SkyscraperCity Forum banner

Sampit-Kalimantan Tengah

229K views 488 replies 56 participants last post by  uzay25 
#1 · (Edited)
mLekum..
gw Adji..
asLi Sampit, Lg kuL di Jogja.. gw pengen bagi2 sdikit informasi ttg kota gw.. agar tidak lagi di pandang sebagai kota rusuh di mata dunia.. kota gw juga terus berkembang ke arah yang lebih baik seperti kota2 kaLian smua..
umm... bagi yang sedikit maupun banyak mengetahui informasi ttg Sampit mohon masukin d thread ini y... biar kota Sampit smakin di kenaL baik oLeh dunia.. ayoam bubuhan Sampit ramein thread ne .. :)
semangaD . . . !!!

Sampit sebagai Ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu kota terpenting di Provinsi kalimantan Tengah. Di samping karena secara ekonomis merupakan daerah kabupaten yang relatif maju juga karena terletak di posisi yang strategis.

Dilihat dari peta regional Kalimantan Tengah, kota Sampit sebelumnya terletak di tengah-tengah dan ini menyebabkan posisinya sangat strategis. Misalnya, warga dari Buntok mau ke Pulau Jawa, maka akan lebih dekat jika melewati Kota Sampit daripada harus ke Kota Banjarmasin. Begitu pun kalau dari Palangkaraya, Kuala Pembuang, maupun Kasongan. Jadi, posisi strategis tersebut akan meningkatkan keunggulan komparatif pelabuhan laut Sampit yang dimiliki daerah ini, terutama akan menarik perekonomian dari kabupaten yang ada di sekitar wilayah Kotawaringin Timur.
 
See less See more
#111 ·
SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berencana membangun rumah susun swa (rusunawa), guna mengakomodasi perkembangan penduduk ibukota, yakni Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang yang setiap tahun terus mengalami peningkatan.

“Proposal pembangunan rusunawa itu sudah diserahkan pak bupati kepada Menteri Perumahan Rakyat di Jakarta pada Oktober lalu,” ungkap Kepala Dinas Kebersihan, Pemukiman dan Tata Kota Juanda, kamis (7/3).

Sedangkan rencana lokasi pembangunan, kata Juanda pemkab akan memilik lokasi yang strategis yakni berada di kawasan pemukiman penduduk di Jalan Pemuda.

“Letaknya memang sangat dekat dengan jalan arteri, jalan Tjilik Riwut. Tentu sangat dekat dengan pusat kegiatan perkotaan dan pemukiman,” ucap dia. (borneonews/sampitonline.com)

http://sampitonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3143%3Asiapkan-lahan-rumah-susun-sewa&catid=2&Itemid=101&lang=en
 
#112 ·
Pelengkap Hal1

Sejarah sampit dari beberapa versi

Sejarah Sampit dan Kalimantan Setelah Merdeka


Orang pertama yang membuka daerah kawasan Sampit pertama kali adalah orang yang bernama Sampit yang berasal dari Bati-Bati, Kalimantan Selatan sekitar awal tahun 1800-an. Sebagai bukti sejarah, makam “Datu” Sampit sendiri dapat ditemui di sekitar Basirih. “Datu” Sampit mempunyai dua orang anak yaitu Alm. “Datu” Djungkir dan “Datu” Usup Lamak. Makam keramat “Datu” Djungkir dapat ditemui di daerah pinggir sungai mentaya di Baamang Tengah, Sampit. Sedangkan makam “Datu” Usup Lamak berada di Basirih.

Sedangkan kata Sampit menurut versi buku “Merajut Sampit dalam Persfektif Global” karya Drs. Wahyudi K. Anwar(Bupati Kotawaringin Timur) berasal dari bahasa China atau pun berbagai versi lainnya adalah salah besar. Buku tersebut menurut Drs H. Madjedi Filmansyah, MBA adalah membodohi orang Sampit akan kebenaran Sejarah Sampit yang sebenarnya atau bahasa Banjarnya buku Wahyudi tersebut “mambunguli urang banyak tentang sejarah Sampit”.

Gubernur pertama yang ada di Kalimantan bernama Ir. Pangeran Muhammad Nur (1950)
Yang kedua bernama Dr. Murjani (1953)
Yang ketiga bernama RTA Milono (1956)
Setelah masa jabatan RTA Milono, Kalimantan dimekarkan menjadi 3 propinsi, yaitu :
1. Kalimantan Barat dengan Gubernur RA. Afflus
2. Kalimantan Selatan dengan gubernur Sarkawi
3. Kalimantan Timur
4. Kalimantan Tengah (Masih dalam persiapan) dengan gubernur RTA. Milono yang berkantor di Kalimantan Selatan.

