SkyscraperCity Forum banner

INDONESIA | Jembatan Selat Sunda - Bridge and Railways Project & News

313K views 1K replies 256 participants last post by  tukangmartabak 
#1 ·
walaupun udah ada di World Forum tapi koq di SSC Indonesia belum ada ya?
jadi minta ijin buat bikin threadnya yah.. :D

Thanks to farean yang udah buat threadnya di World Forum.. ;)
 
#141 ·
^^ kalau ga salah baca di kompas atau Warta Kota beberapa hari yang lalu semua provinsi di Sumatra dan provinsi Banten sudah sepakat untuk "patungan'' mendanai pembangunan JSS dan sudah menggaet investor dari China juga. Tapi mereka bilang perlu dukungan investor Eropa dan Pemerintah Pusat.
 
#145 ·
SBY akan Wujudkan Jembatan Selat Sunda
Selasa, 16 Juni 2009 pukul 15:39:00

BANDAR LAMPUNG -- Calon Presiden (Capres) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjanjikan akan mewujudkan Jembatan Selat Sunda (JSS), dalam lima tahun ke depan. JSS akan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kalau Jembatan Selat Sunda, lima tahun mendatang bisa dipercepat untuk dibangun. Sehingga, Lampung akan lebih maju, aman, adil, dan lebih sejahtera,” kata SBY, capres yang diusung Partai Demokrat, saat kampanye di Bandar Lampung, Selasa (16/6).

Ia akan mewujudkan terealisasinya pembangunan JSS yang menghubungkan Jawa-Sumatera. Bila ini terwujud, ungkap dia, maka Provinsi Lampung di masa depan akan lebih maju dan sejahtera.

“Sebelum datang ke Lampung, saya katakan tugas SBY-Boediono melanjutkan pembangunan bangsa ini lima tahun mendatang,” jelasnya.

Ia mengatakan masyarakat Lampung sangat dinamis dan ingin maju. Sebab, lanjut dia, Lampung dikenal lumbung pangan, produsen padi sawit, sedangkan gula asal Lampung sepertiganya memasok kebutuhan nasional.

Untuk itu, kata SBY, program pembangunan harus tetap dilanjutkan ke depan, dengan cepat harus tepat tidak boleh sembarangan sehingga merugikan masyarakat.

Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP menyatakan pembangunan JSS dimulai sesuai dengan jadwal pada 2012. Ia telah meninjau jembatan nasional Surabaya--Madura (Suramadu) yang menghubungkan Jawa dan Madura.

Menurut dia, teknologinya dapat diadopsi di JSS. Persoalnya, terdapat palung dalam dan lebar di Selat Sunda. Hal itu yang masih diteliti dan dirancang bagaimana konstruksi jembatan di atasnya.

Konstruksi jembatan yang dimulai dari Surabaya ke Bangkalan melewati Selat Madura itu dengan dua tiang pancang. Ketinggian dari air laut pun hanya belasan meter dan tidak bisa di lalui kapal feri di bawahnya. Sedangkan JSS masih dalam alur laut kepulauan Indonesia sehingga harus bisa dilewati kapal besar.

JSS, kata Sjachroedin, memerlukan konstruksi berbeda terutama di atas palung Selat Sunda. Namun setelah penelitian konstruksi bawah laut yang akan berakhir Juli mendatang, pemancangan tiang jembatan baru dapat dilaksanakan pada 2012.-mur/ahi
 
#151 ·
JEMBATAN SELAT SUNDA
Pemerintah Belum Anggap Prioritas
Selasa, 16 Juni 2009

Pembangunan Jembatan Suramadu sepanjang 5,438 kilometer (km) menjadi salah satu prestasi yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura ini dibangun untuk meningkatkan perekonomian di Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dengan adanya Jembatan Suramadu ini maka aksesibilitas menuju Madura akan meningkat, masyarakat asal Madura bisa menjadi pelaku utama dalam pembangunan wilayahnya.

Mendulang kesuksesan adanya pembangunan Jembatan Suramadu, Departemen Pekerjaan Umum (PU) juga berencana membangun Jembatan Merak-Bakauheni. Dengan adanya jembatan ini maka penyeberangan dan moda transportasi yang menghubungkan Jawa dan Sumatera tidak hanya dengan kapal, tapi juga bisa melalui jembatan penyeberangan.

Namun, realisasi pembangunan Jembatan Selat Sunda ini tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat seperti percepatan untuk pembangunan Jembatan Suramadu. Pasalnya, selain memerlukan biaya yang diperkirakan bisa mencapai Rp 70 triliun, pembangunannya juga memiliki tingkat kesulitan tinggi sehingga membutuhkan teknologi yang tepat.

