SkyscraperCity Forum banner

KNO | Kuala Namu International Airport | Medan, North Sumatra

Tags
airport medan
7M views 22K replies 805 participants last post by  rahul medan 
#1 · (Edited)
KNO - Kuala Namu International Airport, Medan

Phase 1: Soft Opening on July 25th, 2013 and Officially open on March 27th, 2014 by the President of the Republic of Indonesia

This thread contains the journey of this airport from its inception back in 2006 when news about its construction and its development was scarce until its completion. For those who want to learn about its interesting journey, you are welcome to read on from this posting. Otherwise, please jump to:

- page 543 for the reports and discussions on the ferry flights from the old MES to KNO
- page 565 for the reports and discussions on the 1st day of full soft opening operation at KNO
- page 823 for the reports and discussions on the official ceremony of the grand opening of KNO

Note: I have updated all pictures of KNO as per Nov. 29 and 30th, 2013 on page 758 starting from posting no. 10150

Note 2: Most up-to-date pictures of KNO as per Dec. 24 are on page 769 starting from posting no. 10370 to 10372

With an estimated 9 days to go before the official soft opening of this new airport in Medan, here is the final specifications of this airport for the readers of this thread to refer to:

Land Size: 1,365 Ha (which makes it just slightly above 1o times the current airport in MES)
Terminal Size: 118,930 sq. meter (phase 1)
Apron Size: 200,000 sq. meter (phase 1)
Apron Capacity ; 33 widebodies
Terminal Capacity: 8.1 million pax per annum (phase 1)

Runway 1: 3,750 m x 60 m (already A380 ready)
Runway 2: to be constructed in later phase

Taxiway : 3 taxiways:
- 3,750 m x 30 m
- 2,000 m x 30 m
- 2,000 m x 30 m

All these pictures are reposts from pictures found in the pages of this thread. Credits and copyrights belong to the respective owners and posters in this thread.

Finishing of the departure area of Kuala Namu International Airport:



Departure Area - Main Entrance (Drop Off Area):









Departure Area - Inside Main Terminal



Looking at one of the 4 check-in counter islands. Each island has at least 22 check-in counters on 2 sides giving the airport a total of at least 88 counters in the 1st phase of its operation.







Immigration Area @ the main Departure Pier - Both Domestic and International traffics will share a common sterile area on a departure pier before immigration. This view is looking towards the smaller International section of the departure pier.



Potential Layout of Each Floor Area at KNIA









Rendering of the train station at KNIA (Construction is on going now...latest pictures will be reposted soon)




Old Postings
The location of Kuala Namu in relation to the current Polonia airport:



The master plan for this airport (all in 3 phases):





The 1st phase master plan which is what the current project is based on:





Areal View of the new Kuala Namu airport:









Eyes-level view of the new airport:































I would need all your help to update this thread..... Let's see if Medan can get its new airport before the end of 2010.

Some preliminary information on the new airport:
- Terminal is still being designed
- Angkasa Pura 2 to be responsible in building the terminal side
- Ministry of Transportation and Telecommunication to be responsible in building the air side
- Earlier report stated that the terminal is designed to handle 10 million passenger per year in its 1st phase development. The entire project will take 3 phases and is expected to handle up to 50 million passengers per year once all phases are completed
- To be the 2nd largest airport in Indonesia after CGK - will have 2 runways once the entire project is completed
- To have a train connection directly from and to the terminal


Here is the latest update from the local Medan newspaper, Analisa Daily, on the project:

---------------------------------------------
Pemprovsu akan Terus Awasi Tahapan Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu
Kacab PT Angkasa Pura II: Pembangunan Tahap Awal Sudah Dimulai

Medan, (Analisa)

Pemprovsu akan terus mengawasi tahapan pembangunan Badara Kuala Namu yang telah dicanangkan Wakil Presiden beberapa waktu lalu. Saat ini pihak Angkasa Pura sebagai pengelola, untuk tahap awal sedang melakukan pengerasan jalan menunju bandara tersebut, pembuatan pagar beton serta membangun pos jaga dalam upaya mengawasi proyek dimaksud.

“Dari kenyataan kita lihat memang pihak Angkasa Pura II sudah mulai bekerja. Untuk itu kita harapkan, secara bertahap proyek pembangunan ini dapat terus berjalan sesua dengan planning yang ditetapkan, sehingga target 2009 Bandara Kuala Namu sudah dapat kita operasikan akan terwujud,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provsu RE Nainggolan ketika meninjau proses awal pembangunan Bandara Kuala Namu, Selasa (7/11) siang.

RE Nainggolan didampingi Kacab Angkasa Pura II Medan Drs. Prido Frinaldo MM, Kaban Infokom Provsu Drs. Eddy Syofian MAP dan sejumlah wartawan unit Kantor Gubsu juga menyebutkan, proses pembangunan Bandara Kuala Namu ini menjadi perbincangan hangat di tingkat pusat.

Pemerintah Pusat saat ini, sedang menyiapkan dana APBN dan berupaya menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan Bandara ini.

“Dalam waktu dekat ini saya akan rapat lagi di Jakarta khusus membicarakan pembangunan Bandara Kuala Namu. Jadi dukungan masyarakat dan wakil-wakil kita yang ada di DPR-RI sangat menentukan, sehingga apa yang kita impikan akan menjadi kenyataan,” ujar RE Nainggolan.

