SkyscraperCity Forum banner
Status
Not open for further replies.

Riau Province - Countdown Vision 2020 [ 6th Thread ]

147K views 1K replies 30 participants last post by  join_zulfian 
#1 · (Edited)
LINK thread lama :

Riau, the 1st thread

Riau, the 2nd thread

Riau, the 3rd thread

Riau, the 4rd thread

Riau, the 5rd thread




Courtesy KRIS18, from Previous thread

Riau Bumi Melayu Negeri Lancang Kuning​


[URL="http://www.krishadiawan.co.cc/2010/02/riau-al-munawwarah-bumi-melayu-lancang.html]Kris Hadiawan[/URL]

Serentak menyusun jemari
Salah dan khilaf maaf diberi
Kain songket melayu berseri
Tenunan asli karya anak negeri


Langkahnya rentak bermawah
sepuluh jari menjunjung marwah
Bagai tersirat banyak faedah
Punya sejarah Negeri Bertuah


Negeri bertuah rajut bertingkah
Adat dan resam berdiri megah
Langkah melayu junjung berarah
Lantunan budaya mengukir sejarah


Tuah Sakti Hamba Negeri
Esa Hilang Dua Terbilang
Patah Tumbuh Hilang kan Berganti
Takkan Melayu Hilang di Bumi


Sri Bintan menyeluruh ke Payung Sekaki
Rokan Kampar bergema hingga Inderagiri
Dari Hulu Kuantan hingga Hilir Natuna
Terbentang Riau Gegap Gempita





Salam Ta'zim. Riau berada di garda terdepan dalam menjaga tradisi dan budaya Melayu di Indonesia. Bahasa pengantar di provinsi ini adalah Melayu. Perkembangan kebiasaan dan hidup di provinsi ini adalah adat istiadat Melayu, yang mengatur segala kegiatan dan perilaku penduduk Syari'ah Islam. Penduduk terdiri dari orang Melayu Riau dan berbagai suku lainnya, mulai dari Bugis, Banjar, Mandahiling, Batak, Jawa, Minangkabau, dan China.


Uniknya, di provinsi ini masih ada kelompok masyarakat/suku terasing, antara lain:


1. Suku Sakai: kelompok etnis yang tinggal di beberapa daerah seperti Kampar, Bengkalis, Dumai:


2. Suku Talang Mamak: tinggal di Kabupaten Indragiri Hulu dengan daerah distribusi mencakup tiga kabupaten: Pasir Penyu, Siberida, dan Rengat:



3. Suku Akit: kelompok sosial yang tinggal di kawasan hutan Kabupaten Long Rupat, Kabupaten Bengkalis:



4. Suku Hutan: suku asli yang mendiami daerah Selat Baru dan Jangkang di Bengkalis, dan juga membuat desa di Pulau Rangsang Kabupaten Sokap Ridge Tinggi Merbau dan menghuni sungai-sungai dan Kuala Kampar Apit.



5. Suku Laut di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau.



Dari sumber-sumber sejarah mencatat bahwa di masa lalu, di Riau (sekarang Provinsi Riau) telah datang gelombang migrasi nenek moyang Indonesia. Gelombang pertama migrasi menunjukkan karakteristik ras Weddoid yang datang sesudah zaman es terakhir. Ras adalah ras pertama yang menghuni nusantara. Sisa-sisa leluhur gelombang pertama dari ras ini masih ada saat ini dan kelompok terpisah di Riau. Mereka disebut Orang Sakai, Hutan, dan The Citadel. Sisa-sisa nenek moyang sering disebut orang pribumi sekarang tidak jumlah besar lagi. Orang Sakai yang mendiami Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Kampar dan Mandau, Kabupaten Bengkalis hanya berjumlah 2.160 jiwa. Orang-orang yang mendiami Pulau Penyalai hutan, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Kampar berjumlah 1.494 jiwa