Dirjen Bina Marga Departemen PU Hermanto Dardak, kepada Suara Karya, mengatakan, pemerintah mengalami kesulitan pendanaan untuk membangun Jembatan Selat Sunda. Pembangunan Jembatan Selat Sunda memerlukan keterlibatan swasta.

"Berat bagi pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan Jembatan Selat Sunda ini walau dari sisi teknologi kita mampu," katanya.

Sementara itu, berdasarkan informasi, terdapat perusahaan swasta yang tertarik membangun Jembatan Selat Sunda. Bahkan sudah ada swasta yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemprov Lampung dan Banten. Saat ini perusahaan swasta tersebut sedang melakukan pengkajian kondisi geologis. Salah satunya prastudi kelayakan pembangunan Jembatan Selat Sunda yang dilakukan PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM), anak perusahaan Artha Graha Group.

Manajemen BSM berharap pemerintah segera membentuk Badan Koordinasi Pelaksana Pembangunan Kawasan Selat Sunda-Karimata dan Jembatan Selat Sunda langsung di bawah koordinasi presiden atau pihak yang ditunjuk presiden. Dengan demikian, pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Sumatera dan Jawa ini sudah memiliki landasan hukum. "Kalau dasar hukumnya sudah kuat, kami akan melanjutkan dengan feasibility study," kata Direktur BSM Agung R Prabowo.

Menurut Agung, jembatan sepanjang 31 kilometer ini diharapkan bisa menjadi satu kesatuan dengan jalan tol Trans Jawa maupun jalan tol di Lampung (ruas Bakauheni-Bandar Lampung-Tegineneng yang direncanakan sepanjang 120 km). Tinggi jembatan dari permukaan air direncanakan 70 meter sehingga kapal-kapal besar bisa melintas dengan bebas. (Silli Melanovi)
 
#153 ·
Megaproyek Infrastruktur 2010
Pembangunan Jembatan Selat Sunda Kelar 15 Tahun lagi

Senin, 13 Juli 2009 19:00 WIB


JAKARTA--MI: Jembatan Selat Sunda yang membutuhkan dana Rp100 triliun belum mendapatkan sumber pendanaan proyek.

"Itu salah satu megaproyek 2010. Untuk membangun jembatan itu, kami butuh Rp100 triliun. Cuma kami masih belum tahu juga darimana pendanaannya. Soalnya tidak mungkin kalau pemerintah yang membiayai semua. Bisa rusak irigasi dan jalan kita kalau pemerintah yang harus membiayai semua," papar Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, di kantor Departemen PU, Senin (13/7).

Mengenai pemikiran untuk mengajukan pinjaman ke pihak lain, Djoko mengutarakan, belum mendapatkan sinyal final pihak yang akan menyokong pengerjaan proyek. Diperkirakan penyelesaiannya memerlukan waktu selama 13-15 tahun.

Kini, proyek Jembatan Selat Sunda itu masih menjalani proses penjajalan melalui prastudi kelayakan. Tim khusus yang ditugaskan untuk prastudi kelayakan tersebut telah melakukannya sejak minggu lalu.

Kira-kira dalam dua pekan ke depan tim khusus tersebut telah dapat mengekspos hasil prastudi kelayakannya. "Jika dikerjakan mulai tahun depan, bakal melewati beberapa pergantian presiden," ujarnya. (*/OL-04)
 
#155 ·
Biaya Bangun Jembatan Selat Sunda Rp100 Triliun
Jumat, 14 Agustus 2009 00:55 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Artha Graha Network melalui PT.Bangungraha Sejahtera Mulia merampungkan studi kelayakan awal (pra feasibility study, pra FS) Jembatan Selat Sunda yang hasilnya untuk pembangunannya butuh Rp100 triliun.

"Kami mengharapkan setelah pra-FS dibuat pemerintah segera membuat payung hukum untuk memulai pembangunan mega proyek ini," kata Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah di Jakarta, Kamis.

Senada dengan Gubernur Banten, juga disampaikan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP yang mengatakan, kondisi lalulintas yang dilayani Pelabuhan Bakauheni dan Merak sudah terlalu padat sehingga kehadiran jembatan sangat dibutuhkan.

Menurutnya, saat ini saja tercatat 3500 kendaraan, 35.000 orang, serta 20 juta ton batu bara yang melewati kedua pelabuhan, bahkan apabila terjadi gangguan di laut maka antriannya dapat mencapai 10 kilometer.

