan Regency. It is Indonesia's 4th largest metropolitan area, after Greater Jakarta, Gerbangkertosusila (Surabaya), and Bandung Metropolitan Area.

Kota Semarang

Semarang (pronounced [səˈmaraŋ]) is a city on the north coast of the island of Java, Indonesia. It is the capital and largest city of the province of Central Java. It has an area of 305 km² and a population of approximately 1.5 million people, making it Indonesia's 9th most populous city. Greater Semarang (aka Kedungsapur) has a population of close to 5 million (see Greater Semarang section), and is located at 6°58′S 110°25′E. A major port during the Dutch colonial era, and still an important regional center and port today, the city has a dominant Javanese population.
Kabupaten Semarang


Geography

Administratively, Semarang Regency borders to Kendal and Temanggung in the west, Salatiga City in the south, Grobogan and Demak in the east and Semarang Municipality in the north.

Geographically, it is located between 110 14 54,75 110 39 3 East Longitude and 7 3 57 7 30 South Latitude.[1]Semarang Regency area is 95,020 Ha. It is recorded that 70,602 Ha is non rice field area, and 24,417 Ha of rice field area.

Air temperature in this regency is relatively cold because it is located in the height of 318 1450 m asl. Ungaran Barat Subdistrict is the lowest area, and Getasan Subdistrict is the highest. In 2005 there was 97 raindays and in 2007 was 83 raindays. Bawen subdistrict is an area with the most raindays intensity (144 days) and Suruh Subdistrict the least (30 days).

--------

Administrative

This regency consists of several districts as follows:
1. Ungaran Barat
2. Ungaran Timur
3. Bergas
4. Pringapus
5. Bawen
6. Bringin
7. Tuntang
8. Pabelan
9. Bancak
10. Suruh
11. Susukan
12. Kaliwungu
13. Tengaran
14. Getasan
15. Banyubiru
16. Sumowono
17. Ambarawa
18. Jambu
19. Bandungan
KEDUNGSAPUR (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, & Purwodadi) adalah salah satu wilayah metropolitan di Indonesia yang meliputi area di sekitar Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. KEDUNGSAPUR juga kadang disebut dengan istilah Wilayah Metropolitan Semarang / Greater Semarang.

Greater Semarang terdiri dari wilayah-wilayah administrasi sebagai berikut:
- Kota Semarang
- Kota Salatiga
- Kabupaten Kendal
- Kabupaten Demak
- Kabupaten Semarang
- Kabupaten Grobogan

Berikut adalah profil singkat Kabupaten/Kota tersebut:


Kota Semarang


Ibukota : -
Luas Wilayah : 373,67 Km2
Jumlah Penduduk (Sensus Penduduk 2010) : 1.555.984 Jiwa


Kota Salatiga


Ibukota : -
Luas Wilayah : 17,87 Km2
Jumlah Penduduk (Sensus Penduduk 2010) : 170.332 Jiwa


Kabupaten Kendal


Ibukota : Kendal
Luas Wilayah : 1.002,23 km2
Jumlah Penduduk (Sensus Penduduk 2010) : 900.313 Jiwa


Kabupaten Demak



Ibukota : Demak
Luas Wilayah : 897,43 Km2
Jumlah Penduduk (Sensus Penduduk 2010) : 1.055.579


Kabupaten Semarang


Ibukota : Ungaran
Luas Wilayah : 981,95 Km2
Jumlah Penduduk (Sensus Penduduk 2010) : 930.727 Jiwa


Kabupaten Grobogan


Ibukota : Purwodadi
Luas Wilayah : 1.975,865 Km2
Jumlah Penduduk (Sensus Penduduk 2010) : 1.308.696 Jiwa



Jumlah penduduk keenam kabupaten/kota tersebut adalah 5.921.631 jiwa (sensus penduduk 2010) dengan luas wilayah keseluruhan sebesar 5.249,015 Km2.


