بِسْمِاللّهِالرَّحْمَنِالرَّحِيْمِ
Pada saat ini Universitas Sunan Gunung Djati Bandung sedang melakukan pengembangan kampus dan alangkah baik nya kami buat Thread nya
:cheers:
HISTORY OF UIN SGD BANDUNG ESTABLISHMENT
The history of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung cannot be separated from the history of IAIN (State Institute for Islamic Studies) SGD Bandung. Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung was formally established based on the Decree of the President of Republic of Indonesia Number 57/ 2005. Meanwhile, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung was established on April 18th 1968/ 10 Muharram 1388 Hijriyah based on the Ministry of Religious Affairs (MORA) Regulation Number 56/1968.
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung existed as a result of the demand of Muslims prominent figures in West Java. The process began in 1967 when a number of respected figures, like Ulama and Muslim intellectuals such as K.H.A. Muiz, K.H.R. Sudja’i, and Arthata along with the consent of the Governor of West Java, took the initiative to form the Preparation Committee for IAIN. This committee was approved by the MORA Regulation Number 128/1967.
Furthermore, under the MORA Regulation Number 56/1968, at the time of the establishment, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung had only four faculties: (1) The Faculty of Islamic Laws; (2) The Faculty of Islamic Education; (3) The Faculty of Theology in Bandung, and (4) The Faculty of Islamic Education in Garut. The Faculties were located at Jalan Lengkong Kecil Number 5 Bandung.In 1973, IAIN moved to Jalan Tangkuban Perahu Number 14 Bandung. Since 1974, IAIN has been located on Jalan Cipadung 105 Bandung. Due to changes on the district division in 1970, The Faculty of Islamic Education in Bogor and The Faculty of Islamic Laws in Sukabumi which were initially branches of the IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, were integrated into IAIN Bandung. The same was true for the Faculty of Islamic Education in Cirebon which became a branch of the IAIN Sunan Gunung Djati Bandung on March 5th 1976.
Until 2009, UIN Bandung which has seven faculties of Undergraduate Studies and one faculty of Postgraduate Studies has been led by seven rectors: Prof. K.H. Anwar Musaddad (1968-1972), Letkol H. Abjan Soelaeman (1972-1973), Drs. H. Solahuddin Sanusi (1973-1977), Drs. H. Djauharuddin AR (1977-1986), Prof. DR. H. Rachmat Djatnika (1986-1995), Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. (1995-2003), and Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS. (2003-2011).In 2005, based on The Decree of the President of Republic of Indonesia Number 57/ 2005, 10 October 2005/ 6 Ramadhan 1426 H, the status of IAIN Bandung was changed into UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Then, in 2006, based on the rule of Religion Minister of the Republic of Indonesia Number 6/2006 on organization and Work Management, two additional faculties were established: Faculty of Science and Technology and Faculty of Psychology.
Para Rektor (1968 - 2011)
1. Prof. K.H. Anwar Musaddad (1968-1972)
Anwar Musaddad sewaktu masih kecil Anwar Musaddad dikenal dengan Dede Masdiad. Lahir di Garut tanggal 3 April 1910. Ketika berumur empat tahun sudah yatim, serta diasuh oleh ibu dan neneknya yang waktu itu mengelola usaha Batik Garut dan Dodol Kuraetin.
Dikarenakan bukan merupakan anak keturunan ningrat, Dede harus sekolah di HIS Kristen dan melanjutkan ke MULO Kristen di Sukabumi. Ketika di Sukabumi Dede sempat belajar agama Islam kepada Ustad Sahroni. Sesudah tamat dari MULO Dede melanjutkan ke AMS Kristen di Jakarta.
Baru dua tahun di AMS, beliau disuruh pulang ke Garut oleh keluarganya, sebab diberitakan sering keluar masuk ke Gereja. Oleh keluarganya beliau dimasukan pesantren di Cipari yang waktu itu dipimpin oleh Kyai Harmaen. Ketika itu pula Dede berganti nama menjadi Anwar Musaddad. Beliau lalu mempelajari bahasa Arab serta pindah ke Jakarta. Waktu di Jakarta, beliau menumpang tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto, salah seorang tokoh Serikat Islam (SI).