"Tidak dapat dibayangkan kondisi 10 tahun ke depan seandainya jembatan belum juga direalisasikan sehingga 10 Gubernur se Sumatra memasukannya ke dalam empat rekomendasi yang harus dilaksanakan pemerintah," ujarnya.

Dia mengatakan, 60 persen ekspor nasional berasal dari Sumatra, 40 persen gula berasal dari Lampung, kalau ditambah dengan Jembi dan Palembang sudah mencapai 50 persen lebih.

Atut mengatakan, Pemerintah Provinsi siap memberikan dukungan seandainya pemerintah mengeluarkan payung hukum diantaranya dengan membuatkan payung hukum misalnya dalam bentuk Perpres dan sebagainya.

Hasil Pra-FS yang berhasil dirampungkan Artha Graha Network yang dipimpin Tommy Winata diserahkan kepada kedua gubernur Banten dan Lampung, untuk kemudian diserahkan pemerintah pusat.

Hadir dari pemerintah pusat, Menteri Negara dan Perencana Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas Paskah Suzetta, Dirjen Bina Marga Hermanto Dardak mewakili Menteri PU, dan wakil dari Menko Perekonomian.

Sementara Tommy Winata mengatakan, pihaknya tidak mempertimbangkan soal keuntungan dalam pembuatan Pra FS. Namun apabila tidak ada yang memulai melakukan studi maka Jembatan Selat Sunda tidak kunjung direalisasikan,.

"Kalau dari hitung-hitungan bisnis yang bagaimanapun tidak akan untung membuat studi semacam ini, tetapi kalau tidak ada yang memulai maka siapa yang akan membangun jembatan ini," tuturnya.

Pembuatan Pra FS jembatan Selat Sunda berawal ditandatanganinya Memorandum of Agreement (MoA) pada 3 Oktober 2007 dengan mengikutsertakan konsultan terkenal Prof. Dr. Wiratman Wangsadinata.

Menurutnya, masih membutuhkan studi lebih dalam lagi untuk menentukan struktur terbaik dari jembatan terpanjang di dunia karena kalau jadi dibangun memiliki panjang lebih dari 30 kilometer.

"Bentang tengah terpanjang di dunia saat ini mencapai 2200 meter, dalam Pra FS Jembatan Selat Sunda punya bentang tengah mencapai 3800 meter," ujarnya.

Dalam studi lebih lanjut masih harus dilihat potensi gempa di kawasan itu, harus dipertimbangkan adanya patahan yang memang ada kemudian juga Gunung Krakatau yang masih aktif, jelasnya.

Potensi gempa itu nantinya untuk melihat kekuatan struktur yang akan dibangun. Semuanya sebenarnya dapat diukur sebelum ditawarkan kepada investor yang berminat mengerjakannya.

Wiratman juga tidak memungkiri kemungkinan membangun terowongan karena dari segi biaya juga sama tinggal dicari mana dari keduanya yang lebih memberikan jaminan keselamatan.

Sedangkan Menteri Perencana Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, dukungannya dengan diselesaikannya pembuatan Pra-FS Jembatan Selat Sunda.

Dia mengatakan, kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia mencapai Rp1,6 biliun (setelah triliun) atau 3,5 persen dari PDB, namun kemampuan anggaran pemerintah hanya 30 persen atau sekitar Rp450 triliun.

Sehingga masih ada kesenjangan sangat besar di atas Rp1 biliun, idealnya kesenjangan harus ditutup agar menuju pertumbuhan ekonomi 5 sampai 7 persen pada periode 2009 - 2014, jelas Paskah.

Dia juga tengah mengusulkan bagi perusahaan swasta yang sudah melaksanakan studi kelayakan awal, apabila biasanya saat tender mendapat kemudahan (previlage) sampai 10 persen akan ditingkatkan menjadi 20 persen.

"Semata-mata usulan ini untuk menarik minat kerjasama pemerintah swasta terutama untuk menggarap proyek skala besar seperti Jembatan Selat Sunda," ujarnya.(*)

------------------------------------------------------

Jumat, 14/08/2009 09:28 WIB
Tommy Winata: Saya Tidak Cari Untung Dari Jembatan Selat Sunda

Jakarta - Bos Artha Graha, Tommy Winata mengaku tidak mencari untung dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda yang rencananya akan dibangun mulai 2009-2010, dan rencananya akan selesai pada tahun 2020.

"Kalau kami memulai karena keuntungan, bukan keterpanggilan, maka tidak akan selesai ini proyek. Kami lihat keuntungan lain di balik itu maka kami berani memulai proyek itu," ujarnya usai Penandatanganan dan Penyerahan hasil pra studi kelayakan Jembatan Selat Sunda di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis malam (13/8/2009).