Source:
http://www.jatengprov.go.id/
http://jateng.bps.go.id/sp2010/booklet3300.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Central_Java
 
#162 ·
Demo Tukang Becak di Balai Kota Ricuh

SEMARANG, suaramerdeka.com - Ratusan pengemudi becak menggruduk Balai Kota Semarang, Selasa (5/1) pagi. Dengan membawa becaknya masing-masing mereka menggelar aksi demo terkait razia becak yang dilakukan oleh Satpol PP kemarin (Senin-red).
Mereka juga membentangkan poster dan spanduk: bertuliskan "Kami Menuntut Becak-becak Dikembalikan dan Kami menuntut Perlindungan terhadap profesi Pengemudi Becak Kota Semarang, "Kami bukan maling atau koruptor Kembalikan Becak Kami,".

Disinyalir, para tukang becak itu emosi karena mereka resah dengan razia Satpol PP yang dilakukan pada senin lalu di sejumlah jalan protokol Semarang. Seperti di jalan Karangayu, Pemuda, Pahlawan, dan Simpanglima. Padahal, menurut mereka belum ada Perda yang melarang becak mangkal di beberapa jalan protokol tersebut.
http://www.suaramerdeka.com/v1/inde.../144316/Demo-Tukang-Becak-di-Balai-Kota-Ricuh

^^maslah yg belum jelas:bash:
harusnya bisa dimanfaatkan untuk angkutan wisata, tapi tukang becak nya juga ngeyel ya, udah ada rambu kawasan bebas becak masih juga nylonong, piye jal?:lol:
 
#172 ·
^^maslah yg belum jelas:bash:
harusnya bisa dimanfaatkan untuk angkutan wisata, tapi tukang becak nya juga ngeyel ya, udah ada rambu kawasan bebas becak masih juga nylonong, piye jal?:lol:
Ada rambu tapi tidak ada edukasi atau training... Mestinya pemkot dan pihak perhubungan maupun kepolisian menerbitkan suatu surat izin untuk becak. Becak yang tanpa izin, dan pengemudi becak yang tidak memiliki izin mengendarai mestinya dilarang untuk mengemudi.

Training dan proses edukasi diperlukan agar rambu-rambu itu tidak sekedar menjadi penghias jalan tapi dimengerti oleh pengguna jalan dan ditaati... Kalau nggak ngerti gimana bisa mentaati..
 
#164 ·
Tiga Kali diperbaiki, Jalan Agus Salim Rusak Lagi

SEMARANG, suaramerdeka.com - Meski sudah diperbaiki 3 kali, Jalan H Agus Salim dikawasan Pasar Johar Semarang masih terlihat rusak parah.

Hal itu terlihat dari pantauan suaramerdeka.com pada Selasa (05/02), sehingga beberapa pengendara baik mobil maupun sepeda motor yang melintas harus berhati-hati. Bahkan, bak kontrol (pengontrol Drainase) pun banyak yang rusak dan Jalan banyak yang berlubang.
......
http://www.suaramerdeka.com/v1/inde...a-Kali-diperbaiki-Jalan-Agus-Salim-Rusak-Lagi

^^ perbaikan drainase kemarin gak ada efek nya ya??:bash:
 
#165 ·
Perbaikan Jalan, Bina Marga Tunggu musim Hujan Selesai

SEMARANG, suaramerdeka.com - Warga tampak pasrah dengan kondisi infrastruktur jalan yang rusak, baik jalan kota maupun jalan pemukiman, menyusul tidak segera dilakasanakannya perbaikan, seehingga terkesan ada pengabaian pemerintah.

"Ya kami sudah siapkan dana sebesar Rp 226 miliar, untuk biaya perawatan dan perbaikan selama tahun 3013. Dana itu 60 persennya kami alokasikan untuk kawasan pinggiran kota Semarang," kata Iswar Aminudin, Kepala Dinas Bina Marga Kota Semarang.

Jika pihaknya belum juga memulai perbaikan, karena memang menunggu sampai musim hujan selesai. "Sangat tidak mungkin kami mengerjakan perbaikan dalam cuaca hujan pasti akan rusak lagi. ya saya minta warga untuk bersabar, karena kami memang gunakan cara mengantre, mana dulu jalan yang harus diperbaiki," lanjut Iswar.

