SkyscraperCity Forum banner

[RIAU] Projects and development (excluding Pekanbaru and Dumai)

653K views 3K replies 95 participants last post by  gorogituloh 
#1 ·
Riau

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi ini terletak di Pulau Sumatera dan beribukotakan Pekanbaru. Provinsi Riau di sebelah utara berbatasan dengan Kepulauan Riau dan Selat Melaka, di sebelah selatan dengan Provinsi Jambi dan Selat Berhala, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan (Provinsi Kepulauan Riau) dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.

mari kita daftarkan proyek2 diluar Pekanbaru dan Dumai di sini.
 
#111 ·
Dibuka Bupati,
Rakor Pemkab Bengkalis Bahas Tiga Prioritaskan Pembangunan


Pemkab Bengkalis menggelar rapat koordinasi. Dalam kegiatan yang dibuka Bupati Herliyan Saleh tersebut dibahas tiga prioritas pembangunan.

Riauterkini-BENGKALIS- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis memprioritaskan tiga sektor pembangunan, yakni pembangunan di bidang sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Demikian dikatakan Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh ketika membuka rapat koordinasi (rakor) Pemerintah Kabupaten Bengkalis yang digelar di lantai II Aula Kantor Bupati, Kamis (23/12/10) pagi tadi.

Dijelaskan Bupati, pembangunan SDM menjadikan Kota Bengkalis sebagai pusat pendidikan dengan mendirikan perguruan tinggi (universitas, red) yang layak dan memiliki daya saing. Kemudian pemberian beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar dinilai kurang tepat sasaran. Seperti tidak menjamin si penerimanya bisa menyelesaikan studinya hingga selesai. Sehingga pemkab akan melekukan penataan ulang pemberian beasiswa ini.

“Bengkalis pernah dikenal sebagai kota pendidikan. Kita akan berusaha untuk mengembalikan imej tersebut. Sehingga calon mahasiswa dari luar berdatangan untuk menuntut ilmu di Kota Bengkalis. Dan, anak-anak yang berprestasi akan kita bantu sampai menyelesaikan studinya di perguruan tinggi,” ujar Bupati.

Dibidang pemberdayaan ekonomi kerakyatan, Pemkab Bengkalis menggalakkan program ekonomi kerakyatan (PEK), pengentasan kemiskinan, pendirian badan usaha milik desa (BUMDes), alokasi dana desa (ADD) serta memberikan tunjangan tetap untuk seluruh aparat desa yang akan berjalan mulai tahun 2011 mendatang. Sedangkan di bidang infrastruktur akan berupaya membuka akses di setiap daerah dengan membangun ruas jalan yang memadai, mengoptimalkan pelabuhan, termasuk rencana membangun bandar udara di Pulau Bengkalis.

“Pembangunan bandara di Pulau Bengkalis sangat penting dalam upaya membuka akses. Ini juga terkait upaya kita menjadikan Bengkalis sebagai kota pendidikan.
Jika akses sudah mudah, tentu orang akan datang,” ujar Bupati lagi.***

=================================

menurut aku, mending optimalkan aja Bandara yang ada di sungai Pakning, lalu buat Jembatan yang menghubungkan daratan sumatera dengan bengkalis, ketimbang harus membangun bandara baru :)
 
#112 ·
bandara di sei pakning itu punya perusahaan bukan...

jarang bengkalis itu berapa KM si dari daratan sumatra? menurut aku memang lebih efisien di bangun bandara, paling tidak bandara perintis lah semacam bandara di pinang kampai ( dumai) atau pun bandara tempuling di tembilahan.

cost yang di keluarkan untuk membangun jembtan mungkin jauh lebih besar daripada bandara sekelas perintis, kalau jaraknya cuma sepanjang sungai siak si gak pp kalau di bangun jembatan..
 
#113 ·
Jauh, jarak Kota Bengkalis ke daratan Sumatra sekitar 6.79 km di titik terdekat, selama ini penyebrangannya di Sei Pakning.

Rugi malah bangun jembatan. Ekonomi Bengkalis bukan besar kali sampe perlu diintegrasikan dengan daratan Sumatra.

Dan juga di daratan Sumatra yang menghadap Bengkalis itu bukan daerah padat penduduk juga.

Bandara sih buang-buang duit kalau untuk sekarang, Bengkalis benarin aja dulu infrastruktur penghubung dari Sei Pakning ke Pelintung (DUMAI) dan juga dari Sei Pakning ke Sei Apit (SIAK). Lagipula, dari Bengkalis mau ke Dumai juga gak terlalu jauh juga.

Infrastruktur RSUD Kecamatan Mandau, perekrutan dokter-dokter serta peralatannya, dan juga di Pulau Bengkalis sendiri kan ada RSUD juga.

