SkyscraperCity Forum banner

Pekanbaru, Riau - Sumatra's Economically-progressive City (7th thread)

133K views 722 replies 42 participants last post by  nowan 
#1 · (Edited)
THe previous thread already surpassed 700(+60) posts . Which already violates SSC regulation.. Therefore, because it seems noone wants to start a thread. Let me start myself. To other Pekanbaru fellas, please guy ... THis is our thread. It is unnecessary to ask my permission to start the new thread when the existed thread already surpass 700 posts.

Hehehe. I try hard to be much more active like previous years. But, FYI it is my final year of studying at university (hoping so).. so, some dormancy state of mine would be found as regular bases... Sorry, cant help for this...

Masih kecewa nih, account photobucket-ku udah OVERQUOTA... Sebenarnya pemindahan ke MULTIPLY sudah berjalan 100% dari berbulan-bulan yang lalu. Tapi, masalah besarnya adalah aku harus menghabiskan waktu untuk menukar LINK dalam setiap POSTINGAN itu yang susah.... apalagi aku sudah ada 11 ribu-an post di sini... Ditambah, SSC hanya membenarkan SEARCH-ing untuk 1000 posts terakhir saja :hammer: ... Jadi edit LINK yang bisa dilakukan cuman yang halaman depan aja.. SOrry banget untuk yang satu ini!!

======================================




Alhamdulillah! Puji Syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, karena thread ini akhirnya telah mencapai thread ke-7 !!!

Why, I decided to choose that title .... Since, Pekanbaru recorded 8.9% economical growth in 2007..... I bet, it must be one of the highest in Indonesia. Since, Indonesia as a whole just recorded about 6% in 2007 ;) ... Thau

It is also not ECONOMICALLY-PROGRESSIVE, but also DEMOGRAPHICALLY-PROGRESSIVE ,,, in 2000, Pekanbaru population were recorded in 580 thousand notches. While, now in 2008... It already reaches 800 thousand inhabitants :cheers:

People will not come to certain city with such a big scale like Pekanbaru does, If Pekanbaru is just all the same like any other cities... isn't it ??? :naughty: ...
==========================

Previous thread already got 700 posts :)

LINK THREAD LAMA ...
Pekanbaru 6th thread
Pekanbaru 5th thread
Pekanbaru 4th thread
Pekanbaru 3rd thread
Pekanbaru 2nd thread
Pekanbaru 1st thread
-======================================
=======================================

PEKANBARU KOTA BERTUAH

BERSIH
TERTIB
USAHA BERSAMA
AMAN
HARMONIS

======================================

Pekanbaru dan Riau itu adalah entitas yang tidak dapat dipisahkan, jadi dalam judul thread ke-7 ... aku tetep pake kata "RIAU" :banana: ... Gak papa, kan?? Lagipula media nasional setiap nyebutin kata Pekanbaru pasti disandingkan dengan kata Riau. Soalnya RIAU itu lebih populer dari Pekanbaru,.... Gak percaya ??? Cek aja pakai GOOGLE TREND :nuts:


==================

PEKANBARU IN VIDEO​



Tribute to PEKANBARU, Kota Bertuah - Bumi Lancang Kuning ... THe video I made for my lovely hometown, which I made-recorded-edited myself several years ago :)

http://www.youtube.com/watch?v=b7B1BQ2kRvQ


BATAVIA AIR B737-300 coming from Batam landing in SUltan Syarif Kasim II AIrport From NORTHERN RUNWAY , FLYING OVER PEKANBARU Central *REALLY COOL VIDEO , an aerial view starting from MINAS and RUMBAI until landing at the airport (Western Aerial View including Sukajadi, Arengka, Nangka, Arifin Ahmad)

http://www.youtube.com/watch?v=lm_mJy2kmQA

REKAP PEMBANGUNAN PEKANBARU TAHUN 2007

http://www.youtube.com/watch?v=jWibx5oiKNE

PROYEK KAWASAN INDUSTRI TENAYAN & KAWASAN WISATA DANAU BUATAN

http://www.youtube.com/watch?v=DspIjF-w-qM
[/B]​
 
See less See more
#140 ·
Aku juga sangat kurang setuju dengan adanya sistem INTERKONEKSI itu. Artinya daya kita berbagi/tersedot keluar.

Dan tahukah? Banyak tokoh-tokoh Riau yang berfikir sama apabila jika pembangkit PLTU 2x100 mw itu dibangun, mau diinterkoneksikan juga sama PLN??? :bash:


Aku kutip artikel ini dari RiauPos.




oleh : Wan Ghalib , (salah seorang tokoh Pendiri Provinsi Riau)


Saya mencoba mengemukakan , bahwa Pemda Riau sudah cukup tanggap dan berusaha keras untuk mengatasi kekurangan tenaga listrik untuk provinsi Riau. Berkali-kali Gubernur Imam Munandar (alm) mengajukan untuk membangun PLTA Kotopanjang. Tetapi terus-menerus ditolak oleh kepala PLN Sumbar Riau Ir. Muin. Akhirnya Pak Imam Munandar menghadap dan "menyembah-nyembah" kepada Presiden Soeharto (jaman orde baru, ya kita sudah tahulah ya bagaimana suramnya birokrasi pada saat itu) dan sebelum itu sempat mengeluarkan kata-kata kasar kepada Menteri Energi dan Migas, Subroto, sehingga dibangunlah PLTA Kotopanjang di kabupaten Kampar, Riau.


Sejak awal bagi dan harapan keseluruhan rakyat Riau dan pemerintah Riau, PLTA Kotopanjang adalah untuk Riau. Namun harapan bernyata lain, Setelah PLTA Kotopanjang beroperasi, manajemennya JUSTRU DIPEGANG oleh PLN Sumbar - Riau! Betapa kecewanya "Orang Riau", karena PLN lebih dulu membangun tiang-tiang untuk interkoneksi ke daerah lain (SUMBAR) yang JELAS-JELAS sudah punya EMPAT PLTA. Secara geografis saja daerah Riau itu justru jauh lebih luas daripada daerah Sumbar.


Adalah kemungkinan cerita sedih ini akan berulang kembali, apabila Riau disetujui pemerintah untuk menanam modal sebesar 2.5 triliun, untuk membangun PLTU dengan kapasitas 2 x 100 MW. Dalam ancang-ancang sebagaimanan dijelaskan oleh Gubernur H.M. Rusli Zainal, peranan PLN Riau masih tetap akan dominan.


Kalaulah sinyalemen bahwa PLN Riau tidak becus, kemungkinan besar daya lustrik yang dibangun dengan susah payah oleh pemda Riau akan terjadi lagi pesta pora menyedot daya listrik untuk Riau dialirkan ke daerah lain melalui interkoneksi yang sudah lama tersedia.

Apa yang disinyalir oleh Wakil Gubernur Riau H.R. Mambang Mit interkoneksi PLN tidak adil, memang sudah lama ketidak adilan ini berlangsung. Kalau Riau ingin bergerak sendiri dalam masalah kelistrikan ini, seharusnya Provinsi Riau mendirikan sendiri PLD yang TIDAK BERNAUNG dibawah PLN.
 
#145 ·
Bukan hanya bener, tapi bener banget....

Dicuekin parah !!!! Tahun 1990-an itu, era informasi tertutup a la eyang Harto ... Pembicaraan itu udah biasa secara rahasia, dalam kalangan keluarga sendiri. Apalagi, yang APBN alokasi untuk Riau yang sengaja dialihkan ke Batam. Itu memang parah bener, Hang Nadim itu kalau takaran sekarang harga pembangunan airportnya bisa 3-4 Trilyun !!!! Belum lagi proyek Jembatan Barelang itu, wah itu kalau dihitung pake dana sekarang ... Jembatan Barelang yang pertama nilai anggarannya bisa habis Rp 400 miliar. Belum termasuk proyek-proyek jembatan ke-2,3,4,5, dan 6 nya....