Ketika ditanya tentang masih adanya lahan tanah masyarakat yang belum mendapat ganti rugi dengan tegas RE Nainggolan mengatakan, sebagaimana laporan yang ia terima dari Angkasa Pura II, semua lahan masyarakat yang terkena proyek pembangunan Bandara Kuala Namun sudah selesai.

Pembebasan lahan tidak masalah lagi. Saat ini kita sedang memfokuskan bagaimana proyek pembangunan Bandara Kuala Namu ini dapat berjalan sesuai rencana, dengan mencari para investor untuk mendanai pembangunan mega proyek ini.

“Saya optimis kalau pihak Angkasa Pura II serius menangani proyek ini, 2009 kita sudah terbang dari Bandara berkelas Internasional ini,” ungkapnya.

PROSES

Prido Frinaldo menjawab pertanyaan wartawan yang terkesan PT Angkasa Pura lamban dalam menangani pembangunan proyek ini mengatakan, sebenarnya dalam membanguan proyek raksasa seperti ini membutuhkan proses yang panjang dan perencanaan yang matang. Proses pembangunan sebenarnya bukan hanya terpaku kepada pembangunan fisik semata.

Jadi tidak benar kalau Angkasapura belum melakukan pengerjaan dalam proses pembangunan Bandara Kuala Namu. Saat ini kita sedang menyiapkan desain terminal.

Untuk sektor darat pengerjaan proyek ini sepenuhnya ditangani PT Angkasa Pura dan untuk sektor udara akan ditangani oleh Menteri Perhubungan.

Dari pengamatan wartawan, di atas areal yang akan dijadikan Bandara baru tersebut masih ada ribuan pohon jagung dan tanaman lainnya, meskipun seharusnya lahan tersebut harus bebas dari garapan masyarakat guna menghindari timbulnya masalah.

Menanggapi hal ini Prido Frinaldo mengatakan, sesuai kesepakatan yang dibuat antara masyarakat penggarap dengan PT Angkasa Pura, bahwa bila saatnya nanti lahan tersebut akan digunakan, maka masyarakat harus keluar dari areal tersebut.

“Kita sudah buat kesepakatan untuk itu. Jadi bagi pihak kami tidak ada masalah,” Prido. (di)
 
See less See more
39
#122 ·
This airport will possibly gain a lot of traffic.

It doesn't matter if traditional architecture or modern architecture is used.
As long as the amenities are good this airport will have a bright future.

But yes, maybe it will take another 10 years before it will be finished.

Who knows..........
 
#123 ·
^^ of course Kuala Namu will gain brighter future. Polonia Airport is often accused as the cause of slow development of skyscrapers in Medan. Right after the airport finished, Polonia CBD will be soon realized. ;)

Of course, the air traffic will increase, as the time goes by.
 
#124 ·
Tender Pembangunan Terminal Kualanamu Dimulai Juli 2007
Rabu, 06-06-2007
*hisar hasibuan
MedanBisnis – Medan
PT Angkasa Pura II berencana akan membuka tender pembangunan terminal penumpang Bandara Kualanamu pada bulan Juli 2007. Pelaksanaan tender dengan nilai anggaran sekitar Rp 1,3 triliun ini diperkirakan hingga Agustus 2007.
Kacab PT Angkasa Pura II Bandara Polonia, Frido Frinaldo, mengatakan hal itu kepada wartawan di Bandara Polonia, Selasa (5/6).

Pelaksanaan tender pembangunan terminal ini dilakukan setelah detil desain terminal penumpang selesai dibuat. “Sedangkan desain terminalnya sendiri selesai dikerjakan pada akhir Juni 2007 ini, atau lebih cepat dari rencana awal yakni bulan Agustus 2007,” ujarnya.
Berdasarkan rencana kerja yang disusun, pembangunan terminal penumpang Bandara Kualanamu akan dimulai pada bulan September 2007 dan berlangsung hingga September 2009.
Selain itu, lanjutnya, panitia juga tengah menenderkan proyek penimbunan lahan Bandara Kualanamu dengan nilai sebesar Rp 55 miliar. “Jika semua lancar, maka bulan Juli 2007 sudah bisa dilakukan penimbunan lahan di Bandara Kualanamu,” tuturnya.
Frido mengungkapkan, penimbunan lahan akan diprioritaskan pada lokasi pembangunan terminal penumpang. Sebab, terminal penumpang merupakan bagian pembangunan utama yang pertama dilakukan.
Namun Frido belum dapat memastikan ketebalan timbunan tanah pada lokasi tersebut. “Semuanya mengacu pada hasil desain terminalnya sendiri. Kalau desainnya sudah ada, kita bisa mengetahui ketebalan timbunan tanah yang dibutuhkan,” ungkap Frido.
Sedangkan pembangunan landasan pacu dengan nilai anggaran sebesar Rp 2,5 triliun direncanakan berlangsung pada tahun 2008 mendatang. Frido mengungkapkan, pembangunan landasan pacu dilakukan setelah terlebih dahulu dibuka tender pembuatan detil desain landasan pacu dan apron.
 
#126 ·
Investasi Kereta Api Akses Bandara Kualanamu Rp 126 Miliar

Investasi Kereta Api Akses Bandara Kualanamu Rp 126 Miliar
Pempropsu akan Sertakan Saham Rp 30 Miliar
Kamis, 14-06-2007
*mulyadi hutahaean
MedanBisnis – Medan
Proyek pembangunan kereta api akses Bandara Kualanamu membutuhkan investasi sebesar Rp 126,17 miliar. Pemerintah Propinsi Sumatera Utara (Pempropsu) sendiri akan menyertakan saham sebesar Rp 30 miliar atau 40% dari seluruh modal ekuiti pembangunan proyek tersebut. Penyertaan saham ini akan dilakukan secara bertahap sampai tahun 2009.