Tjilik Riwut menjadi bupati kotawaringin, yang kantornya berada di kota Sampit.

Untuk mewujudkan Palangkaraya sebagai propinsi terjadi gerakan yang dilaksanakan oleh :
1. Simbar
2. Embang

Dan pada saat itu, Tjilik Riwut masih menjabat sebagai Bupati Kotawaringin di Sampit.
Adapun Simbar, pada saat itu menjabat sebagai WEDANA, sedangkan Embang, sebagai anak buah dari Simbar.
Semua ini adalah merupakan trik-trik politik yang dilakukan oleh seorang untuk mewujudkan ibukota Propinsi Kalimantan Tengah berada di Palangkaraya.

Tahun 1957

Tahun 1957, Tjilik Riwut menjadi Gubernur Palangkaraya. Kemudian 6 bulan setelah itu, Kodam Tambun Bungai didirikan di kota Sampit.
- Yang pertama kali menjabat sebagai Pangdam Tambun Bungai di kota Sampit, adalah Letkol Darmo Sugondo pada tahun 1957
- Yang kedua adalah Letkol Erman Harirustaman pada tahun 1959
- Yang ketiga adalah Kolonel Darsono pada tahun 1960.
- Yang keempat adalah Kolonel Sabirin Muhtar pada tahun 1962.
Dan pada saat itu, hanya ada 1 buah mobil jeep di kota Sampit.

Soekarno datang ke kota Sampit

Soekarno datang ke kota Sampit pada tanggal 9, bulan 9, tahun 1959, jam 9. Dalam pidatonya di kota Sampit, Tjilik Riwut mengatakan bahwa kedatangan Bung Karno ke Kota Sampit adalah merupakan angka keramat. Kemudian, dalam sambutannya di kota Sampit, Bung Karno mengatakan “ Saya datang bukanlah sebagai seorang malaikat, akan tetapi saya datang sebagai seorang hamba ALLAH yang sama seperti kalian yang ada disekitar saya.”

Soekarno sempat menikahi seorang perempuan yang berasal dari Sampit yang bernama Lori Ismail, di Palangkaraya. Setelah Bung Karno datang, pada bulan November, setelah terjadi Gajah Timpang. Arti Gajah Timpang tersebut adalah pemotongan uang seribu rupiah menjadi seratus rupiah. Kemudian pada tahun 1965, kembali terjadi, Gajah Lumpuh dari seribu rupiah menjadi satu rupiah.


Demikianlah cerita singkat dari Drs. H. Madjedi Bin Filmansyah cucu dari Usup Lamak Buyut dari Alm. Sampit, pengusung Propinsi Kotawaringin

Narasumber lainnya yang masih hidup :
Dachri bin Djungkir bin Sampit
Syamsuri bin Kaderi bin Djungkir bin Sampit
http://propinsikotawaringin.blogspot.com/2008/02/sejarah-sampit-dan-kalimantan-setelah.html
 
#113 ·
vesi 2

Menelusuri jejak sejarah Kota Sampit, nama ibukota Kotawaringin Timur itu ternyata tak lepas dari pengaruh budaya Tionghoa. Konon, asal mula nama Sampit diambil dari bahasa Cina, yang artinya Sam (tiga) dan It (satu). Bagaimana sejarahnya? Sejarah Sampit tak lepas dari sejarah Kotawaringin Timur. Secara historis, semuanya tak terlepas dari pemerintahan Majapahit dan masuknya agama Islam ke Kalimantan, yang saat itu wilayah pantai Kalimantan Tengah bagian selatan dikuasai oleh Kerajaan Demak.
Sejarah Kotawaringin Timur sendiri dimulai dengan masuknya pengaruh kerajaan Hindu Majapahit di tahun 1365, dengan mengangkat kepala-kepala suku menjadi menteri kerajaan. Ini dikuatkan dengan disebutnya daerah Kotawaringin dalam pupuh XIII Nagarakretagama karya Mpu Prapanca.