Bandingin aja sama Riau non-Batam, gak usah jauh-jauh , nyebrang ke Bintan aja ... udah kerasa banget bedanya. Belum lagi dulu, di sana bener2 tingkatan perizinan dipotong banget, tingkatan pengurusan pajak/cukai dipotong & dihapuskan.

Sekarang ini semua sih sudah berlalu. Soalnya, udah belasan tahun berlalu .... Dan Riau sendiri juga udah banyak mendapat manfaat dari otonomi daerah, mulai dari pendidikan (kualitas pendidikan Riau sangat terkatrol masa otonomi daerah ..), dan kesehatan. Kesejahteraan rakyatnya jg meloncat sudah sangat jauh, kalau dibanding keadaan dulu, rasanya kesejahteraan itu cuman milik pejabat daerah dan orang2 yang tinggal di dalam CAMP perusahaan minyak. Sekarang kita punya penghasilan baru kayak Perkebunan kelapa sawit yang lebih menyentuh perekonomian bawah.

Hal ini membawa dampak meningkatnya kebutuhan energi listrik, daftar pasang baru (yang bahkan bukan hanya untuk para pendatang, tapi juga orang2 yang berhasil keluar dari kemiskinan!!! ). Nah hal ini gak di-FOLLOW UP sama yang sepatutnya bertanggung jawab yaitu pemerintah pusat. karena bea-cukai ekspor/impor Riau masih masuk ke Pusat... DBH MIGAS Riau masih masuk ke pusat... Sama sekali gak disentuh!!! Begitu sekarang masalah menggunung baru pada sibuk semuanya ... Menteri ESDM tuh Pak Darwin yang kelahiran Riau (cuman 3 tahun pertama paska kelahirannya dia di Riau) langsung mengaku akan berusaha menyelesaikan masalah kelistrikan kita. KUharap ini benar, karena jujur ya ... Riau itu harusnya udah cape' ditipu sama Jakarta terus-terusan, kok masihhhh juga LEGOWO sampe hari ini. Kita ini memberikan SUMBANGAN LEBIH di kancah FINANSIAL nasional, dibanding sama populasi kecil kita .... Harusnya kita dapat TIMBAL BALIK YANG SESUAI !!!
 
#146 · (Edited)
^^


Pantas, kenapa pas era pak Saleh Djasit , aku masih ingat benar bagaimana para mahasiwa Riau yang berdemonstrasi di Pekanbaru sampai-sampai spanduk besar dibentang di papan reklame di simpang pertigaan Jalan Sudirman-Tuanku Tambusai itu, isinya : Benar pak Saleh! Otorita Batam tak ada untungnya bagi Riau!
Dulu aku kurang faham maksudnya itu maklum masih kecil :nuts:.

Tapi seringnya aku baca-baca berita tambah lagi dari bang Ilham , aku jadi tahu ada maksud sendiri pusat yg pada saat itu HANYA membangun Batam.

Aku juga ingat bagaimana perbedaan Pekanbaru sendiri dulu dengan Batam sekitar tahun 1998 aku ikut program evakuasi bersama warga PT Caltex (Rumbai, Minas, Petapahan, Duri, Dumai) ke Batam dikarenakan saat itu lagi kabut Asap yg parah di Sumatera.

Waktu ke Batam, aku gak nyangka dulunya aku fikir udah masuk provinsi baru :D soalnya kota nya itu benar-benar kayak kota besar, dan suasananya itu beda sekali dengan daerah-daerah di Riau daratan, eh kiranya masih di Riau :D. Bayangin, disana sudah ada hotel-hotel berbintang yg gak kutemukan di Pekanbaru (kala itu lagi booming seperti Novotel , Nan Tongga, dua hotel itu tempat aku nginap selama 30 hari :D )

Belum lagi kawasan Nagoya, mal-mal yg ada ice skatingnya, bandara Hang Nadim. Banyak gedung-gedung. Dulu tahun 98 itu aku ingat Batam jadi primadona di kawasan Indonesia bagian Barat bahkan oleh Malaysia dan Singapura :cheers:.

Dan aku juga sempat jalan-jalan ke rumah keluarga di Tanjung Pinang. Disana juga kotanya pada saat itu juga (mungkin) jauh berbeda kondisinya dengan Batam atau bahkan Pekanbaru sendiri. Yah lebih mirip ke kota kabupaten lah ya. Tapi disana sudah ada pusat perbelanjaan moderen .

Waktu ke Batam dan Tanjung Pinang itulah aku baru sadar bahwa Riau itu Luas yaa wilayahnya sampai ke Selat Melaka bahkan sampai ke Natuna.

Yang masih berkesan itu yah itu fasilitas Caltex pergi + nginap + makan gratis di hotel berbitang 5 :D selama sebulan bo', libur pula sekolah tuh :D. Tapi kami juga fikir, gimana keadaan masyarakat Riau yang tinggal di daerah berkabut asap? baru ingat bisa bersyukur bgt saat itu :nuts:

Aku juga masih ingat bagaimana Riau di era Suripto, gak ada spesial-spesialnya bang. Daerah kita itu stagnan, malah orang Riau justru lebih tidak percaya diri dengan daerahnya sendiri pada saat itu. Pekanbaru kecil bgt dirasakan saat itu, penataannya masih belum bagus. Apalagi kabupaten-kabupaten .. aahhh, miris lah kalau dengerin cerita bagaimana infrastrukturnya diwaktu itu. Gak banyak yg tahu soal Riau, bahkan budaya melayu pada saat itu kayak gak menjadi tuan rumah sendiri.
Malah aku bisa bilang diwaktu gubernur Suripto ini paling banyak pejabat-pejabat mungkin juga termasuk ia yg banyak "main-main".
 
#148 · (Edited)
Aku juga ingat bagaimana perbedaan Pekanbaru sendiri dulu dengan Batam sekitar tahun 1998 aku ikut program evakuasi bersama warga PT Caltex (Rumbai, Minas, Petapahan, Duri, Dumai) ke Batam dikarenakan saat itu lagi kabut Asap yg parah di Sumatera.

Waktu ke Batam, aku gak nyangka dulunya aku fikir udah masuk provinsi baru :D soalnya kota nya itu benar-benar kayak kota besar, dan suasananya itu beda sekali dengan daerah-daerah di Riau daratan, eh kiranya masih di Riau :D. Bayangin, disana sudah ada hotel-hotel berbintang yg gak kutemukan di Pekanbaru (kala itu lagi booming seperti Novotel , Nan Tongga, dua hotel itu tempat aku nginap selama 30 hari :D )
Waktu kabut asap tahun 1998 itu, sebenarnya sampe juga ke Batam :D .... Jadi gak bersih2 amat, cuman banding sama kondisi Pekanbaru, yang waktu puncak parahnya jarak pandang cuman 5 meter ...

Airport ditutup sampe 1 minggu lebih, buka 1 hari ... terus tutup lagi berhari-hari. Sekolah libur 2 minggu. Keadaan itu udah lumayan banget.

Cuman kalau aku, ya ... Aku tidak menyesali kejadian itu... Bangga, malah :D ... Karena sejak saat itu Riau menanjak terus perkebunan kelapa sawitnya :lol: hahaha, bahkan cuman butuh kurang dari 10 tahun... Riau udah memiliki lahan kelapa sawit terluas di Indonesia, udah ngalahin SUMATRA UTARA (tepatnya tahun 2002). BAYANGIN !!!! SUMATRA UTARA yang lahan kelapa sawitnya luar biasa luas, dan pengembangan sawit di sana sudah dari zaman BELANDA !!!! Kakek (dari ibu) aku aja dulu kerjanya di Perusahaan Sawit di Sumatra Utara itu !