“Tahun 2007 ini Pempropsu akan menyertakan saham Rp 5 miliar, tahun 2008 sebesar Rp 10 miliar dan tahun 2009 sebesar Rp 15 miliar. Penyertaan saham ini dimaksudkan selain sebagai dorongan mempercepat pembangunan akses bandara, sekaligus dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor kereta api bandara tersebut nantinya,” ujar Kepala Badan Informasi dan Komunikasi (Bainfokom) Propinsi Sumatera Utara, Eddy Syofian, kepada wartawan melalui Government Information Service (GIS), di Medan, Rabu (13/6).
Eddy menjelaskan, penyertaan modal dari Pempropsu ini nantinya dapat dilakukan melalui PT Pembangunan Sarana Prasarana Sumatera Utara sebagai badan usaha milik daerah (BUMD). Namun, dana untuk penyertaan modal melalui perusahaan milik Pempropsu ini belum dapat dipastikan apakah dibebankan dalam APBD atau obligasi. Untuk itu akan ada pembahasan lebih lanjut oleh pihak-pihak berkompeten.
“Setelah semua ini nantinya kelar, rencananya akan dilakukan penandatanganan naskah kerja sama antara Gubernur Sumatera Utara dan PT Railink. Perusahaan ini sebelumnya dibentuk oleh PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II sebagai perusahaan gabungan untuk menangani kereta api akses Bandara Kuala Namu,” jelas Eddy.
Menurut Eddy, dalam rapat yang dilakukan di Bappedasu dipimpin RE Nainggolan MM dan diikuti Dinas Perhubungan Propsu, Dinas Pendapatan Propsu, Biro Keuangan Setdapropsu, Bainprom Propsu, Biro Hukum Setdapropsu, PT KAI Divre I Sumut dan NAD serta PT Railink sebelumnya, terungkap bahwa total investasi yang diusulkan PT Railink untuk pembangunan kereta api bandara ini sebesar Rp 126,17 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fisik Rp 123,18 miliar dan pembangunan non-fisik Rp 2,99 miliar.
Dari perkiraan PT Railink, imbuh Eddy, pada tahun 2010 pendapatan kereta api bandara ini bakal mencapai Rp 60 miliar, dengan asumsi penumpang yang menggunakan jasa kereta api sebesar 30% dari estimasi jumlah penumpang pesawat 5,4 juta orang.
Kemudian ditambah lagi jumlah pengantar sebesar 30% dengan tarif Rp 30.000 per penumpang. Sedangkan biaya operasional diperkirakan sebesar 60% dari pendapatan Rp 60 miliar tersebut.
“Dengan perhitungan itu, maka diperkirakan pendapatan bersih akan mencapai Rp 25 miliar, sehingga kereta api bandara ini bisa break even point (BEP) selama lima tahun. Dan itu masih perhitungan khusus jasa penumpang, belum lagi jasa yang lain seperti kargo, bahan bakar pesawat serta angkutan material keperluan bandara pada saat pembangunan berjalan,” terang Eddy seraya menyebutkan pola sharing oleh Pempropsu dan PT Railink untuk pembangunan kereta api bandara ini diperbolehkan sesuai UU 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=91872&more=1#more91872
 
#127 ·
Dana Pembangunan Airside Bandara Kualanamu Digunakan 2008
Selasa, 19-06-2007
*hisar/rinaldi
MedanBisnis – Medan
Pemerintah sudah setuju atas pemakaian secara bertahap sebagian dari total anggaran senilai total Rp 2,6 triliun mulai tahun 2008 untuk pembangunan air side (sisi udara) Bandara Kualanamu.
Hal itu dikatakan anggota DPR Serta Ginting saat meninjau lokasi pembangunan Bandara Kualanamu, Senin (28/6). “Dana tersebut murni dari APBN,” tegasnya.