Dan Pulau Bengkalis pun masih harus membangun jaringan jalan di Pulau Bengkalisnya sendiri terutama peningkatan jalan dari Kota Bengkalis ke Selatbaru nya ..
 
#114 ·
^^ kadang beberapa daerah di riau ini banyak membangun suatu yang tidak tepat guna, dan tidak tepat manfaat, seharusnya sebelum merencanakan sesuatu untuk pembangunan itu harus konsultasi dengan dengan profesional terkait, biar lebih terarah pembangunan nya memang si ada pengeluaran sedikit dan untuk itu, tapi itu pertmbangan tepat apa gak nya suatu itu di bangun.

kan mubazir kalau udah di bangun malah gak di pake, bandara di pasir pangaraian, bandara tempuling, contohnya, kan sampe sekarang belum juga di pakai. dan ada lagi apa tu di dumai lupa apa nama gedungnnya, sampai sekarang pun tak kunjung di pakai padahal udah jadi...


kalau itu di bangun memang di manfaat kan si sangat perlu di dukung, tapi harus juga belajar bagaimana supaya bisa bermanfaat dengan optimal
 
#115 · (Edited)
^^ Jen, bandara di Pasirpengaraian itu bukan bandara baru. Itu udah ada dari era Orde Baru :)...

Yang dibenahi itu cuman gedung terminal sama jalan akses aja. Setahu aku satu-satunya bandara yang dibangun di era otonomi daerah ya cuman TEMPULING itu saja, itu bangun langsung sekaligus gedung,runway, dan sebagainya. Dan semua bandara itu sebenarnya dipakai kok untuk penerbangan Charter. Penerbangan berjadwal memang tidak ada. Tapi charter dan helikopter tetep terbang, Jen :). Bahkan waktu Riau Airlines masih punya F50, jemaah haji Rokan Hulu dan Indragiri Hilir itu langsung diterbangkan ke embarkasi Batam :)

Airport2 yang ada di Riau itu bukan masalah tepat guna atau tidak, tapi dulunya airport itu perlu ada untuk keperluan perusahaan besar yang beroperasi di RIau ini, persis sebelum ada jaringan jalan raya memadai. Airport2 itu lah cara pekerja perusahaan besar ini bergerak.

Area Sei Pakning kenapa ada bandara Sei Selari di sana, karena ada UP Pertamina di Sei Pakning. Di Pasirpengaraian ada bandara karena di sana ada perkebunan PT. Perkebunan Nusantara V yang luar biasa besar. Dan juga Pasirpengaraian ini punya akses ke perkebunan PTPN juga di Sumatra Utara sana, dan juga di Baganbatu (Rohil).

Di RENGAT, ada airport JAPURA. Karena memang ada perusahaan minyak di sana. Cuman mungkin udah redup aja aktivitasnya. Dulu ada kok penerbangan rutinnya. Di daerah sana, ada kota Air Molek, Peranap, dan beberapa lagi yang punya kamp perusahaan yang besar (atau pernah besar).

Di RIAU (bahkan waktu gabung sama KEPRI), kita memang pemilik AIRPORT terbanyak. Di Natuna ada airport di RANAI. Kemudian di ANAMBAS, ada di MATAK dan TAREMPA. Di LINGGA juga ada airport, di DABOSINGKEP pun ada Airport juga. Di Tanjungpinang ada airport, di Batam pun ada Airport.

Itu gak asal bangun, karena memang perusahaan besar itu beneran ada dan berkibar dulunya.

Kakek dari ibu aku dulu kerja di perusahaan perkebunan sawit milik swasta asing di Aceh dan Sumatra Utara, itu di tengah kebun itu ada airport nya loh, ini nenek aku sendiri yang cerita :D
 
#116 · (Edited)
Sejarah Riau sebagai pusat ekonomi (yang diperas habis-habisan) skala nasional itu udah ada sejak era Belanda :).

Perminyakan di Riau sudah ada sejak era Belanda. Kemudian, datang era Orde Baru muncullah era-era pelabuhan besar seperti Batam dan Dumai. Lahirlah kawasan industri dan sebagainya, Bintan jadi kawasan wisata kelas Dunia, dan Natuna jadi kawasan eksplorasi gas dan pemasok utama ke Singapura. Pertambangan BAUKSIT di Bintan, Pertambangan TIMAH di DABO SINGKEP -- bahkan sudah ada sejak era Belanda.