Kalau aku bersyukur, karena sejak saat itu ... Riau mulai meninggalkan ketergantungan dari minyak bumi yang (DBH nya pun ... ampuuunn dah, kecil banget). Riau kaya hari ini lebih karena sawit2nya... Lihat aja kontribusi ekspornya,, .... Minyak bumi udah tinggal 21% doank :nuts: ... Aku yakin kontribusi GDP juga masih disetir KELAPA SAWIT kita... dulu, bukan main ... Minyak Bumi naik - turun harganya ... GDP Riau juga ikut naik - turun :nuts: .... GDP Per Kapita Riau juga sempat turun drastis dari tahun 1980-an ke tahun 1990-an.

Belum lagi kawasan Nagoya, mal-mal yg ada ice skatingnya, bandara Hang Nadim. Banyak gedung-gedung. Dulu tahun 98 itu aku ingat Batam jadi primadona di kawasan Indonesia bagian Barat bahkan oleh Malaysia dan Singapura :cheers:.
Bahkan waktu aku pertama datang ke Batam udah ada hotel mewah yang dikelola SOL MELIA GROUP .. :nuts: .. namanya MELIA PANORAMA, tahun 1996 ... dan tinggi gedungnya saja sudah 16 tingkat. Tahun 1996 loh, itu !!! MEmang hotel lagi booming2nya di Batam ketika itu . Tapi itu bukan hotel2 keren di Batam. Karena yang keren2 itu lokasinya di kawasan RESORT2 nya ... kayak MARINA WATERFRONT CITY (yang jaman aku dulu, ada SNOW WORLD nya. lumayan gedee....), atau di kawasan NONGSA ada bebeberapa lapangan golf yang lebih dari 18 HOLE, kayak Resort2nya juga keren2 kayak TURI BEACH, NONGSA PURA, TERING BAY .. :D .. Rasanya di Indonesia, cuman Bali, Batam, dan Bintan yang punya resort2 kayak gitu tahun 1990-an (Lombok dulu belum banyak resortnya).

Pekanbaru dulu, duhhh ... parah lah .. Hotel paling keren cuman MUTIARA MERDEKA sama HOTEL SAHID :bash: .. Sekarang lihat aja, hotel Bintang 5 kita jumlahnya udah naik signifikan :nuts:

Aku juga masih ingat bagaimana Riau di era Suripto, gak ada spesial-spesialnya bang. Daerah kita itu stagnan, malah orang Riau justru lebih tidak percaya diri dengan daerahnya sendiri pada saat itu. Pekanbaru kecil bgt dirasakan saat itu, penataannya masih belum bagus. Apalagi kabupaten-kabupaten .. aahhh, miris lah kalau dengerin cerita bagaimana infrastrukturnya diwaktu itu. Gak banyak yg tahu soal Riau, bahkan budaya melayu pada saat itu kayak gak menjadi tuan rumah sendiri.
Malah aku bisa bilang diwaktu gubernur Suripto ini paling banyak pejabat-pejabat mungkin juga termasuk ia yg banyak "main-main".
Sangat setuju!!!

Walaupun Riau diperas SDA nya, tapi keadaan di sini gak sampe kayak di Papua. Masyarakat asli nya gak hidup susah2 ... setidaknya gap nya gak parah ... Kalaupun ada kemiskinan di Riau ... Kemiskinan nya bukan kemiskinan absolut. Tapi, kemiskinan infrastruktur. Misalnya rumah di tengah hutan, jadi terpaksa punya motor untuk kerja. Dan BBM untuk motor mendominasi penggunaan gaji sebulan (karena terbatas infrastruktur) sehingga kebutuhan lain kayak PENDIDIKAN dan KESEHATAN tergadai.

Kalau lihat keadaan hari ini rasanya orang Riau yang betul2 miskin adalah orang2 Riau yang tinggal di ceruk-ceruk terdalam yang gak kesentuh infrastruktur saja. Tapi kalau dihitung penghasilan mereka, angka gaji mereka tetap tinggi.

Dan yang membuat aku bangga lagi, Kris .. Paska OTDA ... Di Kantor Gubernur itu, rakyat RIAU Bisa minta UANG BANTUAN PENDIDIKAN untuk KULIAH !!!! BISA MINTA BEASISWA !!! apalagi kalau ada kenalan di dalam Kantor Gubernur. DULU, SEBELUM OTDA mana ada yang begitu.... Makanya hanya 5 tahun setelah OTDA, aku dengar HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) Riau naik drastis .... :cheers:

Keadaan kayak gini, kalau gak ada perjuangan OTDA bakal selamanya kayak dulu ... Yang kaya cuman pekerja perusahaan minyak dan pejabat saja. Sekarang, wah .... sampe ke kabupaten2 banyak banget yang udah kaya (tapi bukan karena mengirim anggota keluarga mereka ke SAUDI buat jadi TKI, loh :D) ... gak mesti pejabat... Di ROhul aja sedikit demi sedikit, orang2 miskin tadi dikasih lahan dan penyuluhan untuk punya perkebunan kelapa sawit. Keluargaku yang gak mampu banyak yang akhirnya dapat :) ... Dan kehidupannya terangkat. Sertfikasi K2i, memang is THE BEST :D hehehe

Cuman masalahnya usaha "menjatuhkan" dan "membuat" Riau terbelakang di zaman ORBA itu terjadinya puluhan tahun .... 32 tahun !!! GILAA, GAK TUH .... Jadi kalau mau mengejar apa-apa yang kita udah tertinggal, ya kita butuh waktu yang kurang lebih sama !!! Soalnya yang dibuat tertinggal di Riau itu gak main-main .... INFRASTRUKTUR dan SDM !!! ... dua-duanya adalah investasi jangka panjang yang luar biasa serius. Untuk mengejar ketertinggalan itu aja kurasa Riau butuh waktu 10-15 tahun lagi. Jadi perjalanan masih panjang.

makanya aku gak suka, kalau dalam perjalanan mengejar ketertinggalan itu, kita DITINDAS dengan tidak dimasukkan dalam proyek 10 ribu MW, tidak mendapat perhatian di APBN ... dan sebagainya.

Riau harus bangkit!!! BERTERIAK LEBIH KERAS, kalo perlu :nocrook: !!
 
#147 ·
Berita, yah agak melegakan sedikit, dari RiauInfo.com

kalau demonstrasi-demonstrasi warga Riau masuk berita harian nasional setiap hari di tv-tv + live streaming sampai kedengaran di telinga Istana dan senayan, mungkin durasinya bisa dikecilin lagi :D


Insyaallah Pemadaman Listrik Hanya Tiga Jam Sehari
28 Oct 2009 18:27 wib
ad
PEKANBARU (RiauInfo) -
Ini berita gemkbira bagi masyarakat kota Pekanbaru. Setelah didera penderitaan panjang karena listrik padam samai 12 jam sehari, pihak PLN berjanji mulai Rabu (28/10) ini listrik hanya akan padam tiga jam sehari.

Makin pendeknya durasi pemadaman ini disebabkan telah masuknya pasokan listrik dari PLTU Ombilin unit dua sebesar 90 MW dan 60 MW dari fairing Bukit ASam. Dengan demikian Riau telah mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 150 MW.

Dengan masuknya pasokan listrik sebesar 150 MW itu, menjadikan devisit listrik yang dialami Riau semakin berkurang. Diperkirakan devisit listrik Riau hanya tinggal 30 MW lagi, sehingga kemungkinan besar durasi pemadaman bisa diperkecil menjadi tiga jam sehari.