Serta Ginting merupakan anggota Tim Satuan Kerja Sumut yang terdiri dari anggota DPR dan DPD asal Sumut di antaranya Rambe Kamaruzaman, Syarfie Hutauruk, Yusuf Pardamean, Mahadi Sinambela, Hj Antarini Manik dan Hasrul Azwar.
Ginting mengatakan, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Paskah Suzeta, dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sudah menyetujui jika dana itu dapat mulai digunakan pada tahun 2008.
“Sehingga dari segi pembiayaan pembangunan sisi udara, sudah tidak ada masalah lagi. Tinggal menunggu bagaimana realisasi pelaksanaan pembangunannya saja,” ujar Serta.
Kepala Satker Pembangunan air side Bandara Kualanamu, Darpin Sinaga, menjelaskan, pada tahun ini, pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Udara hanya mengalokasikan dana Rp 55 miliar untuk pembersihan lahan (land clearing) dan penimbunan.
Land clearing dan penimbunan akan difokuskan pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan terminal penumpang. Sebab, terminal penumpang merupakan proyek besar yang pertama akan dikerjakan di lokasi tersebut.
“Untuk pembangunan sisi udara dan fasilitas pendukung, dana yang digunakan sebesar Rp 2,6 triliun. Dana ini digunakan untuk pembangunan run way, taxi way, apron dan fasilitas pendukung seperti gedung ATC, navigasi dan sebagainya,” tuturnya.
Darpin juga mengatakan, untuk pembersihan lahan dan penimbunan seluruh area dibutuhkan biaya Rp 900 miliar. Pekerjaan ini dilakukan sepanjang tahun 2008 dan di akhir tahun akan masuk ke dalam tahap konstruksi.
Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Bandara Polonia, Frido Frinaldo, mengungkapkan, pembangunan land side (sisi darat) sepenuhnya didanai PT Angkasa Pura II.
Total dana sebesar Rp 1,3 triliun ini diperoleh dari dua sumber. “Angkasa Pura II mengalokasikan Rp 500 miliar. Sisanya Rp 800 miliar akan dipinjam perusahaan dari bank,” jelasnya.
Terkait masih adanya warga eks PTPN2 yang tinggal di lokasi pembangunan, anggota DPD asal Sumut, Yopie Batubara, meminta pihak pelaksana pekerjaan menjelaskan status warga dimaksud.
Frido mengatakan, PT AP II pada tahun 1997 telah membayar ganti rugi pembebasan lahan proyek. Mendekati akan dilakukannya pembangunan terminal penumpang, Frido meminta agar Pemda Deliserdang segera merelokasi warga tersebut.
Bupati Deliserdang, Amri Tambunan, mengatakan, semua prosedur yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan sudah dilakukan. “Kita telah berkordinasi dengan PTPN2 serta AP II. Dalam waktu dekat, para warga akan direlokasi,” katanya.
Seperti diketahui, hingga kini masih ada 71 KK karyawan dan pensiunan PTPN2 yang masih tinggal dan bertahan di lokasi. Mereka menolak meninggalkan lokasi lokasi karena ganti rugi yang diberikan terlalu kecil.
Kepada anggota DPR dan DPD meninjau lokasi, sejumlah ibu-ibu yang masih bertahan di lokasi menyampaikan keluhannya. “Pak kami warga yang tinggal di lokasi Bandara Kualanamu belum mendapatkan ganti rugi kenapa dibilang tak ada lagi masalah”, kata salah seorang ibu yang datang menggendong anaknya.
Ketika anggota DPR menanyakan apakah ibu dimaksud karyawan PTPN2, ia menyebutkan bukan. “Tapi saya anak karyawan yang sejak dulu tinggal di areal PTPN2 yang menjadi lokasi bandara,” katanya. Mendengar penjelasan itu, anggota DPR dan DPD berjanji akan menanyakankan kepada pihak terkait.
Sementara anggota DPR Rambe Kamaruzaman menegaskan, Bandara Kualanamu harus dioperasikan 2009.
Pertanyakan
Pada kesempatan itu Ginting mempertanyakan hasil penjualan buah sawit yang ada di lahan seluas 1.000 hektar itu, yang masuk ke kas Koperasi AP II Polonia. Menurutnya uang hasil penjualan ini harus masuk ke kas negara. “Pembebasan lahan ini memakai uang negara, sehingga hasil penjualan kelapa sawit juga harus masuk kas negara. PT AP II Polonia harus menjelaskan hasil penjualan 10 tahun ini,” katanya.

http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=92155&more=1#more92155
 
#128 ·
Sindikasi BPD Siap Biayai Proyek Bandara Kualanamu

Sindikasi BPD Siap Biayai Proyek Bandara Kualanamu
Jumat, 29-06-2007
*insan khoirul qolbi
MedanBisnis – Medan
Sebanyak 26 bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia siap memberikan pembiayaan pembangunan proyek-proyek strategis di Sumut, termasuk Bandara Kualanamu, jalan tol Medan-Binjai dan Medan-Tebingtinggi melalui program sindikasi.