Untuk diketahui, Artha Graha merupakan koordinir dari pihak swasta dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda yang diperkirakan menelan biaya Rp 100 triliun tersebut.

"Kami lebih mengutamakan bagaimana proyek ini bisa secara gotong-royong diselesaikan. Keuntungan terbesar adalah bagi rakyat terutama di Sumatera dan Jawa. Keuntungan ini akan menjadi keuntungan seluruh rakyat," katanya.

Dikatakan Bos Artha Graha ini, menurut hasil studi yang dilakukannya, pembangunan jembatan ini akan selesai pada 10 tahun.

"Jika semuanya baik, Insya Allah 10 tahun selesai. Kalau masalah kebangsaan, ini proyek dibangun untuk kepentingan bangsa, untuk kepentingan rakyat. Demi kepentingan untuk memperekat keutuhan NKRI, dalam hal ini menyambung pulau Sumatera dan Jawa. Saya kira apapun pemerintahan, siapaun pemimpinnya pasti memiliki komitmen untuk rakyatnya," pungkasnya.

-----------------------------------------------

Jumat, 14/08/2009 08:43 WIB
Pembangunan Jembatan Selat Sunda Telan Biaya Rp 100 Triliun

Jakarta - Rencana pembangunan jembatan Selat Sunda yang rencananya akan dibangun mulai 2009-2010 ini akan menelan biaya sebesar Rp 100 triliun, oleh karena itu pemerintah bekerjasama dengan swasta untuk pembiayaannya.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam acara Penandatanganan dan Penyerahan hasil pra studi kelayakan Jembatan Selat Sunda di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis malam (13/8/2009).

“Menurut studi kelayakan yang telah kita saksikan bersama, untuk pertanyaan berapa anggaran atau budget untuk proyek ini, kurang lebih Rp 100 triliun. Tetapi itu untuk infrastruktur pembangunan jembatan yang kurang lebih 29-30 km. Namun, lahan yang akan dikembangkan dalam kedua provisnsi itu belum termasuk,” tuturnya.

Dalam pembangunan jembatan ini, pemerintah daerah yakni Banten dan Lampung menggandeng pihak swasta yang dikoordinir oleh Artha Graha. Rencananya jembatan ini baru akan selesai pada tahun 2020.

Proyek ini menjadi salah satu prioritas pemerintah karena dalam 10 tahun mendatang diperkirakan pelabuhan Bakauheni dan Merak tidak akan mampu lagi menampung penyeberangan.

“Mengenai tindak lanjut pembangunan, kami membutuhkan investor. Kami berharap stakeholder pemrakarsa dalam hal ini Artha Graha bisa ikut walaupun memang ada aturan yang harus diikuti. Pemda tidak akan mungkin dapat membiayai Rp 100 triliun, tetapi Pemda harus menyediakan anggaran agar kita bisa menjadi join venture terhadap pengelolaan Jembatan Selat Sunda,” paparnya.
 
#160 ·
jadi kelayakan studi sudah selesai?? :eek:

good job! :eek:kay:

Jika asumsinya 100 T, dan pengerjaan dilaksanakan secara bertahap. Kira2 rata2 anggaran tahunnya:

100 T / 10 thn proyek = Rp 10 T / thn...

Menurut saya sih angka 10 T/thn selama 10 tahun buat jembatan bisa patungan oleh APBN dan APBD kedua propinsi td, plus swasta...
betul, tapi itu kan berdasarkan perhitungan tahun ini
kalo ada inflasi lagi atau kenaikan harga material
ya bengkak lagi..

dengan asumsi APBN 1000T, 10 tahun harusnya sudah selesai.. ;)
or even faster dengan bantuan swasta.. :D
 
#157 ·
Jika asumsinya 100 T, dan pengerjaan dilaksanakan secara bertahap. Kira2 rata2 anggaran tahunnya:

100 T / 10 thn proyek = Rp 10 T / thn...

Menurut saya sih angka 10 T/thn selama 10 tahun buat jembatan bisa patungan oleh APBN dan APBD kedua propinsi td, plus swasta...
 
#163 ·
Terowongan di Selat Sunda Jadi Salah Satu Opsi

Selasa, 18 Agustus 2009 | 09:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memegang lima kajian pembangunan jalan akses yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Selain opsi jembatan, ada juga alternatif akses berupa terowongan dasar laut atau terapung di bawah permukaan laut, seperti terowongan yang menghubungkan Inggris dan Perancis saat ini.