Sebelumnya, menurut rencana pasokan listrik dari PLTU Ombilin akan masuk Selasa (17/10) kemaren.Namun mengalami ketertundaan sehingga dijadwalkan pukul 18.00 Wib ini mulai dipasok ke Riau. Bersamaan dengan itu masuk lagi daya listrik dari Bukit Asam sebesar 60 MW.(ad)
 
#152 ·
Ada berita baru ni dari riaupos.com

Gubri Minta Pusat Segera Tenderkan
PLTU 2x100 MW Riau Disetujui
28 Oktober 2009
PEKANBARU (RP) - Harapan masyarakat Riau untuk segera keluar dari krisis listrik lebih cepat tampaknya mulai menemui titik terang. Ini setelah rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau dengan kapasitas 2 x 100 MW di Tenayan Raya, Pekanbaru disetujui untuk masuk dalam proyek nasional, pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap I.

Bila sesuai rencana, proyek ini akan selesai pada 2011, meski belum diketahui kapan pembangkit tersebut dioperasikan.

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Fahmi Mochtar, usai rapat tentang stabilisasi persediaan listrik di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (27/10), memastikan bahwa Riau dan Kaltim memang masuk dalam rencana pemerintah pusat.

“Untuk Riau dan Kaltim yang di tahap I belum masuk, tadi sudah saya laporkan dan sudah disetujui untuk dimasukkan juga. (Akan dilakukan) supaya Perpres-nya (Peraturan Presiden) memasukkan lokasi ini,’’ kata Fahmi seperti dikutip di vivanew.com.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau dan Kaltim meminta pembangkit di wilayahnya masuk dalam proyek tahap I pada akhir Juli lalu. Karena berdasarkan Perpres Nomor 71 tahun 2006, Riau dan Kaltim masuk dalam proyek tahap II.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Gubernur Riau HM Rusli Zainal saat dihubungi Riau Pos malam tadi mengatakan, bila memang telah disetujui itu merupakan hasil dari proses panjang perjuangan Riau sejak krisis energi listrik makin parah.

“Saya minta konfirmasi ke Dirut PLN, tapi belum dijawab. Mungkin karena sudah malam. PLN Riau, saat saya tanya, saat ini juga masih mencari informasi yang lebih konkrit. Tapi, saya memang sudah mendapatkan informasi bahwa Riau memang masuk pada rencana tahap I,’’ ujar Gubri.

Proses itu, lanjut Gubri, dimulai saat kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Riau. Itu merupakan follow up kerja sama dengan PLN yang disaksikan Menteri BUMN (saat itu dijabat Sofyan Jalil) di Kementrian BUMN. “Kemudian kita juga sudah bicara dengan Menteri ESDM (saat itu dijabat Purnomo Yusgiantoro, red) dan beliau sudah menyetujui. Waktu itu, Menkeu dan Bappenas juga sudah menyetujui,’’ ujar Gubri.

Untuk melengkapi itu, lanjut Rusli Zainal, pihaknya meminta perubahan Perpres untuk bisa masuk tahap I melalui surat resmi Pemerintah Provinsi Riau. Surat resmi ke Presiden untuk meminta perubahan Perpres tersebut langsung diserahkan ke Mensesneg (saat itu masih dijabat Hatta Rajasa). “Dan Mensesneg mengatakan ini sedang diproses dan ia berjanji akan mengawal langsung prosesnya,’’ ujarnya.

Kemudian, Pemprov Riau juga sudah menyiapkan sindikasi anggaran untuk proyek tersebut sebesar Rp250 miliar di depan Menkeu. “Kita bersyukur berbagai hal yang kita perjuangkan itu akhirnya disetujui,’’ ujarnya. Ditanya tentang follow up yang dilakukan Pemprov Riau terhadap kepastian ini, Gubri mengatakan, bahwa pihaknya memang memantau intensif setiap perkembangan usulan pembangunan pembangkit Riau ini.

‘’Prosesnya terus kita ikuti, kita kawal. Bahkan, terakhir, saya sudah bertemu Ketua Bappenas membicarakan ini dan Bappenas juga sudah berjanji memasukkan anggarannya,’’ ujarnya. Bila ini disetujui masuk tahap I, Gubri berharap pusat sesegera mungkin ditenderkan atau paling lambat awal 2010 sudah ditenderkan. “Kita harapkan apapun alasannya untuk PON sudah terpenuhi semua,’’ ujarnya.

Di bagian lain, kabar tersebut belum diketahui jajaran petinggi PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR). Humas PLN WRKR, Suwandi yang dihubungi malam tadi melalui telepon selulernya mengaku belum mengetahui adanya informasi rencana pembangunan PLTU 2x100 MW Riau disetujui. ‘’Kami belum mendapat informasi itu. Bisa saja memang pemerintah akhirnya menyetujui pembangunan PLTU 2x100 MW Riau,’’ ucapnya.

Menurut Suwandi, disetujui atau tidak oleh pemerintah, pihaknya tetap melanjutkan rencana pembangunan pembangkit untuk mengatasi krisis di Riau. Sekarang ini sudah dalam tahap proses tender sehingga diharapkan bisa selesai sebelum pelaksanaan PON 2012 di Riau. Sedangkan mengenai lahan ditetapkan Tenayan Raya sebagai lokasi pembangunan PLTU tersebut.

“Bahan-bahan untuk pelelangan segera kami siapkan. Begitu sudah selesai maka proses tender akan langsung dilakukan,’’ jelasnya.

Pembangunan PLTU 2x100 MW tersebut merupakan prioritas yang tidak dapat ditunda. Apalagi kondisi listrik di Riau memang sudah dalam tahap krisis hebat sehingga perlu dilakukan langkah cepat untuk mengatasinya. “Pembangunan PLTU 2x100 MW ini merupakan salah satu solusi. Kalau tidak bagaimana kita bisa meminimalisir pemadaman bergilir di Riau,’’ ujarnya.

Dalam rapat dengan Wapres tersebut, juga membahas tentang perkembangan proyek tahap I yang tetap ditargetkan selesai 2011. Hingga akhir tahun ini, dari keseluruhan proyek diharapkan telah selesai sebesar 900 hingga 1400 MW. “Kalau betul-betul beroperasi, tanpa commisioning (uji coba operasi) itu 900 MW. Tapi kalau termasuk commisioning 1400 MW,” ujar Fahmi.

Hingga akhir 2009, diharapkan pula beroperasi secara penuh pembangkit di Rembang sebanyak 1 unit dan Labuan sebanyak 2 unit. Pembangkit di Indramayu juga sudah disiapkan untuk beroperasi. Rapat yang dipimpin Wapres Boediono ini juga diikuti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Menneg BUMN Mustafa Abubakar dan Kepala Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto.(int/mar/ria/fia)



Ini berita yg dari riauterkini.com

Rabu, 28 Oktober 2009 09:18
PLN Riau Belum Tahu Riau Masuk Program 10.000 MW Tahap I

Kabar penting disampaikan Dirut PLN tentang masuknya Riau pada program pembangkit 10.000 MW, namun sampai saat ini PLN Riau justru belum mengetahuinya.

Riauterkini-PEKANBARU- Kemarin, Selasa (27/10/09) di Jakarta, Direktur Utama PT. PLN (Persero) Fahmi Mochtar mengungkapkan kesepakatan untuk memasukkan Riau dan Kalimantan Timur pada program pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt (MW). Kesepakatan itu ditindaklanjuti dengan perubahan kembali Peraturan Persiden (Pepres) No.71.

Namun kabar penting itu sampai sekarang ternyata belum diketahui PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR). Humas PLN WRKR Suwandi Siregar saat dihubungi riauterkini, Rabu (28/10/09) mengaku sudah mendengar dari pemberitaan media massa, namun belum mendapat informasi resmi mengenai masalah itu. “Saya baru dengar dari pemberitaan media, tetapi sampai saat ini belum ada informasi apapun mengenai masalah itu dari pusat,” ujarnya.