“Untuk ini dipersilakan kepada pemerintah daerah (pemda) membuat feasibility study dan segera mengajukan kepada BPD setempat. Dalam hal ini diharapkan Bank Sumut dapat menjadi leading sector-nya untuk diteruskan ke Asbanda,” kata Ketua Asosiasi Bank Daerah (Asbanda), Winny E Hassan, kepada wartawan usai melakukan penandatanganan surat persetujuan pemberian kredit sindikasi (SPPKS) senilai Rp 140 miliar oleh 8 BPD atas pembiayaan kepada Pemerintah Kabupaten Mukomuko Bengkulu, Kamis (28/6), di Hotel Tiara Medan.
Winny menjelaskan, jika dalam perhitungan, proyek tersebut dinilai feasible, maka BPD akan akan ikut dalam membiayai proyek tersebut. Selama ini, dia mengaku, dana BPD cukup banyak untuk membiayai proyek-proyek besar. “Daripada dana itu tersimpan di SBI, kan lebih baik disalurkan,” imbuhnya.
Menurut dia, meskipun proyek tersebut milik pemerintah, BPD dalam memberikan persetujuan akan tetap memberikan penilaian dan melakukan evaluasi secara objektif berdasarkan dasar-dasar manejemen risiko.
“Jadi silakan saja buat proposalnya. Karena, selain kita punya dana kita juga ada pengalaman seperti penadatanganan yang hari ini kita lakukan dengan Kabupaten Mukomuko,” terangnya.
Winny menyebutkan, sindikasi atas pembiayaan Kabupaten Mukomuko diikuti 8 BPD, di antaranya Bank Sumut senilai Rp 20 miliar, Bank Nagari Rp 35 miliar, Bank Bengkulu Rp 12 miliar, Bank Jatim Rp 20 miliar, Bank Kaltim Rp 20 miliar, Bank Sumsel Rp 11 miliar, Bank Aceh Rp 12 miliar dan Bank Jambi Rp 10 miliar.
“Pembiayaan tersebut untuk percepatan pembangunan infrastruktur Kabupaten Mukomuko tahun 2007 dan pengembaliannya dari APBD tahun 2008-2009 dengan bunga 14%,” papar dia.
Dia juga mengatakan, sebelumnya, yakni pada (26/6) lalu, Asbanda juga telah melakukan penandatanganan perjanjian kredit untuk ruas Tol Kertosono Mojokerto senilai Rp 1,39 triliun. Sindikasi ini dilakukan antara sejumlah BPD dengan bank nasional milik BUMN.
Winny menuturkan, pemberian bantuan dari BPD kepada pemda dapat dilakukan sesuai peraturan dan persyaratan jika direkomendasikan DPRD setempat dan disetujui Depdagri. “Di samping itu, kita juga melihat apakah pemda tersebut memiliki komitmen yang kuat dalam pengembalian utang itu,” papar Winny.
Menurut Bupati Mukomuko, Ichwan Yunus, pengajuan kredit kepada BPD dilakukan untuk pembangunan infrastruktur terhadap kabupaten yang berusia empat tahun hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara ini. Selain itu, untuk menutupi defisit APBD tahun 2007. Dirut Bank Sumut Gus Irawan juga menegaskan kesiapan pihaknya untuk ikut memberikan pembiayaan kepada sejumlah proyek besar di Sumut, termasuk Bandara Kualanamu. “Untuk pembagunan Kualanamu ini kan kita kan belum tahu pastinya apakah memakai dana APBN/APBD atau diserahkan kepada swasta. Namun kita sudah melakukan penjajakan kepada pemda,” ungkapnya.
Gus Irawan mengaku, pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah ikut dalam sindikasi BPD dalam membiayai proyek-proyek seperti di Irian Jaya (Papua) dan Nusa Tenggara Barat. “Jadi kita punya cukup pengalamanlah,” imbuh dia.
Penandatanganan perjajian sindikasi BPD tersebut merupakan rangkaian acara rapat direktur utama dan direktur pemasaran BPD se-Indonesia dan rapat kerja nasional forum komunikasi dewan komisaris/pengawas BPD seluruh Indonesia (FKDK/P BPDSI) yang diselenggarakan masing-masing di Hotel Tiara dan Hotel Danau Toba Medan.

Source : http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=92850&more=1#more92850
 
#129 ·
Anggota DPR Kembali Desak Pemerintah Percepat Bangun Bandara Kualanamu

Anggota DPR Kembali Desak Pemerintah Percepat Bangun Bandara Kualanamu
Selasa, 03-07-2007
*mulyadi hutahaean
MedanBisnis – Medan
Anggota DPR pemilihan asal Sumatera Utara (Sumut), Drs H Hasrul Azwar MM kembali mendesak pemerintah pusat agar mempercepat pembangunan Bandara Kualanamu. Soalnya, apabila Bandara Polonia Medan belum dipindahkan maka tidak bisa membangun Kota Medan menuju kota metropolitan.

“Pembangunan Bandara Kualanamu itu sudah sangat mendesak dan ini sudah didambakan masyarakat Sumut sejak 11 tahun lalu. Wakil Presiden Yusuf Kalla jangan meletakkan batu pertama dan yang terakhir,” kata Hasrul Azwar kepada wartawan, Sabtu (30/6) di Medan.
Hasrul Azwar yang juga Ketua Komisi VIII DPR RI ini meminta pemerintah pusat agar mendengar aspirasi masyarakat Sumut.
Diakuinya, anggota DPR RI, DPD RI asal pemilihan Sumut sudah berulangkali menyuarakan aspirasi masyarakat Sumut tersebut, namun pemerintah pusat belum secara serius meresponnya.
“Kami (anggota DPR dan DPD) asal Sumut sudah bertemu Menteri PU, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas membicarakan pembangunan Bandara Kualanamu. Kalau masalah uang, bukan itu masalahnya, karena dananya ada sebab dana yang dibutuhkan Rp 3,5 triliun itu tergolong kecil,” jelasnya.
Menurutnya, keterlambatan membangun Bandara Kualanamu sebagai pengganti Bandara Polonia Medan hanya masalah kurang responnya pemerintah pusat terhadap aspirasi masyarakat Sumut. Soalnya, Bandara Tabing di Sumatera Barat dan Bandara di Sulawesi Selatan sudah selesai dibangun padahal baru sekitar empat tahun yang lalu diajukan ke pemerintah pusat.
“Visibility studynya sudah ada, dan kenapa pengerjaannya begitu lambat. Apakah warga Sumut harus meminta atau meneriakkan merdeka baru diperhatikan pemerintah pusat aspirasi yang disampaikan masyarakat Sumut,” kata Hasrul Azwar.
Dibalik kekecewaan terhadap pemerintah pusat itu, Hasrul Azwar merasa optimis bahwa Bandara Kualanamu akan terwujud.
Untuk itu, Hasrul meminta semua pihak agar memberi dukungan terutama dalam hal pembangunan akses jalan baik jalan tol, nontol dan kereta api ke bandara tersebut.
Sulit Dicapai
Menjawab pertanyaan wartawan dengan adanya pemadaman listrik di daerah ini, Hasrul Azwar mengatakan dirinya pesimis Sumut bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 7% tahun ini. Soalnya, investasi tidak akan bertumbuh, lapangan kerja baru tidak terbuka dan masyarakat mengalami kerugian.
“Omong kosong pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7% kalau listrik padam hingga delapan jam per hari. Dengan pemadaman itu, alat-alat elektronik masyarakat Sumut banyak yang rusak, yang tentunya bisa membuat masyarakat mengalami kerugian akibat pemadaman listrik,” jelasnya.