Jadi bandara-bandara itu ada bukan karena asal bangun, tapi karena secara ekonomis di masa lalu memang bandara itu solusi yang bisa jadi termurah saat itu. Tapi ya itu tadi, kalau seandainya pusat ekonomi tadi sudah habis SARI-SARINYA, ya ditinggalkan dan dilempar kayak sampah :D. Contohnya ya kejayaan STANVAC di Rengat itu, lihat aja airport Japura sepi. Kota Dabosingkep, udah habis timahnya, udah bolong-bolong tanahnya, kotanya ditinggalkan dan pindah beramai-ramai karyawannya ke PT. Timah yang sekarang ada di Bangkabelitung, dan kemudian airport Dabosingkep pun sepi dan semakin sepi.

Kalau ingat masa lalu mengerikan banget deh Riau diperas kayak jeruk nipis :D, kemudian rakyat tempatan jalan terseok-seok. Rakyat tempatan yang maju cara berpikirnya diberangus, gubernur dipimpin bukan orang Riau dan harus dari kalangan militer. KODAM-KODAM di Riau adalah yang paling STRICT dan ditakuti di Sumatra. LANUD Terbesar di Sumatra dan pusatnya diletakkan juga di Pekanbaru.

Karena Riau dulu punya posisi strategis (sekarang masih, cuman persentasenya gak sebesar dulu lagi). Dan perlu dicatat, airport-airport itu juga berfungsi untuk pertahanan negara, Jen. Karena dulu Riau ini sumber ekonominya banyak sekali, dan tersebar sampai ke pelosok. Dengan adanya airport, kalau ada-ada gangguan keamanan, separatisme atau apapun, cepat diambil tindakan.

Riau itu duluna memang GRAND DESIGN CANGGIH :)... tapi menyakitkan untuk sebagian kalangan :)


Kandidat terkuat kota di Riau yang akan mati berikutnya kalau tidak cepat diambil tindakan adalah DURI dan DUMAI, persis minyak habis, Chevron angkat kaki, Pertamina pun tidak peduli. Udah deh selamat tinggal :D. Di Bangka Belitung udah ada beberapa kota kecamatan yang mati karena ditinggal pekerja PT. Timah, karena timahnya udah habis :). Kita udah melihat banyak sekali contohnya, bahkan tidak jauh dari batang hidung kita heheh
 
#117 ·
Gubernur Riau: Jembatan Selat Malaka akan terealisasi






PEKANBARU: Gubernur Riau Rusli Zainal mengaku optimistis bahwa jembatan Selat Malaka yang menghubungkan dua negara serumpun Indonesia-Malaysia dapat terealisasi sesuai dengan yang direncanakan.

"Cepat atau lambat, kami yakin jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Kota Dumai, Riau dengan Melaka, Malaysia, bakal bisa dibangun dan direalisasikan," ujar Gubernur Rusli Zainal, di Pekanbaru, hari ini.

Rusli menyatakan, sikap optimisme itu timbul sehubungan temuan terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup positif, terutama dari segi pendanaan karena pemerintah kedua negara tidak perlu merisaukannya.

"Telah ada pihak ketiga dari kalangan swasta yang menyatakan kesiapan melakukan investasi untuk pembangunan jembatan yang menghabiskan dana sebesar 12,75 miliar dollar AS itu," katanya.

Terkait itu, lanjut dia, Riau sebagai gerbang Indonesia kini terus berbenah, terutama menyangkut pembangunan infrastruktur koridor ekonomi, seperti pengembangan industri klaster hilir kelapa sawit di Pelitung, Dumai dan Kuala Enok, Indragiri Hilir.

"Riau harus mengambil manfaat dari kehadiran jembatan itu nantinya, terutama dalam bidang ekonomi. Karena itu, kami tengah serius mengembangkan basis-basis ekonomi sesuai pemetaan," jelasnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, pemerintah pusat tetap mendukung pembangunan jembatan Selat Malaka. Namun demikian, lanjutnya, pemerintah kini sedang memberikan prioritas terhadap jembatan Selat Sunda yang direncanakan mulai dibangun pada 2013.

"Secara nasional, kita melihat bagaimana strategi kita melakukan pembangunan jembatan Selat Malaka pada waktu yang tepat. Pemikiran itu tidak boleh dimatikan dan harus kita jaga, karena menjadi bagian ASEAN connectivity," ujarnya.

Bank Ekspor Impor China dilaporkan telah menyatakan minatnya kepada Pemerintah Malaysia untuk melakukan investasi 12,75 miliar dollar AS bagi terealisasinya jembatan Selat Malaka itu.

Managing Director Strait of Malacca Partners, Lim Sue Beng, perusahaan kontraktor pembangunan jembatan Selat Malaka menyatakan, jembatan sebagai jalan penghubung dua negara bertetangga itu akan selesai dibangun dalam waktu 10 tahun.

"Hitungannya, selama empat tahun dilakukan pengkajian dan survei, kemudian enam tahun pelaksanaan kontruksi. Dengan hitungan 10 tahun jembatan akan selesai," ujarnya.
 