Candi Muara Takus




Pada periode 2500-1500 SM, datang gelombang migrasi dengan ciri-ciri ras Melayu pertama yang disebut Proto-Melayu. Kelompok-kelompok ini mendukung penyebaran kebudayaan zaman Batu Baru ke pulau Sumatra melalui Semenanjung Melayu. Waktu mereka masih ada di Riau sampai sekarang, yang disebut Orang Talang Mamak dan Orang Laut. Talang Mamak orang-orang yang sekarang mendiami kabupaten dan kecamatan Pasir Penyu Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu berjumlah 3.276 jiwa (tahun 1980). Orang-orang yang mendiami laut dan Sub Sub RETEH MANDAH di Indragiri Hilir dan Kecamatan Tambelan di Kabupaten Kepulauan Riau berjumlah 2.894 jiwa. Selain itu ada kelompok-kelompok asli lainnya, yaitu orang-orang yang mendiami kabupaten Akit Rupat, Bengkalis, Mandau, dan Tebing Tinggi di Kabupaten Bengkalis, yang semuanya berjumlah 11.625 jiwa.



Jejak-jejak kehidupan manusia dari zaman **** sapiens kuno atau Pithecanthropus, sekitar 10 thousand untuk 40 ribu tahun yang lalu, ditemukan di Kuantan, Propinsi Riau. Jejak kehidupan sebagaimana dibuktikan oleh temuan-temuan dari sebuah kapak dan fosil kayu.



Pengembangan kelompok-kelompok etnis ini tumbuh Melayu Riau beberapa sub-sukubangsa, seperti sub-sukubangsa Melayu Siak, Melayu Bintan, Melayu Rokan, Melayu Kampar, Melayu Kuantan, Indragiri dan Melayu. Meskipun ada sub-kelompok etnis, bahasa Melayu tetap menjadi bahasa utama di Riau. Bahkan penggunaannya meluas ke seluruh nusantara. Bahasa Melayu Riau dialek dapat dibedakan menjadi Melayu Kepulauan, dialek Melayu Pesisir, dan dialek Melayu Riau daratan. Dialek pertama dari subdialek Tambelan, Tarempa, Bunguran, Singkep, Jaafar, dan lain-lain. Kedua dialek subdialek Kampar, Rokan, Kuantan, Batu Rijal, Peranap, dan lain-lain. Selain itu terdapat bahasa masyarakat pribumi, seperti bahasa Sakai, bahasa Orang Laut, bahasa Akit, dan bahasa Talang Mamak.


Hasil kajian Hasan Junus, seorang peneliti naskah Melayu di Riau mencatat paling kurang ada 3 kemungkinan asal nama Riau. Pertama troponomi Riau berasal dari penamaan orang portugis dengan kata Rio yang berarti sungai. Kedua mungkin berasal dari tokoh sinbad Al-bahar dalam kitab Alfu Laila Wa laila (seribu satu malam) yang menyebut Riahi,yang berarti air atau laut. Yang ke dua ini pernah di kemukakan oleh Oemar amin Husin. Seorang tokoh masyarakat dan pengarang Riau dalam salah satu pidatonya mengenai terbentuknya propinsi Riau. Yang ketiga berasal dari penuturan masyarakat setempat.


Di angkat dari kata Rioh atau Riuh, yang berarti ramai,Hiruk pikuk orang bekerja. Nama Riau yang berasal dari penuturan orang melayu setempat, kabarnya ada hubungannya dengan peristiwa didirikannnya negeri baru di sungai Carang, Untuk dijadikannya pusat kerajaan. Hulu sungai inilah yang kemudian bernama Ulu Riau. Adapun peristiwa itu kira-kira mempunyai teks sebagai berikut:


Tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke makam Tuhid (ibu kota kerajaan johor) di perintahkan membawa barang dagangannya ke sungai Carang di pulau Bintan (suatu tempat Sedang didirikan negeri baru) di muara sungai itu mereka kehilangan arah. Bila ditanyakan kepada awak-awak perahu yang hilir, “ dimana tempat orang-orang raja mendirikan negeri ?” mendapat jawaban “Di sana di tempat yang rioh”, Sambil mengisaratkan ke hulu sungai menjelang sampai ketempat yang di maksud jika di tanya ke mana maksud mereka, selalu mereka jawab “mau ke rioh”


Berdasarkan beberapa keterangan di atas maka nama Riau besar kemungkinan memang berasal dari penamaan rakyat setempat, yaitu orang melayu yang hidup di daerah Bintan. Nama itu besar kemungkinan telah mulai terkenal semenjak Raja kecik memindahkan pusat kerajaan melayu dari johor ke ulu Riau pada tahun 1719. Setelah itu nama ini di pakai sebagai salah satu negeri dari 4 negeri utama yang membentuk kerajaan Riau, Linggar, Johor dan pahang,. Kemudian dengan perjanjian London 1824 antara Belanda dengan Inggris, kerajaan ini terbelah dua.