Meskipun demikian, Suwandi menegaskan, masuk atau tidak masuknya Riau pada program pembangkit listrik 10.000 MW, tidak akan mempengaruhi rencana pembangunan pembangkit PLTU 2x100 MW di Tenayan Raya, Pekanbaru. Rencana tersebut merupakan prioritas yang tidak dapat ditunda. Apalagi kondisi listrik di Riau memang sudah dalam tahap krisis hebat sehingga perlu dilakukan langkah cepat untuk mengatasinya.

“Kalau memang ada persetujuan seperti itu, akan lebih baik, tetapi intinya, rencana pembangunan PLTU 2x100 MW ini merupakan salah satu solusi dan tidak bisa ditunda. Kalau tidak, bagaimana kita bisa meminimalisir pemadaman bergilir di Riau,’’ ujarnya.***(mad)
 
#153 ·
Masih seputar masalah krisis listrik di pekanbaru.
dari riauinfo.com
Kepala PLN Baru Diharapkan Mampu Atasi Krisis Listrik
28 Oct 2009 16:40 wib

PEKANBARU (RiauInfo) - Pergantian kepala PLN Cabang Pekanbaru dari yang lama Ericson Sidabutar kepada yang baru Ilham Santoso diharapkan akan mampu mengatasi krisis listrik. Karena itu banyak pihak kepala PLN Cabang Pekanbaru yang baru itu lebih memprioritaskan dalam upaya mengatasi krisis listrik.

Bahkan kalangan DPRRD Kota Pekanbaru mengultimatumkan Ilham untuk segera mengatasi krisis listrik di Pekanbaru hanya dalam waktu 100 hari. Jika ternyata Ilham gagal, maka pihak DPRD akan mengajukan class action.

Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Sondia Warman mengatakan class action itu dibenarkan oleh undang-undang. Menurut undang-undang, masyarakat secara berkelompok bisa menuntut sebuah lembaga yang gagal memenuhi kewajibannya.

Karena itu, Sondia sangat berharap Ilham Santoso benar-benar mampu membawa perubahan terhadap kondisi kelistrikan di Pkanbaru. "Masyarakat sudah lama berharap kondisi listrik di Pekanbaru benar-benar pulih kembali tanpa adanya pemadaman bergiliran," ungkapnya.

Dia juga berharap Ilham mampu memperjuangkan dibangunnya pembangkit listrik berkapasitas besar di Pekanbaru untuk kebutuhan listrik jangka panjang. "Sebab tidak mungkin kita hanya tergantung pada PLTA Kotopanjang, karena sangat dipengaruh oleh faktor alam," tambahnya.(ad)

Bagus juga tu ancaman DPRD, biar kerja serius manajer yg baru..




Demo PLN lagi.....:banana:
riauinfo.com
Demo Listrik Kuasai Gedung DPRD Riau
28 Oct 2009 16:59 wib
Surya
PEKANBARU (RiauInfo) - Desakan terhadap tanggung jawab PLN Wilayah Riau-Kepri kian memuncak. Tuntutan agar Aritonang segera hengkang dari jabatan GM PLN Riau-Kepri ini dilakukan lagi oleh ratusan massa yang tergabung dalam Gabungan Rakyat Peduli Listrik (GARDU LISTRIK), Rabu (28/10/09) di Pekanbaru. Pada Selasa kemarin gerakan serupa juga dilakukan oleh ratusan massa dari kalangan mahasiswa di Pekanbaru.

Namun massa GARDU LISTRIK kali ini melakukan aksi dengan menguasai gedung DPRD Riau. Mereka masuk dan memenuhi ruangan kantor milik rakyat tersebut. Pihak keamanan tidak kuasa menahan aksi masuknya para demonstran di pintu gerbang karena kalah jumlah personil.

Ratusan massa terdiri dari gabungan LSM dan organisasi mahasiswa itu melakukan orasi di dalam gedung sehingga membuat ketua DPRD Riau Johar Firdaus keluar dari ruangannya dan menemui perwakilan massa.

Massa GARDU LISTRIK membacakan tuntutan mereka terhadap krisis lisrik Riau. Tuntutan pertama mendesak penyelesaian krisis listrik selama dua bulan ke depan terhitung 28 Oktober 2009, meminta selama kurun waktu 2 bulan ke depan pemadaman listrik di Riau paling lama 3 jam sehari dan ketiga melakukan perencaan yang matang untuk mengatasi krisis listrik ke depan. Dan meminta GM PLN Riau-Kepri bertanggung jawab terhadap kerugian pemadaman listrik agar segera mundur dari jabatannya(Surya)
 
#154 · (Edited)
Kalau yang 2x100 MW itu jadiii .... berarti Riau punya 200 MW daya yang diGENERATE sendiri di dalam provinsi ini. Tambah lagi kalau PLTA Koto Panjang berfungsi maksimum bisa nambah 114.5 MW ... Jadi sekitar 314.5 MW , itu udah di atas beban puncak Riau yang sekitar 264 MW ... Riau ini parah banget defisitnya, bisa sampe 50 - 120 MW .... Belum lagi PLTD Teluk Lembu yang sekitar 1x20 MW yang dikelola RIAU POWER itu :cheers: .... Proyek Riau Power untuk menginventaris pembangkit dari perusahaan raksasa di Riau, harus terus jalan ... harus ada daya tambahan 50 MW lagi lah dari sana. Baru bisa dikatakan Riau SAVE sampai 5 tahun ke depan ..

Tapi itu angka cukup-cukup makan, nah terus yang daftar tunggu 100 ribu itu ??? Gimana, tuh ??? Berarti cuman akan menyelesaikan masalah yang ada, dan belum tentu menyelesaikan masalah yang akan datang, kan ??? :nuts:

Tapi, ya bersyukurlah ... :cheers: .. Dan tentu saja Sumatra Barat sudah bisa me-utilisasi listrik mereka sendiri, Riau juga begitu... Jadi udah gak ada lagi ceritanya, Riau di ujung interkoneksi .. jadi dayanya cuman bertahan 70-80% dari daya yang ditransmisikan .. Ini bener2 LAME EXCUSE banget ...
 
#155 ·
Dan yang penting janganlah kita mnecemooh daerah sendiri. Masa setiap kemajuan dan perubahan selalu disepelekan dan diungkit-ungkit ke hal-hal yg lain :eek:hno: . Itulah penyakit "sebagian" blogger dan forumer dari Riau ini :eek:hno:.

Rasa tidak percaya diri dan momok ketidakpercayaan model "trauma" karena orde baru terhadap itu jangan dibawa-bawa dululah
 
#156 ·
^^ Aq setuju bgt Kris.. bnyak sekali warga pekanbaru yg msh kurang Pede terhadap daerahnya. Kemudian masih ada juga org2 yg malah menjelek2kan daerahnya (terutama pendatang dari tahun 2003 ke atas). Istilahnya mereka menjelek2kan mengatas namakan kritik dan saran. Qt tahu sendirilah gmn perbedaan antara kritik/saran dengan sebuah hinaan. Makanya, aq geram sekali melihat org2 macam ini. Biasanya org2 macam ini bermuka dua. Baiknya minta ampun jika ketemu langsung, tapi dibelakang qt atau melalui media lain dy menghina dan menjelek2an kota qt. Harusnya mereka menerapkan prinsip dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

Aq berharap bgt melihat org2 riau dan pekanbaru khususnya untuk bangga terhadap kota mereka, disamping dengan segala kekurangan kota kita ini. Qt harus bisa mencontoh kepada orang2 daerah lain yang selalu mmpromosikan daerahnya/menyampaikan keunikan dan keunggulan daerahnya kepada orang lain. Teman2ku banyak yg seperti itu, seperti orang bogor, sumbar, palembang, jateng, yogya, apalagi orang2 bandung dan bali. Mereka semua bangga terhadap daerahnya disamping kekurangan yg dimiliki daerah mereka masing2.
 