Dinas Bina marga dan Dinas Tata Kota (DTK) seolah tak bertanggungjawab pada keberadaan jalan-jalan itu. Mengapa warga sering protes, karena seolah pemerintah hanya mengumbar janji untuk memulai perbaikan.
http://www.suaramerdeka.com/v1/inde...n-Jalan-Bina-Marga-Tunggu-musim-Hujan-Selesai
 
#168 ·
Dana yang cukup banyak untuk perawatan infrastruktur. Berharap sisa-sisa perbaikan drainase segera dibereskan. Kalau bisa di lapis ulang aspalnya (beda lho, ini bukan tambal sulam). Jadi masyarakat bisa menikmati kualitas jalan yang mulus.

Sekilas info tdi lewat jl siliwangi, aspal baru tampak sudah mulai retak dan "njeglong" (bahasa indonesiane opo jal?) :bash:, tepatnya ruas jl yg deket pabrik saka tinta.
 
#171 ·
^^^^^^pelebaran jalan Semarang-Bawen itu sebenarnya sudah lama sekali, dan baru bisa mulai sekarang. Tapi sip lah, supaya kapasitas dan kwalitasnya lebih oke, terutama untuk mengakomodasi sepeda motor yang jumlahnya makin bertambah dan juga untuk truk-truk besar yang melayani mobilisasi barang dan material pabrik-pabrik besar sepanjang Semarang- Bawen.
 
#178 ·
Sampah Mulai Cemari Banjirkanal Barat

SEMARANG, suaramerdeka.com - Onggokan sampah yang mulai mencemari Sungai Banjirkanal Barat, khususnya di wilayah jalan Kokrosono Semarang mulia mengkhawatirkan. Sebab jika dibiarkan akan menjadi embrio tumpukan sampah yang lebih besar. Pasca selesainya pembangunan normalisasi Sungai Banjirkanal Barat, kondisi dan kualitas air sungai yang pembangunan terintergrasi dengan megaproyek Waduk Jatibarang itu tidak berubah.
Di sana-sini sampai saat ini, banyak onggokan sampah, khususnya penumpukan sampah itu berada di sekitar jembatan utama di wilayah Kelurahan Bonjong Salaman, Semarang Barat.
Tidak adanya perhatian pihak terkait, ditakutkan akan merusak konsep yang sedang disusun pemerintah pusat melalui Ditjen Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kementerian PU, Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang. Yakni kawasan ini bakal menjadi river aminety atau kenyamanan sungai.
Dengan panjang sekitar 10 km, sungai tidak lagi berfungsi sebagai saluran pembuangan menuju laut tapi dijadikan ruang terbuka hijau dan air, untuk kegiatan rekreasi masyarakat.
Untuk itu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) provinsi perlu menengok kondisi ini dan melakukan penindakan pembersihan. Menyusul langkah rutin yang telah dilakukannya untuk membersihan sedimentasi.
Sampah berasal dari minimnya warga yang setiap sore berekresi di sekitar taman di bantaran sungai, karena di sana memang tidak tersedia tempat sampah.
sumber:http://www.suaramerdeka.com/v1/inde...144716/Sampah-Mulai-Cemari-Banjirkanal-Barat-
 
#179 ·
KA RAJAWALI Semarang-Surabaya Berhenti Operasi 1 Maret 2013

SEMARANG – PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menghentikan operasional kereta api Rajawali, jurusan Semarang-Surabaya mulai 1 Maret 2013, sebagai langkah efisiensi guna menekan biaya.

Manager Humas PT Kerata Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) IV Semarang Surono mengatakan langkah efisiensi dilakukan dengan memaksimalkan armada yang ada saat ini, yakni KA Harina,.
Kereta yang melayani rute Bandung-Semarang akan dilanjutkan perjalanannya menuju Surabaya,
sehingga tidak mengurangi pelayanan pada masyarakat untuk jalur tersebut.