Belahan Johor, Pahang berada di bawah pengaruh Inggris,Sedangkan belahan Riau-Lingga berada dibawah pengaruh Belanda. Dalam Zaman Penjajahan belanda 1905-1942 nama Riau di pakai untuk sebuah keresidenan yang daerahnya meliputi kepulauan Riau serta Pesisir timur sumatera bagian tengah. Demikian juga dalam zaman Jepang relatif masih di pertahankan. Setelah propinsi Riau terbentuk tahun 1958, Maka nama itu di samping di pergunakan pula untuk nama sebuah propinsi yang penduduknya dewasa itu sebagian besar terdiri dari orang melayu.


Propinsi Riau yang di diami oleh sebagian puak Melayu dewasa ini masih dapat di telusuri ke belakang,Mempunyai suatu perjalanan yang cukup panjang. Riau yang daerahnya meliputi Kepulauan Riau sampai Pulau tujuh dilaut Cina selatan lalu kedaratan Sumatera meliputi daerah aliran sungai dari Rokan sampai Kuantan dan Inderagiri.


Sebenarnya juga telah pernah di rintis oleh sang Sapurba, seorang diantara raja-raja Melayu yang masih punya kerinduan terhadap kebesaran Melayu sejak dari Sri Wijaya sampai Malaka. Seperti di ceritakan dalam sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) dalam cerita yang kedua, sang Sapurba telah mencoba menyatukan daerah Bintan (kepulauan Riau) dengan Kuantan di belahan daratan Sumatera. Kemudian Raja Kecil juga punya ambisi untuk menyatukan daerah Selat Melaka itu dengan Siak di belahan Sumatera. Yang terakhir Raja Haji Fisabilillah mencoba menyatukan daerah kepulauan Riau dengan Inderagiri, Diantaranya Pekan Lais.


Pembentukan Provinsi Riau telah memerlukan Waktu paling kurang 6 tahun, Yaitu dari tahun 1952 sampai 1958. Usaha pembentukan propinsi ini melepaskan diri dari propinsi Sumatera Tengah (Yang meliputi Sumatera Barat, jambi dan Riau ) di lakukan di tingkat DPR pusat oleh ma’rifat Marjani, Dengan dukungan penuh dari seluruh penduduk Riau.


Pembentukan Propinsi ini telah di tetapkan dengan undang-undang darurat No 19/1957 yang kemudian di undangkan dengan Undang-Undang No 61 tahun 1958. Propinsi Riau ini merupakan gabungan dari sejumlah kerajaan Melayu yang pernah berdri di rantau ini, diantaranya ialah kerajaan Inderagiri (1658-1838), Kerajaan Siak (1723-185 Kerajaan Pelalawan (1530-1879), Kerajaan Riau-Lingga (1824-1913) dan banyak lagi kerajaan kecil lainnya,Seperti Tambusai, Rantau Binuang Sakti, Rambah, Kampar dan Kandis (Rantau Kuantan).


Dalam Sejarahnya , daerah Riau pernah menjadi penghasil berbagai hasil bumi dan barang lainnya. Pulau Bintan pernah di juluki sebagai pulau seganteng lada, karena banyak menghasilkan Lada. Daerah Pulau tujuh, terutama pulai Midai pernah menjadi penghasil Kopra terbesar di Asia tenggara,paling kurang sejak tahun 1906 sampai tahun 1950-an. Bagan siapi-api sampai tahun 1950-an adalah penghasil ikan terbesar di Indonesia, Batu bata yang di buat perusahaan raja Aji kelana di pulau Batam,pasarannya mencapai Malaysia sekarang ini. Kemudia dalam bidang penghasil karet alam, dengan sisitem kupon tahun 1930-an belahan daratan seperti Kuantan,Inderagiri dan kampar juga daerah yang amat potensial.


Dimana Wilayah Riau itu tersebut dalam sebuah ungkapan adat melayu berikut ini




Lurus adat sambung lembaga
Melebah luas ranak samudera
Ukuran negeri Selatan – Utara
Ranah Kuantan hingga Natuna


Betapa nian rayanya suku
Timur dan Barat harkat bersatu
Jazirah memanjang si dari Kuntu
Hingga ke Siak bersusun mutu

 
See less See more
5
#124 ·
GIla alamnya masih alami banget yaa ....