Pada masa itu disebutkan, terutama pada masa keemasan Kerajaan Majapahit, yang diperintah oleh Raja Hayam Wuruk dengan mahapatihnya yang tersohor yaitu Gajah mada. Di salah satu bagian buku yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365 itu juga disebutkan, bahwa pernah dilakukan ekspedisi perjalanan Nusantara di mana salah satu tempat yang mereka singgahi adalah Sampit dan Kuala Pembuang.
Sedangkan nama Kotawaringin sendiri berasal dari nama pohon beringin yang banyak tumbuh di daerah ini. Pohon ini mempunyai akar yang panjang dan daun yang lebat (Yusuf dan Kassu, 1989: 48).
Terlepas dari itu, munculah di Kotawaringin sebuah pemukiman penduduk yang saat ini dijadikan sebagai ibukota Kabupaten, yang dinamakan Sampit. Nah, bagaimana sejarahnya hingga dinamakan Sampit? Data sejarah yang ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotim menyebutkan, bahwa sejarah Sampit tak lepas dari kisah kedatangan 31 orang Cina yang masuk ke Sungai Mentaya dan menetap di tepian Sungai.
Di dalam sejarah yang diterbitkan oleh Bappeda Kotim, tidak disebutkan di mana letak persis lokasi pendaratan etnis Tionghoa ini. Yang jelas, kedatangan 31 orang Cina ini adalah untuk berdagang dan membuka usaha perkebunan di wilayah Kotawaringin Timur ini.
Lantaran jumlah pedagang dari Cina ini berjumlah 31 itulah, atau dalam bahasa Cinanya tiga adalah Sum dan satu disebut It, maka jika digabungkan kedua sebutan angka tersebut menjadi Samit; entah siapa yang kali pertama menyebutkan nama Samit menjadi Sampit. Yang jelas, tempat mereka datang kemudian dikenal dengan nama Sampit, yang kemudian diabadikan hingga menjadi ibukota kabupaten hingga sekarang.
Sejarahnya, orang-orang Cina ini bukan saja berdomisili dan berusaha di wilayah Sampit, namun mereka juga mengembangkan usaha hingga ke wilayah Samuda, yang dikenal menjadi basis pertahanan pejuang ketika melawan penjajahan Belanda dan Jepang.
Etnis-etnis Tionghoa ini berbaur menjadi satu bersama warga setempat baik dengan warga etnis Dayak, maupun warga etnis lainnya yang hidup di pesisir pantai seperti daerah Samuda. Karena, saat itu, wilayah Kotawaringin sendiri sudah dikenal menjadi wadah tujuan perdagangan dari luar Sampit, sehingga sudah dikenal memunyai multi etnik yang terdiri beberapa suku bangsa.
Keberadaan orang-orang Cina ini tentu saja selain memengaruhi kehidupan perekonomian warga, juga memberikan pengaruh terhadap arsitektur lokal Sampit sendiri. Sehingga arsitekturnya dikenal dengan sebutan arsitektur Bahari.
http://chunghwahweekoan.wordpress.com/sejarah/353-2/jejak-sejarah-kota-sampit/
 
#114 ·
SAMPIT - Ini penegasan kembali dari Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Supian Hadi setelah sebelumnya melempar tantangan untuk beradu argumen mengenai program penataan Kota Sampit melalui pembangunan ikon Patung Jelawat. Kepala daerah termuda berlatar belakang pengusaha tersebut menyatakan diskusi tetap akan diagendakan. Belum ada kepastian mengenai waktu pelaksanaan diskusi. Namun, ia menghendaki agar diskusi dilakukan di gedung DPRD Kotim.

“Pelaksanaan diskusi akan diagendakan setelah kegiatan pameran industri kelapa sawit nasional selesai,” kata Supian Hadi disela mensosialisasikan program pembangunan Patung Jelawat kepada para pedagang, Senin (18/3).

Supian menginginkan diskusi bisa dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pedagang, akademisi, pemerhati masalah sosial, LSM, organisasi kemasyarakatan, dan tentu saja anggota DPRD.

“Tentu saya akan didampingi oleh tim eksekutif. Silakan memberikan pandangan, masukan, atau mengkritik sekalipun,” tandasnya.

Akan tetapi, tegas dia, program penataan kota melalui pembangunan Patung Jelawat dilengkapi fasilitas pendukung lainnya seperti taman bermain, tempat santai, pintu gerbang, tambatan perahu wisata lokal dan komplek pertokoan bertingkat tiga tersebut tetap akan dilanjutkan.

Ia menegaskan, program pembangunan Patung Jelawat tidak muncul sekonyong-koyong karena telah melalui mekanisme perencanaan dan penganggaran. Program tersebut juga telah disosialisasikan kepada warga yang terkena dampak dari kegiatan pembangunan tersebut.

“Setelah mendapat penjelasan secara detail, warga yang terkena dampak akhirnya bisa mengerti dan memberikan dukungan,” ujarnya.