KA Rajawali, Semarang-Surabaya per 1 Maret 2013 akan dihentikan operasionalnya. Kemudian untuk rute itu akan dilayani dengan KA Harina, dimana selama ini melayani Bandung-Semarang, akan diteruskan perjalannnya sampai Surabaya, menjadi Bandung-Semarang-Surabaya,” ujarnya, kepada Bisnis, Jumat (8/2/2013).
Dia mengatakan pertimbangan penghentian operasional KA Rajawali bukan karena rendahnya load factor, karena selama ini tingkat keterisian penumpangnya cukup bagus, mencapai 80%, tapi lebih pada efisiensi dengan memaksimalkan armada yang ada.
“Selama ini KA Harina, Bandung-Semarang hanya dilayani pagi dan sore, hampir seharian armadanya berhenti di Semarang, sehingga manajemen memutuskan untuk memaksimalkan perjalannya keretanya menuju Surabaya, dan pelanggan KA Rajawali bisa beralih menggunakan KA Harina tersebut,” tuturnya.

Menurutnya dari sisi jam keberangkatan, dinilai akan lebih menguntungkan bagi penumpang, karena dari KA Rajawali Semarang-Surabaya selama ini berangkat pukul 08.30 WIB, ke depan dengan KA Harina bisa berangkat lebih awal pukul 05.25 WIB.

http://www.bisnis-jateng.com/index....arang-surabaya-berhenti-operasi-1-maret-2013/
 
#182 ·
Jalan Rusak Perparah Kemacetan di Kalibanteng



JALAN RUSAK: Sejumlah kendaraan melintas di Jl Jenderal Soedirman Semarang samping proyek pembangunan Hly Over Kalibanteng, Jumat (8/2). Kondisi jalan yang rusak semakin memperparah kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut. (suaramerdeka.com / Maulana M Fahmi)
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php
^^jl rusak dimana2...:nuts:
 
#189 ·
INDUSTRI ASURANSI: Semarang Jadi Target Ekspansi

SEMARANG – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan Semarang menjadi sasaran pertumbuhan perusahaan asuransi dan pada awal tahun ini ada dua perusahan yang masuk menjadi anggota asosiasi.
Ketua AAUI Cabang Semarang MA Rifa’i menyebutkan hingga akhir 2012 di Semarang ada 64 perusahaan dan awal 2013 ada tambahan Malacca Trust Insurance yang baru diresmikan operasionalnya, satu perusahaan lainnya masih tahap persiapan.
“Kue asuransi di Semarang memang masih menjanjikan, banyak perusahaan asuransi yang membuka perwakilan di Ibu Kota Jateng ini,” katanya, Senin (11/2/2013).
.........................
http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2013/02/industri-asuransi-semarang-jadi-target-ekspansi/
 
#190 ·
Promosi Visit Jateng Ditunggangi Pencitraan Incumbent

SEMARANG, suaramerdeka.com - Promosi dan sosialisasi program Visit Jateng 2013 terasa tidak mengena dan kurang tepat sasaran. Sudah banyak baliho yang dibangun tapi tidak memberikan informasi yang benar, akurat dan bernas.
Sehingga promosi wisata ini malah terkesan dimanfaatkan untuk pencitraan diri cagub incumbent. Yakni dengan cara memasang baliho, misalnya di kompleks bandara Ahmad Yani dan objek wisata Sam Poo Kong, Semarang.

Menurut Djoko Setijowarno, anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota Semarang (DP2KS), "Mestinya baliho itu berisi lokasi peta wisata dan agenda wisata. Kan Visit Jateng untuk memajukan pariwisata Jateng bukan pasang foto guna kepentingan kampanye dan pencitraan pilgub."

Menurut pakar transportasi publik dari Unika Soegijapranata Semarang ini, rakyat sudah lebih pintar dalam memilih pemimpinnya Jateng ke depan. "Maka gunakan cara cerdas kampanye pilgub tidak memanfaatkan program Visit Jateng sebagai arena pencitraan," lanjut Djoko, Selasa (12/2).
http://www.suaramerdeka.com/v1/inde...Visit-Jateng-Ditunggangi-Pencitraan-Incumbent
^^:lol::lol::bash:
iya nih, foto nya terpampang dimana mana, sampe baliho program KB juga ada si doi...
 