Padahal yang aku dengar kerusakan alam di Peranap ini mirip dan meniru kawasan hutan yang dibongkar-bongkar untuk pertambangan batu bara kayak di Kalimantan :nuts:

Kalau kata orang hutan di Riau dihancurkan untuk perkebunan ... Kita punya BAGIAN di mana hutan dihancurkan untuk pertambangan batu bara ... Katanya di Riau Selatan praktek seperti itu terjadi.

Masalahnya, berbeda dengan SAWIT, aku tidak merasa PERTAMBANGAN memberi kontribusi pada penduduk lokal kecuali mungkin CSR ecek-ecek ... GREENPEACE memang ntah kenapa tidak menentang usaha pembongkaran hutan kalau terkait pertambangan .... tapi coba kalau perkebunan, duhhh ributnya bukan main. ANeh, kan :naughty:
 
#126 ·
Wah tambang emas .... Masalah juga tuh, kalau kubilang yang namanya pertambangan itu kurang bisa memberi kemakmuran. Kalaupun ada, tapi tidak begitu merata. Apa ya solusi yang bagus untuk kemajuan Kampar Kiri dan Kuansing... Menurut aku regional ini secara ekonomi, tidak punya dominasi perusahaan besar yang CUKUP BESAR sehingga derajat perekonomian lokal menjadi terangkat.

Karena Rohul dan Rohil saja yang punya labelisasi miskin pun punya PT. Perkebunan Nusantara dan Chevron.

Kalau INHIL walau katanya miskin, tapi perusahaan raksasa PT. SAMBU beroperasi di sana, perkebunan kopra merajalela, dan juga perusahaan pengelola pertambangan batubara pun ada juga di sana.

INHU contoh menyedihkan, karena setelah kejayaan MINYAK LIRIK, yang dulu dikelola STANVAC. Kini sunyi senyap .... Inilah kalau daerah punya ketergantungan besar sama perusahaan raksasa.

KUrasa kota-kota di RIau yang benar-benar siap (kalau suatu hari) ditinggal kinerja perusahaan raksasa ini cuman Pekanbaru dan DUmai ...
 
#127 ·
^^ Memang masalah,, Air Sungai yang jernih aja jadi hancur gara - gara pertambangan Emas itu, apalagi pertambangan ini di lakukan Masyarakat sekitar alias Ilegal.. Betul untuk saat ini Wilayah Kuansing dan Kampar Kiri memang tidak memiliki perusahaan - perusahaan raksasa ala Chevron, Pertamina, Stanvac, PTPN V, RAPP, IKPP, dst,, namun jangan salah bukan berarti Kesejahteraan Masyarakat disini rendah loh, Kampar Kiri dan Kuansing sendiri di era zaman Eang Suharto Pernah menjadi Primadona "Cukong - Cukong Kayu" karena Kualitas Kayunya yang baik, banyak banget Soumil - Soumil di wilayah ini, dan gak heran jika kebanyakan warga di wilayah ini memiliki Mobil Fuso dulunya :lol: namun sekarangkan udah gak boleh lagi menebang Hutan, gantinya masyarakat di wilayah ini berkebun Karet. Untuk Kampar Kiri sendiri Perusahaan terbesar disana adalah PT. GANDA, Perusahaan Sawit

Mungkin, dibanding daerah lain di Riau,, wilayah kuansing dan kampar kiri adalah wilayah yang ketergantungan masyarakatnya terhadap perusahaan - perusahaan besar tergolong kecil. karena memang gak ada Perusahaan yang besar disini. Mungkin ini lah nilai Plus nya dimasa yang akan datang, dimana kemandirian masyarakatnya dalam membangun perekonomian wilayahnya tanpa bergantung pada perusahaan2 besar :cheers:


LIRIK itu memang menyedihkan banget,, katanya sekarang diambil alih sama PERTAMINA yah ladang minyak disana.. untunglah DURI dan BAGANBATU sudah mempersiapkan diri jauh - jauh hari dalam menata Ekonominya,, mungkin jika Chevron hengkang dari sana tetap ada efek bagi dua daereah ini, namun setidaknya Nasibnya gak seTragis LIRIK lah :cheers:
 