#118 ·
^^

aku berpendapat lebih baik membangun jembatan ketimbang bandara bukan hanya sebatas pemikiran aku aja. tapi menurut orand dalam di PU Bengkalis sendiri, tahun 2014 nanti bengaklis memang merencanakan akan membangun jembatan kok. makannya lebih baik optimalkan bandara yang ada ketimbang membangun bandara baru di bengkalis. kalaupun bandara sekarang ini dimiliki oleh Pertamina toh dulunya bandara pinang kampai juga dimiliki pertamina kan ?? tapi ujung - ujungnya di serahkan ke Pemda.

perjalanan dari daratan sumatera ke bengkalis menggunakan roro bisa memakan waktu sekitar 30 menit lebih. belum antrian yang bisa mencapai 1 hingga 2 jam. tapi dengar - dengar sekarang jumlah roro udah di tambah menjadi 3 unit. untuk sekali berangkat, untuk Mobil dikenakan tarif Rp. 80.000 sedangkan untuk Motor 30.000. mending tarif masuk roro ini di ubah menjadi tarif masuk jembatan. seperti jembatan Suramadu di Jatim. namun dengan tarif yang di sesuaikan.
 
#119 ·
Rp 80000 tarif feri roro. .... Untuk jarak sedekat itu kalau di Indonesia mungkin udah jadi jalan tol termahal deh.... :nuts:

Maunya pemkab bengkalis subsidi itu penyebrangan biar bisa murah atau digratiskan saja sekalian.... Rp 80000 itu mahal sekali :eek:hno:
 
#120 ·
kalau disubsidi rasanya masih memungkinkan, namun untuk di gratiskan rasanya tidak. setahu aku yang mengelola penyebrangan ini pihak swasta, tapi gak tahu juga lah ya bisa aja aku dapat info yang salah.

makanya aku bilang alangkah lebih baik tarif penyebrangan sebesar itu dialihkan untuk pembayaran tarif Jembatan jika jembatan selat bengkalis memang benar jadi dibangun:cheers:
 
#121 ·
2011, PT Riau Power dan PLN Akan Realisasikan Proyek Listrik di Bengkalis



riaubisnis.com - Setelah kepastian untuk merealisasikan pembangunan PLTU 2x100 MW di Tenayanraya, Pekanbaru, PT PLN (Persero) juga bakal merealisasikan beberapa projek listrik di Mandau, Bengkalis. Pembangunan projek listrik ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasiona (PON) ke XVIII pada tahun 2012 di Riau, sekaligus mengatasi kebutuhan listrik di Bengkalis.

Ketua Tim Task Force PLN pusat, Bambang, yang bertugas mempercepat proses proyek listrik di Sumatera dan Kalimantan Barat (Kalbar) menyebutkan, sehubungan dengan adanya pasokan gas PLN di Jambi Merang di daerah Duri sebanyak 30 mmbbs, ini bisa membangun pembangkit listrik berkapasitas 2x100 MW, ditambah untuk PT Riau Power, anak perusahaan Riau Investment Corporations (RIC) dan konsorsium yang akan membangun pembangkit dengan kapasitas 2x45 MW yang merupakan pembangkit combinsicle.

“Ini bisa membantu pasokan listrik untuk pelaksanaan PON di Riau nanti. Proyek pembangunan listrik menggunakan gas ini juga sangat berguna untuk PLN dalam penghematan energi, karena bisa menghemat bahan bakar minyak (BBM),” ujarnya.

Ia menambahkan, selain projek PLTU, PLN juga segera merealisasikan proyek listrik untuk memenuhi daftar tunggu di Bengkalis dengan panambahan pembangkit sebesar 5 MW. Pembangkit listrik ini nanti, masuk ke sistem jaringan Sumatera.

“Ini bisa membantu tegangan listrik di Duri, karena selama ini tegangan listrik di Duri sangat rendah. Selama ini pasokan listrik dikirim melalui Sumatera Bagian Utara dan Sumatera Selatan. JIka ada gangguan sistem di daerah itu, maka tegangan listrik di Duri dipastikan akan terganggu dan akan dilakukan pemadaman,” terangnya.

Selain itu, diharapkan penambahan pembangkit listrik itu juga untuk mengantisipasi terjadinya musim kemarau. “Kita harapkan proyek ini terealisasi dan selesai dalam jangka waktu satu tahun. Saat ini mesin sudah ada, di Cilacap yang idle, dan ada 5 unit, masing-masing 20 MW dan total kapasitas 100 MW,” katanya.