#192 ·
Nek menurut saya biasa aja ya... Itu sudah dari dulu sejak kampanye pilgub sebelumnya (periode sebelum ini), trus pas selama menjadi Gubernur sampai sekarang pak Bibit memang sudah selalu tampilkan dirinya di berbagai Baliho dimana-mana... jadi ya wajar saja... Lha wong calon-calon lainnya juga nampilin gambar fotonya masing-masing juga saat ini. Salah sendiri gak pake embel-embel Visit Jateng. Kalo memang calon lainnya juga serius pilgub ya harusnya mereka juga masang baliho dukungan pada visit jateng, malah lebih akomodatif dan bermanfaat... dari pada cuma memperkenalkan diri lalu bersemboyan "Ayo pilih saya..."... malah Turis rak mudeng maksudnya apa. Perkara yang membiayai baliho yang ada gambarnya pak bibit itu pemprop, saya anggap juga wajar, lha wong baliho sebelumnya juga demikian dan ndak ada yang protes... wajar tohhh kalo pak Gub yang tampil di baliho-baliho resmi yang ada, yang memang kepentingannya jelas untuk program-program pemprop. Trus apa kalo jelang pilgub semua program gubernur dihentikan gitu???? dan lalu kenapa sekarang protes atau ngritik?
 
#194 ·
Mungkin kita perlu luruskan persepsi dan bagaimana memandangnya. Kalo pak bibit nampang di baleho resmi kan ya wajar... dan dalam baliho resmi itu apakah mengindikasikan kampanye suruh pilih dia??? Justru dia misal ikut-ikutan pasang baleho (walau bayar sendiri) dan didalamnya ada ajakan dia milih dirinya, nahhh itu malah saya pertanyakan. Pertanyaannya: "Lha pak Bibit itu masih njabat jadi Gub kok malah kampanye...?? lalu bagaimana urusan pemerintahan, kok disambi???" Justru calon lain malah lebih bebas berkampanye.

Lha pak Bibit nampangnya sudah selama dia njabat, dan dimana-mana sudah biasa dan lumrah... giliran ada calon gub mau mengenalkan wajahnya yo sengaja jejer sama balihonya pak Gub... lah terus persepsinya jadi kacau dikatakan kalo pak Gub memanfaatkan dana pemerintah.... Lha wong urusannya resmi.
 
#197 ·
Baliho sebesar apa agar bisa dikapling untuk banyak obyek wisata? Dan itu ndak fokus. Sudah bener menampilkan Borobudur yang menjadi ikon Wisata Jateng... yang selama ini selalu diklaim oleh tetangga sebelah dalam mempromosikan wisata. Dalam hal ini sebenernya punya makna yang dalam terkait masalah klaim-mengklaim. Baliho itu menunjukkan dan menyiarkan sekali lagi kepada khalayak ramai bahwa Borobudur itu ikon wisata unggulannya Jateng. Dan ndak tanggung-tanggung dikawal ketat oleh Gubernur dengan menggambarkan pak Gub Bibit Waluyo di dalam poster baliho tersebut. Kalo sudah begitu para penggiat wisata di tetangga sebelah akan mikir lagi dalam rangka mengklaim Borobudur sebagai ikon wisatanya.

Jadi mensikapinya seperti itu jangan dibaca sekedar sebagai promo visit jateng year 2013. baliho itu iklan yang politis dan strategis sesuai program dan tujuan pemerintah propinsi Jateng, yaitu menjaga integritas Borobudur sebagai bagian utama kepariwisataan Jateng. Dan saya acungi Jempol kepada Sidmun yang meluncurkan iklan tentang pariwisata Jateng. Telah dimunculkan Borobudur, Prambanan dan Keris sebagai pusaka budaya Jateng dan sekaligus menjadi obyek wisata jateng. Seelumnya Sidmun juga telah mengiklankan bdaya dan wisata Yogya yang tak memuat Prambanan dan Borobudur sebagai bagian darinya. Iklan Sidmun memang digarap secara bisnis dan jauh lebih mahal ketimbang Baliho, tapi secara politis tak terlalu kuat (hanya kuat secara komersial bisnisnya). Balihonya pak Bibit sangat kuat sebagai iklan Program Pemerintah dan sekaligus Politik. Sangat kurang pas Borobudur didamping calon Gubernur... karena secara politik tidak pada tempatnya. Calon Gubernur belum sebagai Gubernur yang defakto dan dejure dan tidak kapasitasnya menjalankan politik pemerintah prop jateng.