#129 ·
Mungkin, dibanding daerah lain di Riau,, wilayah kuansing dan kampar kiri adalah wilayah yang ketergantungan masyarakatnya terhadap perusahaan - perusahaan besar tergolong kecil. karena memang gak ada Perusahaan yang besar disini. Mungkin ini lah nilai Plus nya dimasa yang akan datang, dimana kemandirian masyarakatnya dalam membangun perekonomian wilayahnya tanpa bergantung pada perusahaan2 besar :cheers:


LIRIK itu memang menyedihkan banget,, katanya sekarang diambil alih sama PERTAMINA yah ladang minyak disana.. untunglah DURI dan BAGANBATU sudah mempersiapkan diri jauh - jauh hari dalam menata Ekonominya,, mungkin jika Chevron hengkang dari sana tetap ada efek bagi dua daereah ini, namun setidaknya Nasibnya gak seTragis LIRIK lah :cheers:

petani di kampar kiri sampai setakat ini masih bisa di katakan konstan bertani karet walaupun sudah banyak yang di konversi menjadi perkebunan sawit.

dulu jaman belanda hidup petani karet itu sangat makmur belanda membeli dengan harga mahal tapi tidak di beri pendidikan formal...


daearah kampar kiri itu sebenarnya di jadikan kawasan hutan lindung. tapi masih bocor juga dengan ada nya pembukaan perkebunan skala besar di sana.
maka nya tidak ada perusahaan raksasa di sana, tapi gak menutup kemungkinan juga itu bakal terjaga mengingat potensi di sana juga sangat besar.




lirik itu sudah lama di ambil oleh pertamina, mau chevron mau stanvac, exon sama saja. gak pengaruhnya terhadap ekonomi masyarakt lokal kurang di rasakan. sebenarnya aku kurang suka kalau di riau terus menerus menggalakan pertambangan karena multi efeknya tidak di rasakan langsung.
kalau cuma CSR buat apa kyk pengemis aja.
 
#128 ·
di kampar kiri ada hutan tanaman industri IKPP.. :cheers:
yang PTPN V itu ya perkebunan inti yang di kelola orang transmigran itu, di kampar kiri juga ada tu..



selain itu ada perkebunan rotan kalau gak salah di kampar kiri, dan perkebunan milik pengusaha malaysia, di kuntu dan gema. ada perkebunan milik masyarakat tionghoa.


selain tambang emas, sirtu dan batu granit yang menghancurkan sungai di kampar kiri, sebentar lagi, bakal ada tambang batu kapur ( bahan baku semen) lokasinya tepat di bibir sungai..

dan ada tambang batu bara juga.
 
#132 ·
^^ Setau aku untuk Hutan Tanam industri IKPP, SURYA DUMAI,dst kurang banyak menyedot Tenaga kerja "Lokal" ( kalau Transmigran sih banyak ) dan untuk area HTI sendiri gak sebesar yang ada di Perawang, Siak Kecik, ataupun Pangkalan Kerinci,,

begitu pula dengan Perkebunan Sawit,, perkebunan sawit di Kampar Kiri "yang benar - benar booming" baru di buka tahun 2008 kemarin,, aku juga baru tau kalau ada PTPN disana :tongue2:

Tapi dari kesemua itu Perkebunan Karet masih menjadi Primadona warga disana sih, ( menurut ku loh yah :tongue2: ),, soalnya pembukaan lahan - lahan untuk perkebunan Karet makin menjadi - jadi apalagi di wilayah Bendungan Tuk Olang sana..

kalau rotan sih, di pinggir Sungai kampar Rotan semua tuh isinya :D,,
 
#134 ·
aku malah gak berharap banget ada perkebunan/pertambangan raksasa di sana. aku lebih suka kalau di sana memberdayakan alam saja...

program kita harus masyarakat lokal dulu baru mikir nasional, kalau untuk perekonomian masyarakat lokal tak perlu punya perkebunan/pertambangan raksasa kok. itu hanya untuk kepentingan nasional sedang kita di daerah gak dapat imbalan baliknya. udah lah alam hancur, jalan hancur dll


berapa orang si masyarakat kampar kiri itu? anggaplah 150 ribu orang. jika setiap orang di kasih perkebunan sawit/karet 2 hektar mereka udah hidup sejahtera. dan aku rasa tidak sampai 20 persen lahan sana di pakai untuk itu, daripada kita kasih lahan super luas buat perusahaan masyarakat lokal senggara kan percuma aja. yang dapat cuma CSR cuiiih..
 