source : http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=93166&more=1#more93166
 
#130 ·
DPRDSU Minta Runway Bandara Kualanamu Sesuai Standar Internasional

DPRDSU Minta Runway Bandara Kualanamu Sesuai Standar Internasional
Selasa, 24-07-2007
*anang anas azhar
MedanBisnis – Medan
DPRD Sumatera Utara (Sumut) meminta pemerintah agar pembangunan runway Bandara Kualanamu disesuaikan dengan standar internasional sepanjang 3.000 meter sampai 5.000 meter.
“Menurut informasi, panjang runway Bandara Kualanamu yang akan dibangun hanya 2.500 meter. Ini jelas tidak sesuai standar internasional,” kata Wakil Ketua DPRD Sumut Drs H Hasbullah Hadi SH SpN kepada wartawan, Senin (23/7).

Hasbullah mengatakan, sesuai dengan hasil rapat pimpinan dewan, rencana pembangunan runway hanya sepanjang 2.500 meter itu dinilai tidak layak dan akan merugikan masyarakat Sumatera Utara.
Dikatakan, jika rencana pembangunan runway hanya 2.500 meter, dikhawatirkan sangat merugikan warga sekitarnya sebagai lalulintas penerbangan udara. Bahkan, menurutnya, juga akan mengganggu penyelenggaraan ibadah haji yang akan dilewati pesawat berbadan lebar.
“Bandara yang hanya memiliki panjang runway 2.500 meter, belum memenuhi standar internasional dan ini artinya tidak bisa digunakan menjadi embarkasi penerbangan jamaah haji,” ujarnya.
Dia menekankan, pembangunan Bandara Kualanamu dengan runway sesuai standar internasional selanjutnya akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Sumut.
“Sebaliknya Bandara Kualanamu jika tetap dibangun dengan runway hanya 2.500 meter akan sangat merugikan,” sebutnya.
Jangan Tertunda
Di bagian lain, DPRD Sumut juga mendesak agar deadline pembangunan Bandara Kualanamu tidak mengalami penundaan lagi.
Pimpinan DPRD Sumut menegaskan, semakin cepat realisasi pembangunan Bandara Kualanamu terwujud, hal itu akan semakin baik dan menguntungkan masyarakat Sumatera Utara.
DPRD Sumut berharap pembangunan Bandara Kualanamu dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai yang direncanakan yakni minimal tuntas pada tahun 2009.
Hasbullah menambahkan, pembangunan Bandara Kualanamu sesuai deadline akan sangat menguntungkan dan selanjutnya akan dapat memacu percepatan pembangunan Kota Medan.

source :
http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=94855&more=1#more94855
 
#132 ·
Pemerintah akan Ambil Alih Pembangunan Tol Tamora-Tebingtinggi

Pemerintah akan Ambil Alih Pembangunan Tol Tamora-Tebingtinggi
Agustus 2007 Ditenderkan
Selasa, 31-07-2007
*mulyadi hutahaean
MedanBisnis – Medan
Pemerintah bersiap mengambilalih pembangunan ruas jalan tol Tanjungmorawa-Tebingtinggi-junction Kualanamu jika tidak ada investor yang meminatinya. Sedangkan pihak Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) akan menenderkan kembali ruas tol tersebut Agustus atau September mendatang.

Dua keputusan strategis itu diungkapkan Gubsu melalui Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut RE Nainggolan MM usai mengikuti pertemuan di Kantor Wakil Presiden (Wapres) di Jakarta Senin (30/7) ketika ditanya wartawan mengenai perkembangan pembangunan jalan tol di Sumut.
RE Nainggolan mengatakan, pihaknya bersama Kepala Dinas Jalan dan Jembatan Propsu Syarifullah Harahap MSi, Bupati Serdang Bedagai (Sergai) T Erry Nuradi, mewakili Bupati Deliserdang. Pertemuan itu dipimpin staf khusus Wakil Presiden, Abdu, mewakili Wakil Presiden (Wapres), H Jusuf Kalla, dan didampingi Meneg BUMN Sofyan Djalil, Deputi Bidang Pengawasan Wapres Sanusi, dan Biro Insfrastruktur Wapres Helson Siagian, Badan Pengembangan Jalan Tol, serta dihadiri Dirut PTPN2, PTPN3 dan PTPN4 di Jakarta, Senin (30/7).
Disebutkannya, pemerintah menilai pembangunan ruas tol sepanjang 59,5 kilometer itu sangat strategis untuk mendukung sekaligus menunjang operasional Bandara Kualanamu yang dijadwalkan bisa dioperasikan 2009.
Oleh karena itulah, menurut RE Nainggolan, jika pembangunan ruas jalan tol itu tidak ada peminatnya, maka pemerintah akan mengambil alih pelaksanaan pekerjaannya termasuk pendanaannya. “Kalau investor tidak ada yang berminat setelah ditenderkan BPJT, maka pemerintah akan menyelesaikannya,” jelas RE Nainggolan.
Nainggolan juga mengatakan, dalam pertemuan itu pihak PTPN sepakat bahwa semua arealnya yang terkena pembangunan jalan tol tersebut akan diserahkan. Wapres melalui Abdu juga meminta semua pihak (Pempropsu, Pemkab Deliserdang dan Departemen Pekerjaan Umum-red) akan melakukan inventarisasi lahan-lahan yang pasti secara rinci termasuk luas areal dan siapa pemiliknya.
“Memang sebelumnya sudah diketahui bahwa lahan yang dipergunakan membangun jalan tol itu seluas 462,5 hektar. Tapi, biar lebih pasti, akan dilakukan inventarisasi ulang oleh Pempropsu, Pemkab Deliserdang bersama Departemen PU,” jelas Nainggolan
Dia mengatakan, jalan tol Tanjungmorawa-Tebingtinggi-junction Kualanamu sudah pernah ditenderkan tetapi tidak ada yang berminat. Untuk itulah, Gubsu terus mendesak pemerintah pusat agar terus berupaya menenderkan pembangunan ruas jalan tol tersebut agar segera dibangun guna mendukung Bandara Kualanamu.
“Pada pertemuan tadi (Jakarta, Senin 30/7-red), disepakati jalan tol itu harus segera ditenderkan ulang oleh BPJT dalam waktu dekat yakni paling cepat Agustus dan paling lama September 2007. Pertemuan ini merupakan upaya Bapak Gubsu mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Sumut,” jelas Nainggolan.
Dia juga mengatakan, berbagai upaya percepatan pembangunan jalan tol itu telah dilakukan di antaranya Surat Penetapan Penghunjukan Lokasi Pekerjaan (SP2LP). Sebab, SP2LP itu sebelumnya menjadi salah satu kendala perampungan proyek berbiaya Rp 4,5 triliun tersebut.