jadi apa yang dilontarkan pak JS sebenarnya terlalu dangkal dan hanya melihat dengan kacamata yang kurang tepat (karena dia ndak pake kacamata maka saya ganti "melihat dari arah yang kurang tepat"). Memang tak bisa disalahkan dia berkomentar seperti itu, karena kebetulan program visit Jateng juga bersamaan dengan masa-masa pilgub jateng. Dan agenda besar Jateng di tahun 2013 ini memang 2 hal yaitu Visit Jateng dan Pilgub Jateng. Kalo sudah gini saya hanya bilang pak Bibit sangat jeli dan ini merupakan "politiknya" memprogramkan visit jateng ngepasi masa akhir jabatannya di periode ini dan termasuk masa-masa kampanye dan pilgub jateng. Pak JS harusnya protes tentang visit Jateng yang jangan jatuh pada saat pilgub. kalo protes tentang Baliho, saya pikir sudah ketinggalan kereta.
 
#196 ·
Lebih bagus kota bersih tanpa baliho, umbul2 dan sebagainya. Kalo ada dipasang di sudut yang strategis, sedikit saja. Terlalu banyak baliho membuat pesan jadi tidak sampai karena jadi tidak ada yang menonjol.

Umbul2 hanya boleh dipasang radius 100meter saja dari lokasi. kalo mau promosi ya pakai saja TV, radio, Koran, atau selebaran macam Free Magz. Itu malah langsung kena sasaran, pesannya bisa lebih jelas dan detil bisa disimpan dan dibawa-bawa pula.
 
#198 ·
^^justru karena baliho itu ukuran nya tak seberapa besar, maka gambar gubernur gak usah ikut nyungsep disitu..bikin makin sempit aja, coba kalo full untuk borobudur, dengan beberapa wisata andalan lain nya..pasti akan lebih efektif dan lebih mencolok mata..
toh kalo orang dari luar propinsi pasti juga gak akan kenal itu wajah gubernur...

ikon wisata jateng kan borobudur bukan gubernur..
 
#199 ·
Ya membaca iklannya juga harus kritis. Dan visit Jateng Year itu juga tak sekedar promo wisata saja. Tap dari sisi pemerintah (karena ini program pemerintah) ya seperti yang sudah saya uraikan diatas. Ndak ada foto Gubernur juga ndak papa tapi maknanya akan biasa saja... coba deh rasakan kalo cuma borobudur polosan hanya biasa saja dan justru akan muncul kesan pemerintah tak mendukung secara penuh. Tapi dengan menampilkan gubernur jadi lebih terasa kalau Gubernur ikut mengiringi, mendamping, njagani, melegitimasi Borobudur secara politis real (tidak diatas strategi dan aturan). Seperti halnya iklan minuman stamina yang juga dihadirkan Mbah Marijan. Mbah marijan itu siapa sih? Tapi dia bisa melegitimasi minuman itu identik dengan kekuatan, seperti dirinya kuat dalam bidangnya. Pak Bibit pun bisa saja menggeser mbah marijan di iklan itu tai nanti setelah dia ndak njabat lagi.

Memang benar ikon wisata bukan Gubernur, ikonnya ya tetap obyek wisata, justru disini Borobudur dijagani oleh Gubernur supaya tak dimanfaatkan atau diklaim oleh pihak-pihak lain. Disitu Gubernur mewakili masyarakat dan otoritas Jateng untuk menjaga posisi Borobudur. Sama halnya dengan Gubernur di dalam poster wisata Sam Pho Kong, yang disitu Gubernur mewakili otoritas dan masyarakat Jateng yang mengusung dan memperkenalkan Sam Po Kong sebagai DTW. Kalo foto pak bibit diganti artis malah yang membiayai iklan itu tidak lagi pemerintah, tetapi para sponsor karena itu masuk kategori komersial. Kalo harus dibiayai Pemerintah maka harus lewat tender.... lha susah juga ngukur penawaran buat artisnya... Akan jadi seru sekali negeri ini ada lelang artis iklan... ngukur cantiknya susah, apa lagi harganya... belum lagi lenggak-lenggoknya... tambah kacau balau.
 
Top