#138 ·
Dikarantina Tiga Hari,
24 Utusan Daerah Bersaing Jadi Bujang dan Dara Riau 2011

Sourcea : Riauterkini.com




Sebanyak 24 remaja dari 12 Kabupaten dan Kota di Riau akan bersaing menjadi Bujang dan Dara Riau 2011. Mereka nantinya dipersiapkan untuk mewakili Riau diajang Pemilihan Duta Pariwisata dan Putri Wisata Indonesia.

Riauterkini-PEKANBARU- Sebanyak 24 remaja putra dan putri utusan dari 12 kabupaten dan kota di Riau saat ini menjalani karantina di Hotel Pangeran Pekanbaru. Setelah itu 24 remaja ini akan bersaing memperebutkan gelar Bujang dan Dara Riau 2011. Pemenangnya akan diutus untuk wakil Riau dalam ajang pemilihan Duta Wisata Indonesia yang bakal digelar di Lombok, Oktober nanti.

"Sedangkan runner-up nya akan kita kirim ke pemilihan Putri Wisata Indonesia,"
kata M. Eri Sandi, Ketua Panitia Bujang dan Dara Riau 2011 menjawab riauterkini, Jumat (20/5/11) petang.

Dia menambahkan, tahap karantina untuk peserta Bujang dan Dara Riau 2011 ini berlangsung sejak Kamis (19/5/11) hingga besok siang (21/5/11).

"Malamnya baru grand final untuk memilih Bujang dan Dara Riau 2011 di Hotel Pangeran," terangnya.

Menurut Eri, di hari pertama pihak panitia mengadakan acara lounching di Mal Ciputra Seraya. Setelah itu, 24 Bujang dan Dara dari daerah tingkat II di Riau ini kemudian diajak mengunjungi tempat kerajinan Batik Rani di Jalan Hang Tuah Pekanbaru.

"Sedangkan siang dan sore tadi, kita telah mengajak para peserta Bujang dan Dara Riau 2011 ini mengunjung Dekranasda dan terakhir jam empat sore tadi mengunjungi kantor redaksi Harian Riau Pos," jelasnya.

Eri Sandi mengatakan, peserta yang mengikuti ajang ini merupakan pemenang Bujang dan Dara di tingkat kabupaten dan kota.

Di tingkat provinsi atau Pemilihan Bujang dan Dara Riau 2011, para utusan daerah ini kembali akan diuji kemampuan dan intelijensia dan kecerdasan menyangkut pengetahuan umum, terutama soal pariwisata dan kebudayaan.

"Kita akan menguji wawasan mereka tentang kepariwisataan. Kemudian pengetahuan tentang kebudayaan. Mereka yang nanti menjadi pemenang adalah cerdas dan dapat menjawab semua pertanyaan. Yang paling penting mereka harus mengusai bahasa asing, terutama Bahasa Inggris karena mereka lah nanti yang akan mempromosikan Indonesia ke luar negeri," tuturnya.

Eri menambahkan, bagi yang masuk finalis diberdayakan untuk persiapan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012. Selain itu, para finalis ini nantinya akan digilir untuk mengikuti ajang promosi wisata Riau pada iven-iven nasional dan internasional.*** (son)
 
#139 ·
Pulau Jemur Dihuni Ribuan Penyu
Sumber: http://dumaipos.com/berita.php?act=full&id=3468&kat=9



BAGANSIAPI API(DP)— Poetnsi wisata alam Pulau Jemur yang terletak lebih kurang 45 mil dari ibukota kabupaten Rokan Hilir, Bagansiapiapi tetap menjadi icon bagi daerah bekas pemekaran kabupaten Bengkalis pada tahun 1999 lalu. Berjarak hanya 45 mil dari negara tetangga Malaysia dan pulau yang berdekatan dengan provinsi Sumatera Utara. Pulau Jemur yang memiliki sejumlah gugusan kepulauan diantaranya Pulau Tekong Emas, Pulau Tekong Simbang, Pulau Labuhan Bilik serta pulau-pulau kecil lainnya, memiliki panorama eksotik tinggi. Ribuan hewan Penyu Hijau yang merupakan habitat utama penghuni pulau yang sempat di promosikan negara tujuan wisata negara Jiran tersebut juga memiliki hamparan pasir putih dan kuning keemasan di sejumlah pantai di kepulauan gugusan Pulau Jemur.