Untuk itu, tambah Bambang, lahan yang dibutuhkan dapat segera diatasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis. Jika target akhir tahun ini sudah bebas, maka, pada Maret 2011, sudah bisa dibangun pondasi. “Kita targetkan Oktober 2011, sudah bisa terealisasi PLTU di Duri,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Bengkalis, Herliyan Shaleh juga mengatakan, rencana pembangunan listrik di Bengkalis saat ini sudah menunjukkan berbagai kemajuan. Dia mengharapkan, 2x20 MW bisa terealisasi untuk mengatasi daftar tunggu dalam waktu dekat. “Kalau persoalan lahan di Mandau Pinggir, sudah disiapkan oleh Panitia Sembilan,” tegasnya.

Herliyan mengharapkan, proyek penanganan listrik di Bengkalis sangat perlu dilakukan, karena selama ini kebutuhan listrik di Riau cukup tinggi. Ia mengatakan, dalam jangka panjang, bahkan perlu pembenahan sistem transmisi. “Kebutuhan industri kita sangat besar, pada tahun 2002 saja, Riau membutuhkan energi listrik sebanyak 2.500 MW untuk industri. Apalagi ke depan, Bengkalis punya program untuk menjadikan Bengkalis sebagai Kota Pendidikan. Tentunya akan dibangun berbagai infrastruktur yang membutuhkan pasokan listrik,” ujarnya.

Selain itu, menurut Herliyan, Bengkalis juga merencanakan akan merealisasikan Kawasan Industri Bengkalis (KIB) dan pelabuhan di Desa Buruk Bakul, Bukit Batu Bengkalis. Itu juga setidaknya membutuhkan pembangkit listrik dengan kapasitas 2x25 MW.

“Bengkalis akan kita usulkan masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Dumai, tetapi lokasinya di Bengkalis. Ini untuk akan menjadi kawasan pelabuhan alternatif untuk pelabuhan KEK. Jika di Dumai mengalami titik jenuh. Ini memerlukan energi yang besar,” katanya.

Pertemuan ini, selain dihadiri Ketua TIM Task Force PLN juga didampingi Manager PLN Riau Daratan, Rodi, Manager PLN Cabang Dumai, Rasyid, Manager PLN Ranting Bengkalis, Yusup, serta Direktur PT Riau Power, Yusrizal Andayani.

Sementara itu, Yusrizal Andayani mengatakan, penambahan pasokan listrik di Mandau sangat memberi pengaruh penting terhadap kondisi kelistrikan di Riau. Pasalnya, secara subsistem, posisi tegangan listrik di Mandau memang rendah, karena jarak dari Pekanbaru dan Medan sangat jauh. Untuk itu, perlu tambah pasokan listrik. Perlu kemandirian pasokan listrik di Riau dan bisa ditambah dari Mandau.

“Jika proyek ini berhasil, pasokan listrik di Riau akan terbantu karena tidak harus selalu bergantung dengan pasokan di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Proyek ini juga akan membantu kebutuhan listrik untuk pelaksanaan PON 2012 mendatang di Riau,” pungkasnya.(*)
 
#122 ·
Tim Mulai Inventarisir Lahan
Jalur TOL Pekanbaru-Dumai Lewati Areal Perusahaan


PEKANBARU, halloriau.com -Sejak dibentuk dua pekanlalu, tim percepatan pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Dumai mulai melakukan inventarisir lahan. Dari inventarisir titik koordinat sementara, jalur yang akan dibangun sepanjang 135 Kilometer ini melintasi beberapa lahan milik perusahaan perkebunan, kehutanan dan pertambangan.

Demikian diungkapkan Asisten II Setdaprov Riau Bidang Pembangunan Emrizal Pakis. Disebutkan,setidaknya terdapat 80 hektare lahan yang merupakan perusahaan pemegang izin Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Kita (tim) sudah melakukan inventarisir awal untuk menrntukan titik koordinat pembangunan jalan Tol Pekanbaru- Dumai sepanjang 135 Kilometer.Dari pengamatan sementara jalur yang akan dibangun melewati beberapa ruas lahan milik perusahaan pemegang izin HTI (Sinarmas grup,red),lahan milik perusahaan pertambangan (Chevron,red) dan lahan milik perusahaan perkebunan sawit,"ungkapnya.

Untuk itu kata Emrizal,pihaknya akan segera berkoordinasi pihak-pihak perusahaan yang lahan produksinya terkena imbas pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Dumai tersebut.