source : http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=95360&more=1#more95360
 
#133 ·
I don't know if this means anything at all to the resumption of the KualaNamu project.


PT (Persero) ANGKASA PURA II

PENGUMUMAN
HASIL PRAKUALIFIKASI

PEKERJAAN

MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN BANDARA MEDAN BARU KUALANAMU
NOMOR : AC.03.07.KSN-07/PEN/HASIL.PRA/00/2007
Tanggal 2 Agustus 2007



Berdasarkan Pengumuman Prakualifikasi Seleksi Umum Nomor:
AC.03.04.KSN.07/PD.ULG/PEN/00/2007 tanggal 11 Juli 2007, bahwa setelah diadakan seleksi atas
berkas pendaftaran peserta lelang terdapat hasil sebagai berikut :

No Nama Perusahaan Alamat NPT Hasil
Evaluasi

YANG DIUNDANG UNTUK MENGIKUTI PENJELASAN PEKERJAAN:
1 PT BINA KARYA Jl D I Panjaitan Kav 2, Cawang Jakarta
Timur 13340 Rp 1.953.088.500 LULUS 1
2 PT JAYA CM Taman Perkantoran Blok B Jl Bintaro
Utama I, Bintaro Jaya Jakarta 12330 Rp 15.379.287.000 LULUS 2
3 PT DIGRATIA AVIA Jl Bendungan Hilir Raya Kav. 36A Blok B
No 8-9 Jakarta 12210 Rp 7.600.000.000 LULUS 3

Demikian disampaikan untuk menjadi maklum, atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terimakasih.


AUCTION COMMITTEE



KANTOR PUSAT
Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta Gedung 600 Kotak Pos 1001-JKT 19120, Tangerang
Telp (62) (021) 550 5074, Fax (62) (021) 550 2141, 5502528, Homepage: www.angkasapura2.co.id
 
#135 ·
AP II Tenderkan Pembangunan Terminal Penumpang Kualanamu

AP II Tenderkan Pembangunan Terminal Penumpang Kualanamu

Selasa, 14-08-2007
*hisar hasibuan
MedanBisnis – Medan
PT Angkasa Pura (AP) II akan menggelar tender pembangunan terminal penumpang Bandara Kualanamu yang ditaksir berbiaya Rp 1,3 triliun. Tender tersebut dilakukan, setelah pembuatan desain terminal selesai dikerjakan akhir Juli 2007.

Kepala Cabang PT Angkasa Pura II (Kacab PT AP II) Polonia, Frido Frinaldo mengatakan hal itu kepada wartawan di Bandara Polonia, Senin (13/8). “Desain terminal sudah selesai dibuat akhir Juli lalu. Saat ini PT AP II sedang mempersiapkan berkas dokumen pelelangan,” ungkapnya.
Frido memperkirakan, lelang pembangunan terminal Bandara Kualanamu akan dimulai pertengahan atau akhir Agustus ini. Direncanakan, total dana untuk pembangunan terminal ini mencapai sekitar Rp 1,3 triliun.
Pembuatan desain terminal Bandara Kualanamu ini telah dimulai pada Januari lalu. PT Wiratman and Associates terpilih sebagai pemenang lelang pembuatan desain terminal Bandara Kualanamu.
Rencana awal, pembuatan desain terminal Kualanamu akan memakan waktu selama delapan bulan. Namun Wapres Jusuf Kalla meminta agar pembuatan desain tersebut dipercepat, sehingga pada Bulan Juli 2007 lalu, pembuatannya telah selesai dilakukan.
Frido juga mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diketahuinya, pelaksanaan pembersihan dan penimbunan (land clearing) lahan Kualanamu juga akan segera dilakukan pada pertengahan Agustus ini.
“Saya mendapat informasi, kalau alat-alat berat untuk pekerjaan land clearing sudah memasuki lokasi pekerjaan. Sehingga pertengahan Agustus ini, pekerjaan tersebut sudah bisa dimulai. Pekerjaannya dilakukan oleh kontraktor asal Medan,” ungkapnya.