Tahun 1930, beliau berangkat ke Mekah menyertai ibu dan neneknya ibadah haji. Akan tetapi beliau sekolah di Madrasah Al-Falah, sampai mengajar di tempat itu. Di Mekah Anwar menikah dengan Maskatul Millah, anak mukimin dari Ciparay. Beliau lalu mempelajari agama Islam ke berbagai syekh dan ulama besar di Masjid al-Haram.
Tahun 1941, beliau pulang ke Indonesia serta rajin mengadakan ceramah. Zaman Jepang beliau diangkat menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Priangan yang pertama menjadi Ketua Masyumi daerah Priangan. Zaman revolusi, beliau bergabung dengan tentara Hizbullah dan memimpin pasukan dengan K.H. Yusuf Tauziri,
Karir Intelektual
- Tahun 1960, Anwar Musaddad ditugaskan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta oleh Menteri Agama. Sesudah Perguruan Tinggi itu berdiri beliau menjadi dosen bahasa Arab dan berdakwah di sana.
- Tahun 1968, mendirikan dan mengelola IAIN di Bandung. Sampai beliau menjadi rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung yang pertama.
- Tahun 1968, beliau ditunjuk pemerintah menjadi anggota panitia menerjemahkan dan mengartikan Alquran dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
2. Letkol H. Abjan Soelaeman (1972-1973)
3. Drs. H. Solahuddin Sanusi (1973-1977)
4. Drs. H. Djauharuddin AR (1977-1986)
5. Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika (1986-1995)
6. Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. (1995-2003)
7. Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS. (2003-2011)
8. Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH, M. Hum (2011-2015)
Tujuan GOALS
The goals of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung are:
- To prepare students who possess the characteristic of akhlak al-karimah, spiritual wisdom, knowledgeable, and professional.
- To develop research into the development, the process and product of science and technology on Islamic values and social responsibility.
- To spread Islamic sciences and other Islamic based-sciences to strive to the social welfare and enrich national culture.
The vision of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung is to make an excellent and competitive university in integrating and developing Islamic studies with the contemporary sciences based on the paradigm: revelations guide science.
Mission
The mission of Sunan Gunung Djati State Islamic University of Bandung is to prepare the Ulul Albab generation that has the capability of:
- Combining and practicing zikr and fikr in their entire life;
- Possessing spiritual, emotional, and intelligent quotient;
- Finding, developing, and applying science, technology, social, culture, and art.
Makna Lambang
- Berpedoman kepada Visi, Misi, dan Tujuan UIN SGD Bandung sebagai implementasi dari QS Ali Imran : 190-191 yaitu seorang Ulul Albab yang memiliki karakteristik keseimbangan antara dzikir dan pikir;
- Bintang Bersegi Lima Warna Emas merupakan titik poros utama melambangkan Allah SWT sebagai sumber dari segala sumber seluruh kehidupan manusia, termasuk ilmu pengetahuan yang tercermin dalam Ayat-ayat Qur’aniyah, dan sekaligus melambangkan “Rukun Islam” dan “Pancasila” sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- Bintang Bersegi Enam Warna Putih melambangkan “Ayat-ayat Kauniyah” yang harus digali, dikelola, dan dikembangkan oleh manusia, serta dibimbing oleh wahyu untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas untuk memakmurkan alam, dan sekaligus melambangkan “Rukun Iman”;
- Buku-buku Terbuka Warna Hijau Muda yang melingkar melambangkan dinamika pengembangan rumpun keilmuan yang beranekaragam, luas, dan mendalam berdasarkan paradigma Wahyu Memandu Ilmu, merupakan tekad seluruh sivitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai icon peradaban untuk siap menyambung kembali zaman keemasan peradaban Islam abad ke 9-13 Masehi;
- Berlian Berjumlah Dua Belas Warna Biru yang membingkai melambangkan perpaduan Iman, Ilmu, dan Amal, serta menggambarkan jumlah huruf “Laa Ilaaha Illallah” sebagai simbol “Sains Tauhidullah”.