"Tim dari pemerintah Provinsi Riau yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, Biro Pemerintahan dan beberapa satker lainnya akan segera bertemu dengan pihak perusahaan untuk membicarakan jalan keluarnya. Nanti kita akan upayakan bagaimana lahan-lahan yang terkenan imbas pembangunan ini bisa dipinjam pakaikan ke kita,"ujarnya

Selain terkena lahan milik perusahaan,Emrizal juga mengungkapkan bahwa dikhawatirkan jalur Tol ini nantinya akan mengenai area taman hutan raya (tahura,red) dan kawasan hutan lindung balai raja Kabupaten Bengkalis

"kita akan cari lagi alternatif jalur yang cocok untuk pembangunan jalan tol ini, apabila koordinat jalur ini nantinya melewati kawawasan hutan lindung,"tukasnya

Disebutkannya lagi, Gubernur Riau HM Rusli Zainal di jadwalkan akhir tahun ini akan melakukan pertemuan dengan pemerintah kabupaten kota terkait pembangunan jalan Tol ini,diantaranya adalah Walikota Pekanbaru, Walikota Dumai, Bupati Bengkalis dan Bupati Siak.

"Tahun 2011 proses pembebasan lahan dengan cara mengganti kerugian sudah bisa dijalankan, karena pemerintah pusat melalui APBN 2011 sudah membantu pembangunan jalan Tol ini sebesar Rp 140 miliar. Untuk itu dana itu harus kita manfaatkan semaksimal mungkin, karena saya yakin pemerintah pusat akan terus membantu jika dana yang tersedia sekarang terserap dan terealisasi penggunaannya,"pungkasnya..(Dian)
 
#123 ·
Warga Turut Usulkan Nama Jembatan Meredan


SIAK, HALLORIAU.com- Meskipun sudah ada 11 nama jembatan di Kecamatan Tualang yang akan diajukan ke Gubernur Riau tapi usulan dari masyarakat terus bermunculan. Rencananya, jembatan tersebut akan diresmikan awal Januari 2011.

Masyarakat Kecamatan Tualang mengharapkan Jembatan Tualang atau Maredan menggunakan nama sejarah Siak. Tokoh masyarakat Tualang, H Natan Abbas mengusulkan agar nama jembatan tersebut tetap menggunakan nama daerah.

Menurut Natan Abbas, dirinya pada rapat di kantor Bupati Siak mengusulkan nama jembatan menggunakan Tualang Agung, karena memiliki makna sejarah terbentuknya Kecamatan Tualang sekitarnya. Disamping itu, nama tersebut tidak panjang, hingga mudah diingat siapapun.

Hal yang sama juga di sampaikan warga bernama Bambang. Menurutnya, hendaknya nama diberikan sesuai tempat jembatan tersebut dibangun agar mudah diingat oleh masyarakat.

"Bisa saja nama jembatan tersebut menggunakan nama pahlawan setempat, tokoh ataupun nama daerah sendiri seperti nama Panglima Gibam," ungkap Bambang.

Namun Bambang lebih berharap agar Jembatan Meredan menggunakan nama Pahlawan Siak atau nama Kerajaan Siak. "Namun terlepas dari nama yang digunakan, keberadaan jembatan tersebut memang sudah sangat dibutuhkan masyarakat," tukasnya. (Yen)
 
#128 ·
Kondisi Jalan Dumai Pakning Rusak Berat
Dewan Minta Kimpraswil Segera Perbaiki


halloriau.com
PEKANBARU - Kondisi jalan lintas dari kota Sungai Pakning menuju Dumai hingga saat ini masih dalam kondisi rusak berat dan kerusakan yang terparah berada di perbatasan Kabupaten Bengkalis menuju kota Dumai. Melihat belum adanya perhatian Pemprov Riau dalam hal ini Kimpraswil Propinsi, Anggota DPRD Riau minta pihak Kimpraswil untuk segera memperbaiki jalan lintas ini.

Permintaan itu langsung disampaikan Anggota DPRD Riau asal Dapil Dumai Bengkalis Bagus Santoso Selasa (28/12), untuk jalan lointas dari kota Sungai Pakning menuju Dumai merupakan satu-satunya jalan yang akan menjadi akses ke dua daerah tersebut, tetapi dengan kondisi kerusakan yang masih ada terutama di perbatasan Kabupaten Bengkalis menuju Dumai diharapkan pemprov untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.

"Untuk wilayah Kabupaten Bengkalis sendiri jalan sudah selesai dibangun, tetapi untuk wilayah dumai masih rusak dan kita berharap Dinas Kimpraswil propinsi agar segera menutaskan program jalan tersebut," pinta Bagus.

Seharusnya kata bagus DInas Kimpraswil harus lebih tanggap karena Kabupaten Bengkalis sendiri tanpa sharing dana dengan propinsi sudah menyelesaikan jalan tersebut dan untuk wilayah Dumai harus segera dilakukan sharing dengan pemerintah Kota Dumai agar jalan tersebut bisa selesai dibangun.