Pada musim angin barat laut tiba, gelombang di Selat Malaka sangat besar. Hal ini menjadikan pulau jemur sebagai daerah singgahan para nelayan yang sedang menangkap ikan di sekitar perairan pulau Jemur yang terkenal akan kaya dengan hasil laut.

Tidak hanya itu, Pulau Jemur yang masih memiliki sejumlah peninggalan sejarah seperti goa Jepang, menara suar, bekas tapak kaki manusia, perigi tulang, sisa-sisa pertahanan jepang, batu Panglima Layar, Taman Laut serta lainnya.
Pulau Jemur juga sempat di tawarkan investor asal negara Korea untuk di kembangkan sebagai daerah wisata. Sayangnya, hingga kini kerjasama yang sudah di sepakati itu belum terlihat tindak lanjutnya. (cr1)
 
#151 ·
Digabungkan :nuts: .....

Kayaknya sebaiknya jangan deh :tongue2:

I LIKE IT this way :tongue2:

Haha :lol: ... DBH MIGAS Kota dan Kabupaten di RIau lebih tinggi setelah pemisahan. Karena DBH sekarang koleksi masing-masing provinsi

Dan Natuna di Kepri juga menikmati DBH Migas yang lebih besar dari biasanya dari waktu gabung dengan Riau Daratan.

Jadi sebenarnya sudah Win-Win Solution sih, lagipula kalau KEPRI sendiri memang menurut aku sudah sangat layak dimekarkan, begitu dimekarkan pun indikator perekonomian dan SDM nya juga sudah bagus ... tinggal ketimpangan antara Batam dan Non-Batam aja yang dikejar.

Sama lah dengan di Riau Daratan, ketimpangan indikator perekonomian dan SDM antara Pekanbaru-Dumai-Siak-Bengkalis dengan kabupaten/kota selain dari THE BIG FOUR. :tongue2: juga masih dikejar ... Setidaknya Riau dan Kepri masih lumayan dari segi indikator SDM kan termasuk THE BIG 5 IN THE NATION (also THE TOP TWO in SUMATRA).
 
#141 ·
wuah sekarang saja sudah sangat bagus, kedua daerah punya kekuatan ekonomi masing - masing. bahkan mendagri mau mekarkan lagi riau daratan ini :nuts:

nanti kalau digabungkan lagi banyak yang kontra termasuk saya, rencana pembangunan jangka pendek,menengah dan panjang nya pasti akan berubah dan pembangunan gak jelas arah jadinya sibuk otak atik rencana pembangunan aja nanti nya..

dumai itu kota industri di riau tidak perlu jadi ibukota pun kedepannya dumai akan bisa menyamai ibukota pekanbaru, apalagi industri hilir nasional di sana, serta banyaknya perusahaan kelas dunia bercokol di sana..



riau daratan masih menjadi penopang perekonomian nasional paling besar di luar pulau jawa yaitu sebesar 6.4 persen setiap tahunnya.. lebih besar dari sumbangan perekonomian pulau sulawesi.


sekarang lebih baik memikirkan urusan ekonomi karena itu yang lebih penting di bandingkan memikirkan mengabungkan/memekarkan wilayah. justru hilang arah pembangunan di buatnya, belum lagi tata ruang wilayahnya yang udah pasti berubah juga.
 
#142 ·
Kegiatan Kreatif Gerakkan Sektor Riil
http://halloriau.com/read-ekonomi-10850-2011-05-21-kegiatan-kreatif-gerakkan-sektor-riil-.html


Pict By ; Pekerja_Proyek

TELUK KUANTAN-Penetapan stadion Sport Centre Kuansing sebagai salah satu lokasi pertandingan Indonesia Super Liga telah membuahkan hasil dan dapat dinikmati masyarakat Kuansing secara langsung. Kegiatan yang bersifat menarik warga daerah luar ini untuk mengunjungi Kuansing dinilai sangat bagus bagi perekonomian warga.

