PSKY Jangan Jadi Proyek Gagal
Telan Anggaran Rp 40 Miliar
JOGJA - Proyek prestisius kembali akan dilakukan Pemkot Jogja. Itu adalah pembangunan Pusat Seni dan Kerajinan Yogyakarta (PSKY) yang memanfatkan lahan bekas Terminal Umbulharjo.
Pemkot Jogja sepertinya harus benar-benar serius menggarap proyek bernilai puluhan miliar rupiah ini, agar nasibnya tidak sama dengan proyek-proyek sejenis yang tidak sesuai harapan, misalnya Pasar Seni Gabusan (PSG) di Bantul, dan lain-lain.
Guna mengantisipasi itu, Pemkot Jogja bahkan menyewa konsultan khusus untuk tahap perencanaannya. Yakni PT Karunia Sejahtera. Mereka inilah yang disewa untuk membuat perencanaan dan konsep pengembangan PSKY. Tak hanya itu, masukan sejumlah pihak, seperti akademisi, tim teknis, dan masyarakat menjadi bahan acuan.
Menurut Dra Ina Sita Nur'Aina M Hum dari PT Karunia Sejahtera selaku konsultan, PSKY dibangun untuk menghidupkan kawasan selatan Kota Jogja. Selain dijadikan loksai menghidupkan sektor perdagangan, kawasan ini nanti juga digunakan untuk meningkatkan sektor kepariwisataan, serta mengangkat citra Kota Jogja. Karena itulah, selain dibangun untuk mewadahi para perajin, di kawasan ini nanti juga akan dikembangkan sektor lain sebagai pendukung. Namun, yang utama adalah mengangkat value dan keunikan Jogja.
" Selain sebagai kawasan perdagangan, atraksi seni dan budaya itu pasti ada. Yang lain, kawasan itu akan dikembangkan menjadi night market yang hidup selama 24 jam," terang Sita usai sidang AMDAL PSKY di Balai Kota kemarin.
Menurutnya, produk yang ditawarkan bisa saja sama dengan proyek sejenis di daerah lain. Namun, agar PSKY tidak menjadi proyek gagal, lanjut Sita, pembenahan manajemen dan kemasan yang ditawarkan harus berbeda. "Ini yang paling penting," tambah dia mengingatkan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja Hadi Prabowo menjelaskan, saat ini, proyek PSKY memasuki tahap pembuatan dokumen kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dokumen AMDAL ini dibuat untuk melengkapi proses perjinan pembangunannya. Analisis itu menyangkut kajian terhadap dampak sosial, kesehatan masyarakat, dan analisis dampak lingkungan.
"Ini menjadi penting untuk diperhatikan, mengingat lingkungan proyek ini dekat dengan rumah sakit dan pemukiman warga," kata Hadi Prabowo. Ditargetkan Juni mendatang, kajian AMDAL ini bisa diselesaikan, untuk selanjutnya bisa diteruskan dengan proses pembangunan.
Ir Wijayanto selaku Pejabat Pembuat Komitmen (Pimpinan Proyek, Red) PSKY menjelaskan, biaya total untuk pembangunan proyek bangunan 11 ribu meter persegi diatas lahan 16 ribu meter persegi itu diperkirakan senilai Rp 40 miliar. Namun, karena keterbatasan anggaran, pembangunan PSKY akan dilakukan secara bertahap.
Pada tahap awal, akan dibangun kios-kios yang berada di beberapa bagian. Pembangunan kios-kios ini menghabiskan dana sekitar Rp 12 miliar. Itu terdiri dari Rp 9 miliar dari APBD Kota Jogja, dan Rp 3 miliar bantuan APBN. Sejumlah kios di bagian lain ditargetkan juga akan dibangun tahun ini juga. PSKY dibangun untuk memfasilitasi UMKM
Sesuai konsep, kata Wijayanto, PSKY akan dibuat sebagai sebuah kompleks bangunan terpadu. Selain kios-kios sebanyak 260 buah, bangunan lain juga akan dibangun. Seperti expo hall, panggung hiburan, food store, ruang terbuka, lahan parkir, dan fasilitas pendukung lainnya. "Sedangkan bangunan fisiknya, akan mengadopsi seni khas Jogja seperti batik dalam ornamen-ornamen bangunannya," tambah Wijayanto yang juga Kabid Pemanfaatan dan Penilaian Ekonomis Aset Daerah Pemkot Jogja ini.
Semoga jadi magnet perekonomian warga Jogja n Jadi tujuan wisata belanja buat Turis Domestik dan Mancanegara nantinya