#157 · (Edited)
Yah , begitulah. Prinsip yang mereka pegang jauh-jauh merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Jadi sifatnya mereka itu kebanyakan menuntut ketersediaan lebih. Padahal, kalau aku boleh kasar, kalau banyak mencibir kenapa tak coba pulang kekampungnya saja? Berani gak?

Aku ada cerita mengenai tipikal warga seperti ini, dulunya ia karena (mungkin) merasa kurang puas disini ia lalu balik kekampungnya disebelah. Eh, belum genap setahun udah balik lagi ke Pekanbaru :lol:. Katanya usaha dan rejekinya gak bisa maksimal kalau didaerah sendiri . Banyak loh yang kayak gini:lol:.


Banyak loh apalagi yang dari negeri seberang itu, dulu ayahku pernah memarahi alumni IT* yang notabene pegawai baru di chevron, ia datang jauh2 dari negeri sebrang itu melamar kerja disini, namun karena sifatnya yang terkesan angkuh dan sok + freak (mungkin udah rahasia umum kali ya) ya kena marahlah sama bosnya :lol: kalau gak mau ikuti aturan balik aja kekampungmu mau makan apa kamu disana? :lol: Tapi ah udah lah. Tadinya aku cuma pengen nyinggung beberapa blogger yang menyebalkan itu tapi malah merembet ke beberapa hal tar ada yg coba-coba somasi lagi diluar sana :D.

Tapi ya kita ambil positifnya saja, banyak kritik dan saran juga untuk membenahi daerah kita :). Lagipula kalau di Riau ini juga sangat semarak dengan masyarakatnya yang kritis apalagi kalau lihat komentar-komentar di koran tr*** itu :lol: mulai dari yang serius tulisannya bahkan alay-alay pun banyak berkomentar disana :lol: heran aku kok yang begituan bisa dimuat juga?. Tapi ya itulah dinamika demokrasi.

sebagian juga masyarakat Riau aslipun juga masih terkesan kurang kompak. Nah,yang penting dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Riau itu perlu :) .
 
#160 ·
Tapi ya kita ambil positifnya saja, banyak kritik dan saran juga untuk membenahi daerah kita :). Lagipula kalau di Riau ini juga sangat semarak dengan masyarakatnya yang kritis apalagi kalau lihat komentar-komentar di koran tr*** itu :lol: mulai dari yang serius tulisannya bahkan alay-alay pun banyak berkomentar disana :lol: heran aku kok yang begituan bisa dimuat juga?. Tapi ya itulah dinamika demokrasi.

sebagian juga masyarakat Riau aslipun juga masih terkesan kurang kompak. Nah,yang penting dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Riau itu perlu :) .
Mengenai "mengatasnamakan" kritik & saran kita bisa bedakan apakah itu "membangun" atau "hinaan". Seringnya di koran2 itu lebih kayak hinaan. Sebenarnya gak semua orang Pekanbaru kayak gitu, generasi2 muda yang dibesarkan di Pekanbaru tahun 1990-an ke atas... Punya kecintaan pada Pekanbaru lumayan besar.

Yang gak bisa dihapus ini, generasi tua yang masih bawa tabiat kampung halamannya. Gak cuman dari Provinsi2 tetangga aja, bahkan yang dari Riau juga kayak gitu. Keluargaku aja banyak banget yang dikit2 melecehkan PEMDA. Dikit2 melecehkan PEMDA, padahal belum tentu juga PEMDA nya yang salah.

Tapi tabiat seperti ini gak hanya di Pekanbaru saja. :D ... Di Sumatra, tabiat kayak gini biasa banget!!! Coba aja baca media2 di SUMSEL, SUMUT, SUMBAR, JAMBI, ACEH, cara2 orang2nya dalam melecehkan PEMDA itu kurang lebih sama dengan yang biasa dilihat di Riau. Aku pernah baca harian ANALISA di Medan,, ampuuuuunnnn dehhh kritiknya ... kasar dan menohok banget-- gak ada rasa respek2nya, --- Pekanbaru gak ada apa2nya malah.

Beda banget sama media2 di Jawa.. Kalau kritik masih hati-hati, dan gak terlalu tajam. Memang kontras kalau banding sama media di Sumatra, haha... RIAUTERKINI dan RIAUINFO juga kalau buat kritikan juga tajam2, haha...

CUman kalau khusus harian TR****, itu bukan hanya TAJAM kata2nya, tapi juga TUMPUL isinya, bodoh konsepnya, kekanak-kanakan yang ngebacanya. :D hahaha.
 
#158 · (Edited)
Ehh, aku basically baru datang ke Pekanbaru tahun 2003, loh ... Tepatnya 1 Januari 2003 .. Pindah dari Palembang kala itu. Aku pernah tinggal di Jakarta, Palembang, Batam, Bandung, dan Bandarlampung. Basically, aku menganggap memang Pekanbaru memang bagus sih sistem kekotaannya (gak tahu deh, kalau soal perizinan) .. tapi untuk perawatan kota, kebersihan, bahkan perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Mungkin kota-kota lain juga berubah sistemnya cuman aku dah gak ngikutin lagi (secara pastinya mereka juga udah ganti2 pemimpin). Yang aku suka waktu datang ke PKU pertama kali itu, kotanya kecil secara populasi -- tapi nuansa kotanya kayak kota besar. Apalagi selama tahun 2003 ke atas, aku melihat sendiri hotel2 kayak GRAND JATRA, GRAND ZURI, PANGERAN, GRAND ELITE itu dibangun ... Dan aku juga melihat sendiri bagaimana dibangunnya Mal Pekanbaru, Mal Ciputra Seraya, Mal SKA. Tentu saja apresiasi ku sangat bagus sekali, tentang kota Pekanbaru. Aku juga menyaksikan sendiri bagaimana pasar tradisional diperbaiki keberadaannya, bagaimana jalan2 dilebarkan.


Di SMA-SMA negeri di Pekanbaru aja, kayak 1 dan 8 ... fasilitas sekolahnya setara dengan Jakarta. Dan, uang sekolah di PKU dulu banding ma Jakarta (bahkan, sekolah2 unggulan di Jawa) ... wah kayak bumi dan langit. Pekanbaru tuh murah banget uang sekolahnya (banding ma fasilitasnya). SMA Plus aja gratis, kan ;) (dulu :D, gak tahu sekarang) ... Kerasa, kan perhatian pemerintah di daerah kita. Walau kudengar sekarang, uang sekolah di PKU udah mulai kayak Jakarta (setidaknya di sekolahku dulu). Anak-anak Riau bisa ikut lomba ke Jakarta, didanai pemerintah pake pesawat pulang pergi... sampe peserta lomba dari Jawa aja sampe iri.. soalnya mereka berangkat ke tempat lomba pake uang sendiri, itupun naik bus .. pula. Beda banget, kan sama anak2 Riau. Malah banyak lomba yang diselenggarakan di Jawa itu... peserta luar Jawa-Bali nya cuman ada dari RIAU. Keren, gak tuh :D hihi. Dukungan dana dari pemerintah kita besar untuk pendidikan. Di sekolah aku aja dulu, udah ada pelajaran internet dari tahun 2002 :nuts: .... Mata pelajaran SMA yang amat sangat langka untuk ukuran SMA di tahun 2002, bahkan di Kota kayak Jakarta sekalipun... Dan apakah karena itu uang sekolah, sekolah aku jadi mahal ??? Tidak !!! Uang sekolah dulu subsidi silang, tapi rata-rata angkatan aku, bayarnya sekitar Rp 50 ribu per bulan.