''Dari pertandingan PSPS yang mengakibatkan ribuan warga luar hadir, memberikan dampak langsung pada sektor rill, rumah makan, restoran, dan penginapan. Untuk daerah adanya pemasukan, bahkan kami dengar dari karcis sudah diterima Rp65 juta,'' ujar pemerhati sosial ekonomi, P Mahyudin MSi.

Untuk kedepan, katanya, Pemkab musti memberikan porsi yang lumayan besar untuk kegiatan-kegiatan kreatif semacam ini. Kalau seandainya dialokasikan Rp5 miliar dalam setahun untuk kegiatan ini dan masing-masing kegiatan kreatif mendapatkan alokasi dana sebesar Rp100 juta, maka dalam setahunnya akan ada kegiatan kreatif sebanyak 50 buah.

''Kegiatan kreatif misalnya dalam bidang olahraga kegiatan moto cross atau yang lainnya, dalam bidang seni misalmya lomba model atau vokal, tapi hendaknya kegiatan kreatif tersebut untuk porsi Riau atau level provinsi, sehingga tamu dari daerah lain datang ke Kuansing dan memberikan efek langsung yang besar kepada masyarakat,'' ujarnya.

Ia menilai, industri atau kegiatan kreatif belum mendapat sentuhan besar. Padahal kegiatan seperti ini dapat memberikan keuntungan berlipat ganda, baik bagi promosi daerah, masyarakat dan juga perkembangan dunia kreatif sendiri. (Idi)
 
#152 · (Edited)
Kota Kecamatan yang TERISOLIR dari jaringan jalan raya .... Tapi BESAR SEKALI dari segi perekonomian terhadap KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, karena di Kota Kecamatan ini ada PT. Sambu Guntung, perusahan produsen santan kemasan terbesar di negara ini (SANTAN KARA, siapa sih yang gak tahu :D ).

Infrastruktur di kota ini (dibanding fakta perekonomian yang kuat), tidak begitu bagus ...

Btw, hubungan ekonomi antara kota-kota di Indragiri Hilir Pesisir ya, kayak Sungai Guntung, Tembilahan, dan Kuala Enok itu LEBIH BESAR KE BATAM, BINTAN, KARIMUN (Kepri) ketimbang ke Pekanbaru loh .... Jalur pelayaran dan transportasi serta pergerakan manusia dari kawasan ini, lebih tinggi ke Batam ketimbang ke Pekanbaru (Pekanbaru memang lebih jauh daripada ke Batam yang tinggal naik SPEEDBOAT doank).

Indragiri Hilir memang Kabupaten yang unik. Di Kabupaten ini ada beberapa perusahaan besar, dan berbeda dengan daerah lain di Riau yang mati-matian mengembangkan perkebunan SAWIT, justru di INHIL sudah puluhan tahun punya perkebunan KELAPA KOPRA (THE LARGEST CLUSTER di INDONESIA). Cek aja di Google Earth di kawasan selatan Semenanjung Kampar, dan utara Sungai Indragiri, itu Perkebunan KOPRA semua. Pengangkutan bukan berbasis jalan raya, tapi dari parit-parit yang banyak mengalir ke SUngai Indragiri dan sungai-sungai lain di sana. Jadi tinggal pakai perahu mengangkut kelapa-kelapa tadi. Wahhh, kalau SAWIT bisa dibuat kayak gitu. Gak ada deh Jalanan Yang Rusak di Riau gara2 truk kelebihan muatan. Tapi karena bertempat tinggal di kawasan ini (yang parit-parit sungai itu), dulu waktu masalah SANITASI belum menjadi kesadaran ... INHIL ini kawasan MALARIA .... :nuts: ... orang serem banget ke sana, kalau gak minum pil kina :nuts: ... Sekarang sih mungkin udah berubah kali ya..

Jauh sebelum di Riau BOOMING sawit tahun 1980-an dan 1990-an.

Tapi apa di INHIL tidak ada SAWIT ??? ADA .... di INhil Selatan, tepatnya di selatan kawasan Sungai Indragiri (pada umumnya), dan juga belahan Inhil yang berbatasan dengan Jalan Lintas Timur + Provinsi Jambi.
 
Status
Not open for further replies.
You have insufficient privileges to reply here.
Top