"Meskipun jalan tersebut wewenang dari propinsi tetapi untuk wilayah kabupaten bengkalis sendiri sudah selesai dibangun tanpa dana sharing dengan propinsi," kata Bagus

Dengan kondisi jalan yang terus bertambah parah tersebut bagus mengingatkan kepada Dinas Kimpraswil agar segera menuntaskan pembangunan jalan yang belum diaspal dari perbatasan Bengkalis yang merupakan tanggung jawab dari propinsi bersama Pemerintah Kota Dumai sendiri untuk menyelesaikan pembangunan jalan tersebut.

"Kalau jalan tersebut sudah bagus tentu akan memperlancar arus transportasi di dua daerah tersebut dan juga bisa mempercepat akses ke daerah lain," harap bagus.(Alf)
 
#130 ·
Gubri: Industri Hilir Hasilkan 20 Turunan​


PEKANBARU - Gubernur Riau, HM Rusli Zainal mengatakan, dalam pengembangan industri hilir, khusus yang berbahan baku kelapa sawit, bisa menghasilkan 20 produk turunan. Karena potensi bahan baku kelapa sawit di Riau yang terbesar secara nasional, bukan tidak mungkin Industri Hilir nasional yang ada di Riau ini mampu mengejar kemajuan industri hilir negara tetangga Malaysia.

"Malaysia saja sudah memiliki 20 industri turunan, dengan potensi produk kelapa sawit yang dimiliki Riau, bukan tidak mungkin kita mampu menyaingi malaysia, dengan syarat ada sinergi atau dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerahnya," pungkas gubernur, Rabu (29/12).

Selama ini, menurut gubernur, potensi luar biasa perekonomian Riau hanya bisa bertepuk sebelah tangan. Artinya belum didukung penuh oleh pemerintah pusat selaku pembuat kebijakan secara nasional. Hal ini dapat dilihat dari minimnya perhatian pusat dalam memberikan porsi anggaran perawatan dan pembangunan infrastruktur nasional yang ada di daerah khusus di provinsi Riau.

"Perlu saya katakan disini, selama ini yang menghambat pertumbuhan investasi adalah minimnya dukungan infrastruktur, terutama infrastruktur yang merupakan tanggung jawab pemerintah nasional, seperti jalan, pelabuhan dan bandara serta kebutuhan energi listrik yang merupakan kebijakan nasional dan sebagainya," ungkap gubri lagi.

Keterbatasan anggaran di pemerintah daerah, kata gubernur juga menjadi kendala dalam pengembangan industri turunan tersebut. Sehingga investasi di daerah tidak dapat didukung penuh oleh pemerintah daerah yang notabene memiliki program tersebut.

Untuk itu, Gubri berharap, dengan fokus pemerintah pusat kepada pengembangan industri turunan tahun 2011 mendatang membawa nagin segar dan menjadi titik awal kebangkitan ekonomi nasional dan memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat Riau secara keseluruhan.

"Kalau industri hilir ini terwujud, visi Riau 2020 bukan mimpi lagi, kita sudah bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah terlebih dahulu maju dibindang industri hilir ini seperti Malaysia," pungkasnya. (Dian)
 
#136 ·
Gak sama, jen. Penyangga lengkungan arch gak sama. Ada yang janggal di situ, kayaknya lengkungan arch itu cuman ornamen saja. :tongue2:

Lagipula archh nya terlsalu ganjil.... Kayaknya penyangga bentang tengah jembatan justru beton bawahnya itu. Sungainya juga tidak terlalu lebar kelihatannya.
 
#133 ·
Pemprov Programkan Grand Design Kantor Di Meranti​



halloriau.com SELAT PANJANG � Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 2011 akan datang, akan memprogramkan grand design perkantoran pemerintah di Kabupaten Kepulauan Meranti. Program itu dilakukan untuk menjawab harapan dukungan Pemprov yang disampaikan Oleh Bupati Kepulauan Meranti.

Asisten 1 Setdaprov Riau, H Abdul Latif SH MH, kepada sejumlah wartawan, usai acara pelantikan Sekdakab Kepulauan Meranti, baru-baru ini di Selatpanjang mengatakan, saat ini program itu masih dalam bentuk wacana yang telah diajukan, untuk dapat nantinya direalisasikan dalam APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2011.

�Program-program Pemerintah Provinsi Riau yang akan diperuntukkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, salah satunya yakni program grand design pembangunan gedung kantor pemerintah daerah. Program itu telah diajukan untuk Tahun Anggaran 2011 nanti paada APBD Provinsi Riau,� ungkap Abdul Latif.

Dikatakannya, Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk memberikan perhatian dan dorongan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, dalam rangka untuk terus membangun dan melakukan pembenahan daerah sehingga terus berkembang.

�Di Kabupaten Kepulauan Meranti ini sebagai kabupaten yang baru, memang harus mendapatkan perhatian dan dorongan dari pemerintah provinsi. Di kabupaten terbungsu ini juga nantinya, akan banyak lagi berbagai program provinsi dalam mendukung pembangunan oleh pemerintah daerah,� paparnya.