Bahkan di tahun 2005, ayahku pindah ke Jakarta aja.. aku gak mau ikutan pindah. Aku tetap stay di Pekanbaru. Sampai tamat SMA tahun 2006. Cuman memang, karena basically keluarga aku asli Riau. Jadi, yang namanya mengunjungi Riau itu udah budaya biasa... Bahkan dari tahun 1990-an dulu. AKu udah ke Pekanbaru beberapa kali (tahun 1990-an, bahkan tiap 2 tahun sekali kayaknya aku pasti ke PKU, atau lewat PKU). Di facebook juga status HOMETOWN aku tetap Pekanbaru :D hihihi.

I love Pekanbaru, memang kalau anda tinggal di Pekanbaru dar kecil sampai besar, Pekanbaru berasa biasa-biasa aja... Tapi coba, anda cicipi bagaimana PEMKOT Bandung dan Bogor menata kotanya... Kurasa, gak ada yang gak setuju kalau Pekanbaru bahkan 10 kali lipat lebih baik :cheers:


Dan untuk menulis ini , apakah aku mewakili pemerintahan di Riau ?? Yah, gak lah. Ayahku sangat jelas-jelas tidak bekerja di pemerintahan baik pusat, maupun Riau. Soalnya di internet (apalagi Kaskus) banyak yang mencibir aku representasi PEMPROV/PEMKOT atau apalah namanya... Gilaa ajaa ..... Aku cuman kebetulan punya MATA, TELINGA, dan sering pergi ke kota-kota lain untuk membanding-bandingkan. Dan aku kebetulan punya hobi baca data statistik dan ekonomi, DAN BENER!!! PEKANBARU TERGOLONG KOTA YANG KEREN UNTUK TINGKAT NASIONAL!!!
 
#159 ·
Berita baik dari Riauinfo.com


Gubri dah pernah bilang kenapa ia selalu berada di Jakarta saat-saat ini. Ya iyalah, secara logika kalau mau memperjuangkan daerah kalau kayak Riau ini lebih baik temui langsung khan orang-orang yg berwenang. Jadi yang berprasangka buruk bilang ini itu di forum tetangga, dosa lho fitnah :D. Yah terlepas dari kekurangannya mungkin.




Perjuangkan Riau, Gubri Temui Wapres dan Sejumlah Menteri
30 Oct 2009 09:40 wib
ad
JAKARTA (RiauInfo) -
Gubernur Riau (Gubri) HM Rusli Zainal SE MP menemui langsung Wakil Presiden (Wapres) Boediono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II untuk menyampaikan sejumlah persoalan dan aspirasi masyarakat Riau pada acara National Summit 2009 di dua tempat terpisah, yakni Hotel Bidakara dan Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (29/10).

Kepada Wapres, Gubri menindaklanjuti persoalan krisis listrik yang saat ini melanda Provinsi Riau. Gubri meminta agar pemerintah pusat merevisi Perpres tentang pembangunan pembangkit listrik 10 ribu mega watt dengan memasukkan Riau dalam Perpres dimaksud. Bila Riau masuk dalam Perpres tersebut, maka Riau bisa membangun pembangkit listrik, sehingga masalah krisis listrik bisa segera diatasi.

Terkait hal itu, Wapres mengatakan bahwa Perpres tersebut sudah direvisi dan Riau sudah masuk di antara beberapa daerah yang akan membangun pembangkit listrik. "Itu (revisi Perpres) sudah itu ya," kata Boediono menanggapi permintaan Gubri.

Selain soal krisis listrik, Gubri juga menyampaikan berbagai potensi Riau yang bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga bisa menjadi kekuatan nasional. Misalnya membangun industri hilir kelapa sawit di Riau. Menurut Gubri, sejauh ini potensi yang luar biasa tersebut belum bisa memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Padahal, sekitar 40 persen perkebunan kelapa sawit ada di Riau.

"Ini potensi yang luar biasa. Ini semua sudah idle (tersedia), tapi downstream-nya atau industri hilirnya belum bisa kita kembangkan. Kita baru bisa ekspor dalam bentuk gelondongan, sehingga belum memberikan value added bagi masyarakat kita," jelas Gubri.

Gubri berkali-kali meyakinkan Wapres bila Riau didukung untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada, seperti industri hilir kelapa sawit tersebut, maka Riau akan menjadi salah satu daerah yang bisa diandalkan oleh bangsa ini. "Kami sudah sangat siap. Potensi kami luar biasa. Tinggal bagaimana mengembangkan semua itu sehingga bisa memberikan value added bagi masyarakat," tegas Gubri meyakinkan.

Hal senada juga disampaikan Gubri kepada Menko Perekonomiaan Hatta Radjasa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu dan sejumlah menteri lainnya termasuk Kepala Bappenas. Gubri menemui para menteri tersebut satu per satu seraya memberikan sejumlah dokumen tentang potensi Riau.

Saat ditemui sejumlah wartawan, Gubri Rusli menegaskan bahwa sangat disayangkan bila negeri ini tidak memanfaatkan dan mengembangkan secara maksimal berbagai potensi yang ada di Bumi Lancang Kuning. "Apa yang tidak ada di Riau. Hampir semua potensi ada. Kenapa kita biarkan. Makanya kami sangat berharap dukungan dari pemerintah pusat sehingga Riau menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia ini," ulas Gubri.

Gubri mengatakan, Indonesia ini tidak akan maju bila potensi-potensi yang begitu besar di daerah-daerah dibiarkan begitu saja. "Indonesia ini maju kalau daerah-daerah yang ada maju. Kalau daerah lemah, ya Indonesia ini juga akan lemah," ujar pria yang kini sudah menjadi salah seorang Ketua DPP Partai Golkar itu.

Selain persoalan di atas, Gubri juga berharap dukungan pemerintah pusat untuk membangun berbagai infrastruktur di Riau, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, air bersih dan lainnya. Gubri juga menyinggung rencana pembangunan railway dan highway (jalan tol) di Riau yang diharapkan bisa segera terealisasi.

Acara National Summit 2009 dihadiri ribuan peserta dan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain para kepala daerah, menteri KIB Jilid II juga hadir para pengusaha dari berbagai bidang.(ad)


Hasilnya ?
nih :cheers:


PLTU Tenayan Akhirnya Masuk Program Megaproyek 10.000 MW
29 Oct 2009 19:50 wib
ad
PEKANBARU (RiauInfo) -
Keinginan Pemprov Riau agar pembangunan PLTU Tenayan dimasukkan dalam program pemerintah pusat berupa Pembangunan Megaproyek Pembangkit Tenaga Listrik 10.000 MW tahap I akhirnya diterima oleh pemerintah pusat.

Berhasilnya PLTU Tenayan itu masuk ke dalam megaproyek pemerintah pusat tersebut setelah diperjuangkan oleh Pemprov Riau dengan bekerjasama Kalimantan Timur. "Alhamdulillah upaya kita itu membuahkan hasil," ungkap Gubernur Riau HM Rusli Zainal di Pekanbaru.

Dia mengungkapkan masuknya PLTU Tenayan ke dalam megaproyek tersebut diketahui setelah Dirut PT PLN dan Menteri ESDM menandatangani MoU Revisi Perpers di Kantor Wakil Presiden, Selasa lalu. "Ini sangat penting bagi kita untuk menanggulangi krisis listrik yang terjadi di Riau," ujarnya.