Tender Overlay
Pihak PT AP II Polonia juga telah membuka lelang ulang overlay runway 05 Bandara Polonia. Pada kertas yang ditempelkan di papan pengumuman AP II Polonia, lelang dibuka mulai Senin (13/8) dan berlangsung hingga 15 Agustus 2007.
Lelang overlay run way 05 ini dilakukan untuk kedua kali. Sebab, dalam lelang pertama, keempat perusahaan peserta dinilai tidak dapat memenuhi persyaratan teknis, sehingga harus diulang. Lelang ulang ini diumumkan dengan nomor: PAN.PEL.14.09.08/05/08/2007/06 yakni keterangan pelelangan umum pasca kualifikasi dengan anggaran tahun 2007 AP II. Sedangkan jenis pekerjaan merupakan perbaikan pemukaan landasan, taxi way dan apron di Polonia.
Pada pengumuman lelang tersebut juga dijelaskan, persyaratan khusus yang bersifat mandatori bagi peserta lelang, yaitu harus memiliki 2 unit mesin pengupas aspal (cold milling machine), 2 unit asphalt finisher, 2 unit Pneumatic Tire Roller, 2 unit Tandem Roller.
Untuk pengambilan dokumennya dilakukan pada Kamis, 16-21 Agustus 2007. Sedangkan untuk penjelasan pekerjaannya dilakukan panitia lelang AP II pada 24 Agustus 2007.
Sementara itu, pada tahap pembukaan lelang overlay sebelumnya yang gagal mengambil pemenang tender, panitia tender AP juga membuka pengumuman lelang overlay. Namun pada pengumuman tender overlay tersebut panitia AP II tidak turut menyertakan persyaratan peralatan teknis yang harus dimiliki peserta yang ikut. Sedangkan tender ulang overlay yang dibuka hari ini oleh panitia AP II malah menyertakan persyaratan teknis.


source : http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=96335&more=1#more96335
 
#139 ·
Waktu ke kantor AP2...td gak sengaja liat maketnya Kuala Namu...

Ternyata layout airportnya hampir mirip Soetta yang sekarang... 2 runway 2 terminal... tengah2nya tempat parkir.. pokoknya hampir mirip...

Tapi kalo liat design terminalnya...VERY UGLY... desainnya kayak rumah2 di kota wisata yang bercorak fantasi tapi norak...

Tapi gak tau yah, itu maket tahun kapan dan apakah itu final designnya... Mudah2an sih designnya diperbarui, tapi kalo kayak gitu kasian deh Medan...

Sorry no pic...
 
#140 ·
AP II Gelar Lelang Gedung Terminal Penumpang Bandara Kualanamu

AP II Gelar Lelang Gedung Terminal Penumpang Bandara Kualanamu
Kamis, 23-08-2007
*hisar hasibuan
MedanBisnis – Medan
Setelah menyelesaikan pembuatan desain, PT Angkasa Pura (AP) II akhirnya membuka lelang (tender) pembuatan pondasi dan struktur atas gedung terminal Bandara Medan Baru Kualanamu. Lelang ini merupakan bagian rencana pembuatan terminal penumpang, yang menelan total biaya sekitar Rp 1,3 triliun.

Kepala Cabang PT AP II Polonia, Frido Frinaldo, kepada wartawan, Rabu (22/8), mengatakan, pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi dan pengembalian dokumen lelang oleh peserta, berlangsung mulai tanggal 22-30 Agustus 2007.
“Pendaftaran, pengambilan dokumen kualifikasi dan pengembalian dokumennya berlangsung mulai pukul 10.00 WIB-16.00 WIB dan diadakan di Sekretariat Auction Committee Kantor Pusat PT AP II Gedung 600 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dan Sekretariat Panitia Pelelangan Kantor Cabang PT AP II Polonia, Medan,”jelasnya.
Adapun syarat-syarat yang ditetapkan oleh panitia adalah, perusahaan calon peserta merupakan perusahaan jasa pelaksana konstruksi dengan bidang arsitektur dan sub bidang gedung dan pabrik. Atau juga perusahaan yang bergerak di bidang arsitektural dengan sub bidang bangunan non perumahan lainnya. Sedangkan kualifikasi perusahaan masuk dalam kualifikasi non kecil (B).
“Proyek ini dibiayai dengan dana dari PT AP II untuk tahun anggaran 2007. Untuk harga perhitungan sendirinya, saya masih belum tahu. Tapi pekerjaan ini merupakan bagian dari pembuatan terminal penumpang Bandara Kualanamu yang totalnya menelan biaya sekitar Rp 1,3 triliun,” ujarnya.
Frido juga mengatakan, dengan dimulainya lelang pembuatan pondasi dan struktur atas gedung terminal Bandara Medan Baru Kualanamu ini, maka pekerjaan-pekerjaan berskala besar di lokasi tersebut akan segera dimulai.
Saat ini, lanjutnya, tengah dilakukan land clearing tahap pertama senilai Rp 55 miliar di atas lokasi proyek juga tengah berlangsung dengan jangka waktu pekerjaan sekitar dua bulan. Setelah tahap pertama selesai, maka land clearing tahap II senilai Rp 200 miliar juga akan berlangsung.
“Jika lelang tersebut berlangsung sesuai waktu yang ditetapkan, yakni 45 hari kerja, maka bulan Oktober 2007 sudah bisa dilakukan pembangunannya. Dan di lokasi tersebut juga akan dilakukan berbagai proyek berskala besar lainnya,”tambah Frido.

http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=96661&more=1#more96661
 
Top