Ia meyakini kawasan berkonsep river front city dengan fasilitas pendukungnya tersebut akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi mikro dan makro Kota Sampit.

“Konsep dan strategi untuk mengangkat perekonomian yang berkaitan dengan ikon Kota Sampit telah kita miliki. Tentu akan ada penguatan-penguatan program yang akan dilakukan oleh instansi terkait,” ujarnya.

Terpisah, pengamat sosial dan politik M. Gumarang mengatakan, pembangunan ikon Patung Jelawat jangan hanya dilihat dari sampul ikon-nya saja. Dampak ekonomi mikro dan makro juga perlu mendapat perhatian.

“Jika pemda memang telah memiliki program dan strategi yang terukur untuk menumbuhkan multiplayer effect, dimilikinya ikon Patung Jelawat tentu sangat positif bagi perkembangan wisata dan ekonomi Kota Sampit,” ujarnya.

Terlepas dari polemik ikan Jelawat dijadikan ikon Kota Sampit, ia menilai apa yang dilakukan oleh Bupati Kotim merupakan sebuah terobosan. “Sampit sudah bergerak lebih cepat dari daerah lain dengan mengklaim ikan jelawat dan anggrek tebu sebagai ikon-nya,” ujarnya.

Sekadar diketahui, rencana pembangunan patung jelawat yang akan dibangun tingginya sekitar 12 sampai 15 meter dan lebarnya 2 sampai 3 meter. Selain itu, juga ada duplikat anggrek tebu dan air mancur yang akan dibangun disekeliling untuk memperindah patung tersebut. Luas komplek total ikon direncanakan sekitar 2000 meter persegi. (jid)

Sumber
 
#115 ·
Tiga Investor Berebut PDAM

SAMPIT – Jumlah investor yang diseleksi untuk Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dharma Tirta Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (kotim), terus diciutkan. Dari lima investor yang sebelumnya telah diseleksi, kini tersisa tiga investor yang akan masuk seleksi tahap akhir.

Tiga investor yang tersisa tesebut adalah PT Moya Indonesia, PT Siskem Aneka Indonesia dan PT Inogreen. Ketiga investor ini akan melakukan paparan, namun sebelumnya mereka harus memasukkan proposal penawaran proyek tersebut.

“Insya allah tanggal 28 maret ada pemasukan proposal oleh investor, jadi nanti investor ini akan pemaparan dulu, bagaimana cara-cara mewujudkan keinginan PDAM itu. Jadi investor ini sedang menghitung, yang diinginkan kami itu seperti apa, beberapa biayanya, seperti apa teknologinya dan berapa lama waktu pelaksanaannya,”jelas Direktur PDAM Dharma Tirta Sampit, Firdaus Hernan Ranggan.

“Jadi kita tunggu tanggal mainnya saja, ini kan sudah Maret, April nanti harus sudah klir. Jadwal kita itu, April ini sudah harus kontrak dan itu sudah langsung mulai proyeknya,” pungkasnya.(radar sampit/sampitonline.com)
 
#118 ·
Yangon - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyambut positif wacana pemisahan pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Indonesia, yang saat ini masih berada di Jakarta.

Hatta menjelaskan, sudah ada usulan dan studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) soal pemindahan pusat pemerintahan. Ke mana usulan ITB?

ITB, ujar Hatta, mengusulkan pusat pemerintahan Indonesia dipindah ke Kalimantan Tengah bagian barat, tepatnya di dekat Kabupaten Sampit. Wilayah ini dinilai tepat untuk dirancang dan dikembangkan menjadi sebuah pusat pemerintahan baru Indonesia seperti yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar atau Malaysia.

"Dari studinya ITB. Wilayah yang tepat ada di Kalimantan Tengah bagian barat atau dekat Sampit," tutur Hatta di Yangon, Myanmar, Rabu Malam (3/4/2013).

Dari kajian itu, Hatta menjelaskan, ketersediaan lahan dan geografi Sampit sangat mendukung untuk dibangun sebuah pusat pemerintahan
baru.

"Di sana ada sungai, tanahnya luas serta jaraknya sekitar 1 jam penerbangan dari ibukota (Jakarta), sama seperti Nay Pyi Taw (Myanmar)," tambahnya.

Dari pantauan detikFinance di peta, Kabupaten Sampit diapit oleh Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Kabupaten ini, langsung berhadapan dengan laut Jawa.
Sumber
 
This is an older thread, you may not receive a response, and could be reviving an old thread. Please consider creating a new thread.
Top