Dengan telah dimasukkannya PLTU Tenayan ke megaproyek, Rusli Zainal berharap proses tendernya bisa secepatnya dilakukan. Sebab diharapkan PLTU ini sudah benar-benar bisa dioperasikan mulai tahun 2011 nanti, agar persoalan pemadaman bergiliran tak lagi terjadi.(ad)
 
#164 ·
Akhirnya!



dari Harian Global

Monopoli PLN Berakhir
Written by Redaksi Web
Wednesday, 09 September 2009 10:03


DPR akhirnya mengesahkan RUU Ketenagalistrikan menjadi UU, dalam sidang paripurna di Gedung DPR Jakarta, Selasa (8/9). Era monopoli dalam memenuhi kebutuhan listrik rakyat oleh PT PLN berakhir.



Sebelumnya, dari 10 Fraksi di DPR, sebanyak sembilan fraksi menyatakan setuju. Fraksi PDIP memilih tidak berpendapat. Menurut juru bicara PDIP, Ismayatun, adanya ketentuan-ketentuan baru seperti regionalisasi tarif yang tercantum dalam RUU tersebut dinilai akan mempengaruhi sendi-sendi persatuan bangsa. "Hal itu tentu saja dapat berpengaruh kepada sendi-sendi persatuan bangsa, sehingga fraksi PDIP menyatakan tidak berpendapat terhadap RUU ini," ujar Ismayatun.


Dalam pendapat akhir partai Demokrat, juru bicara Partai Demokrat Sofyan Ali mengingatkan agar pemerintah tidak memberikan kewenangan penyediaan tenaga listrik kepada pihak asing. Selain itu, Sofyan juga menyoroti soal rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang beberapa waktu diusulkan DPR. Menurut Sofyan, sebelum TDL dinaikkan maka pemerintah harus melakukan kajian-kajian terlebih dahulu. "Kami meminta untuk kenaikan TDL tersebut harus dibicarakan terlebih dahulu dengan DPR," ungkapnya.


Dalam pendapat akhir Partai Persatuan Pembangunan Nasional yang disampaikan Idiel Suryadi menyatakan PPP menyetujui disahkan RUU ini menjadi UU karena telah dilakukannya perubahaan substantif terhadap UU Nomor 20 tahun 2002 tentang ketenagalistrikan yang telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada 15 Desember 2004 melalui keputusan MK nomor 001-021-022/PUU-UU/2003.


"Keputusan itu menjadi peringatan bagi kita. Oleh karena itu, sebelum mengakhiri pendapat akhir, kami meminta agar pemerintah dapat segera membuat PP agar UU ini dapat segera diterapkan sehingga masalah di sektor kelistrikan bisa diatasi," sebutnya.


Seperti diketahui RUU Kelistrikan 2009 diajukan Pemerintah setelah UU Nomor 20 tahun 2002 tentang ketenagalistrikan dibatalkan Mahkamah Konstitusi pada 15 Desember 2004 melalui keputusan MK Nomor 001-021-022/PUU-UU/2003.


Beberapa poin penting dalam UU Kelistrikan 2009 adalah, telah diterapkannya desentralisasi dan otonomi daerah untuk bidang kelistrikan. Dalam kaitan ini, Pemda memiliki kewenangan lebih besar, terutama dalam pengusahaan ketenagalistrikan, bahkan daerah bisa memiliki perusahaan listrik sendiri.


Dengan kondisi itu, ke depan penetapan tarif listrik regional tidak lagi seragam tergantung kebijakan setiap daerah. Berdasarkan undang-undang tersebut, PLN yang selama ini memonopoli pelayanan listrik kepada masyarakat, tidak lagi menjadi "penguasa" tunggal. Masyarakat memiliki pilihan dalam menikmati pelayanan listrik, ketimbang sekadar mendengar keluhan-keluhan PT PLN sehingga harus kerap melakukan pemadaman bergilir.


Meski UU Ketenagalistrikan baru saja disahkan, namun masih menyisakan pro dan kontra. Salah satu poin yang disoal, kewenangan pemerintah daerah membangun tenaga listrik dikhawatirkan dapat mendongkrak tarif daftar listrik (TDL).


Komite Solidaritas Nasional, yang terdiri dari Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara, Indonesian Corruption Watch (ICW), dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menyatakan penolakannya terhadap UU ketenagalistrikan.


Mereka mengkhawatirkan liberalisasi pengelolaan listrik, yang menyebabkan tidak terjaminnya pasokan listrik bagi seluruh lapisan masyarakat. Pasalnya, dalam UU itu disebutkan adanya wewenang yang mengijinkan pemerintah menunjuk pelaku usaha ketenagalistrikan secara berbeda-beda.


"Kondisi ini dapat menimbulkan kesenjangan pasokan listrik di luar Jawa dan Bali," ujar Ketua Umum BUMN Strategis, Ahmad Daryoko, Selasa (8/9). UU ini dikhawatirkan dapat memicu tidak terkontrolnya tarif listrik untuk rakyat.


Pada pasal 3 menyebutkan bahwa penyediaan tenaga listrik dikuasai negara dan penyelenggaraannya dilakukan pemerintah dan pemda, berlandaskan prinsip otonomi daerah.


"Ada kemungkinan Pemda akan mengalami kesulitan mengelola listrik. Rakyat pun akan merasakan tarif dasar listrik yang mahal. Apalagi jika dalam pengelolaannya, Pemda menggandeng investor lain," ucapnya.


Sementara Ketua Komisi VII Airlangga Hartarto menilai ketakutan masyarakat dalam menanggapi kemungkinan swastanisasi listrik berlebihan. Menurutnya, UU itu justru mendorong setiap daerah memperoleh pasokan listrik sesuai kebutuhan. "Itu ketakutan yang berlebihan, Mereka seharusnya baca dulu UU itu," katanya.


Menurut Airlangga, saat ini, banyak daerah yang masih menunggu pasokan listrik dari PLN, seperti Sumatera Selatan, Riau, dan Tarakan yang juga kota lumbung energi. Karena itu, DPR memberi kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan, sekaligus memulihkan iklim investasi. "Kecuali jika masyarakat masih tetap mau menunggu seperti sekarang dengan sistem yang ada," ujarnya.


Airlangga menambahkan, UU tersebut juga tidak menyamaratakan layanan ketenagalistrikan. Pasalnya, Indonesia adalah negara kepulauan, di mana tiap daerah memiliki kebutuhan listrik yang berbeda-beda.


Salah satu elemen penentang UU Ketenagalistrikan yang baru, Serikat Pekerja (SP) Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero). Mereka menuntut UU yang baru disahkan tersebut dibatalkan.


Guna memperjuangkan aspirasinya, sekitar 42 ribu pegawai SP PLN se Indonesia sepakat untuk melakukan mogok kerja terhitung 21 September mendatang. "Kami akan melakukan mogok kerja dari 21 September sampai aspirasi kami ada tindaklanjutnya," jelas Ketua Umum SP PLN Achmad Daryoko.


Daryoko menyebut, putusan dewan sudah dipengaruhi oleh nafsu dan dirasuki semangat neoliberal.
 
#171 ·
Simpang MAL SKA Mati Lampu, terjadi kekacauan Lalu Lintas di sana ... Pak Polisinya mana ???
* Dari RIAUPOS 26 Oktober 2009


-------

Parkir Mal SKA yang terdiri dari PARKIR ATAP, PARKIR BASEMENT lumayan luas sebanyak 2 lantai, dan juga PARKIR GROUNDED ,,,, ternyata parkir segitu luasnya gak cukup untuk menampun pengunjung Mal SKA yang membludak pada Sabtu-Minggu ...
*Dari RIAUPOS 26 Oktober 2009


^^ Sampe parkir di luar :nuts: ... DUlu kalau gak salah mal susah cari parkir itu cuman Plaza Senapelan, Plaza Sukaramai (INI PALING SUSAH!!!), Mal Ciputra Seraya, sama Mal Pekanbaru...

Sekarang menular ke Mal SKA !!!
 
This is an older thread, you may not receive a response, and could be reviving an old thread. Please consider creating a new thread.
Top