”Jika opsi terowongan yang dipakai, nilai investasinya mungkin rendah, sekitar Rp 49 triliun, tetapi jangka waktu pemakaiannya sangat singkat, yakni sekitar 20 tahun, sementara opsi jembatan memang butuh investasi hingga Rp 117 triliun, tetapi daya tahannya sanggup menampung lonjakan kendaraan hingga 100 tahun,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kantor Menteri Koordinator Perekonomian Bambang Susantono di Jakarta, Jumat (14/8).

Dalam Paparan Direktorat Bina Teknik, Ditjen Bina Marga, Departemen Pekerjaan umum yang disampaikan kepada wakil presiden terpilih Boediono pada awal pekan lalu disebutkan, pada tahun 2050 akan ada lalu lintas yang tidak tertampung 57.600 kendaraan per hari, jika Sumatera-Jawa masih bergantung pada feri. Hal itu disebabkan kapasitas maksimal feri saat ini hanya 18.000 kendaraan per hari.

Jika dikombinasikan antara feri dan terowongan, masih akan ada lalu lintas yang tidak tertampung sebesar 32.900-49.500 kendaraan per hari tahun 2050. Kapasitas maksimal feri dan terowongan hanya 16.600-33.200 kendaraan per hari.

Dengan demikian, opsi jembatan jadi pilihan ideal karena bisa menampung semua kendaraan hingga 100 tahun terhitung sejak tahun 2030, saat jembatan itu siap. Jembatan ini akan dibangun dengan enam jalur untuk dua arah dilengkapi rel ganda kereta api.

Menurut Bambang, jika jembatan dibangun tanpa jalur KA, investasi hanya Rp 83 triliun. Jika dibangun lengkap, anggaran yang diperlukan Rp 117 triliun. Itu dengan masa pembangunan 10 tahun.

Adapun terowongan diasumsikan sepanjang 33 kilometer, lebih panjang dibanding rencana pembangunan jembatan, yakni 27,9-29,2 km (hampir enam kali lebih panjang dari jembatan Surabaya-Madura).

Kelemahan terowongan adalah mengharuskan mobil menunggu kedatangan KA ketika hendak menyeberang. Waktu tempuh lebih lama 30-45 menit dibanding menggunakan apabila menggunakan jembatan.

Adapun kelemahan jembatan, antara lain, adalah tingginya pylon atau menara jembatan yang mencapai antara 460-520 meter. Akibatnya, ada risiko menara jembatan ditabrak pesawat terbang.

Tantangan

Namun, ada tantangan yang perlu segera dijawab sebelum proyek ini dilanjutkan, yakni adanya dua sesar atau patahan di dasar Selat Sunda yang belum diketahui perilakunya. Juga tantangan yang terkait aktifnya Gunung Krakatau, serta kedalaman Selat Sunda yang masih misteri dan diperkirakan ada palung sedalam 40 meter. Selain itu, belum ada penghitungan kecepatan arus dan kesiapan teknologi.

”Meskipun demikian, pembangunan jembatan atau terowongan ini sudah menjadi prioritas pemerintah,” ujar Bambang.

Lima kajian yang sudah masuk kepada pemerintah, yaitu kajian dari Wiratman and Associates, Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) dan Ditjen Bina Marga-Departemen Pekerjaan Umum, kajian Metro, peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Firmansyah, serta Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Jalan-Jembatan Departemen Pekerjaan Umum.

Wiratman merekomendasikan, jembatan panjang merupakan alternatif yang lebih baik dibanding terowongan.
 
#164 ·
---
klo menurutku nanti aja deh dibangunnya .. kurang urgent !! + daerahnya rawan bencana .. palagi daerah patahan s.hindia gtu hiii ngeri.

mendingan kelarin dulu aja tol trans Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua
jauh2 lebih potensial membangun daerah.
abiz itu baru bangun yg beginian ..
---
 
#165 ·
^^ Kalau soal tol trans manapun yang jadi kendala utama adalah pembebasan lahan, mungkin dalam kondisi 10 tahun ke depan yang perlu tol di luar jawa mungkin hanya pulau Sumatera, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Kemarin gw ke Kalimantan Timur jalanan nasionalnya (Balikpapan-Samarinda-Bontang) belum melebihi kapasitas dan masih bisa jalan 60-70 km/h .

Kalau Terowongan jeleknya Sering Kena effect bottleneck dan mengaharuskan adanya height restriction kendaraan yang bisa menyebrang.
 
This is an older thread, you may not receive a response, and could be reviving an old thread. Please consider creating a new thread.
Top