Program yang telah direncanakan pada APBD Pemprov Riau TA 2011 itu, merupakan sebagai jawaban dari harapan Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi, yang sebelumnya telah disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Riau. Dimana Bupati, berharap Pemerintah Provinsi Riau dapat memprogramkan proyek-proyek pembangunan di Kabupaten Kepulauan Meranti.

�Kami berharap, Pemerintah Provinsi Riau dapat menjalankan program-programnya di Kabupaten Kepulauan Meranti. Karena Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai kabupaten bungsu di Provinsi Riau, masih banyak memerlukan bantuan untuk dapat maju dan berkembang,� harap Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi. (Sus)
 
#134 ·
Relokasi PLTG Terganjal Lahan


Laporan MAHYUDI dan SYAHRUL MUKHLIS, Jakarta redaksi@riaupos.com
Rencana PT PLN (Persero) untuk merelokasi beberapa mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) ke Riau, masih terganjal oleh lokasi yang akan dijadikan tempat mesin-mesin berbahan bakar gas tersebut.

Manajer Humas PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto menyatakan, bahwa untuk mempercepat proses relokasi beberapa mesin PLTG ke Riau tersebut, saat ini PLN tengah melakukan proses pembebasan tanah sebelum pembangkit yang akan didatangkan dari Jawa itu di angkut ke Riau.

‘’Memang PLN akan memindahkan secepatnya mesin-mesin pembangkit tersebut, namun kita masih menunggu pembebasan tanahnya yang saat ini sedang dalam proses,’’ kata Bambang kepada Riau Pos di Jakarta, Kamis (30/12). Disebutkan Bambang, mesin pembangkit tersebut akan ditempatkan di Duri, Bengkalis.

Adapun mesin PLTG yang akan di bawa ke Riau nanti, ungkap Bambang, berasal dari Cilacap (dua unit), masing-masing berkapasitas 20 MW. Kemudian dari Madura (20 MW) dan satu unit dari Tanjung Priok, Jakarta Utara (20 MW), jadi total keseluruhannya sebesar 80 MW.

‘’Relokasi beberapa pembangkit ini akan dilakukan secara bertahap. Ketika nanti lokasi dan tanahnya sudah pasti, maka baru dimulai pemindahan mesin-mesin tersebut,’’ ucap Bambang seraya mengatakan bahwa kondisi mesin PLTG yang akan di pindahkan ke Riau itu masih sangat bagus.

‘’Ini kan mesin-mesin yang tidak terpakai lagi di Jawa lantaran pasokan listriknya sudah terpenuhi begitu juga cadangannya. Jadi mesin-mesin yang sebelumnya digunakan untuk memasok kebutuhan listrik di Jawa, akan kita relokasi ke luar Jawa termasuk ke Riau nanti,’’ imbuhnya.

Ketika disinggung kenapa PLN tidak memanfaatkan mesin pembangkit yang dihibahkan oleh Chevron? Bambang menyatakan bahwa pihaknya juga akan memanfaatkan mesin tersebut. Tapi menurutnya, selain itu tentunya PLN melakukan upaya-upaya lain agar kebutuhan listrik Riau terpenuhi.

‘’Kita juga akan memanfaatkan mesin yang dihibahkan Chevron tersebut, tapi selain itu tentunya kita juga mencari upaya lain seperti mendatangkan mesin dari Jawa ke Riau,’’ pungkasnya. Ditambahkan Bambang, biaya relokasi mesin pembangkit ke Riau itu akan ditanggung PLN, namun dia enggan menyebutkan besaran biaya yang diperlukan PLN.

Empat unit mesin PLTG dari Sunyaragi dan Cilacap, Jawa Tengah yang akan direlokasi PLN ke Provinsi Riau akan menggunakan asokan gas dari Jambi Merang. Selain itu, ini juga menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan pemasok gas untuk bekerjasama dengan PLN.

Menurut Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Delvis Bustami kepada Riau Pos, kondisi mesin PLTG dari Sunyaragi, Semarang dan Cilacap tersebut hampir sama dengan mesin PLTG yang dihibahkan Chevron ke Pemprov Riau. ‘’Kalau yang dari Sunyaragi itu mesin kita, dan tentunya menjadi tanggung jawab kita untuk mengoperasikannya di sini,’’ ujar Delvis.

Saat ditanyakan apakah dua mesin hibah Chevron bisa juga dioperasikan karena memiliki kesamaan bahan bakar, Delvis mengatakan bisa saja namun tergantung pada siapa yang akan memasok gas nya. ‘’Bisa saja, tapi itu tentunya tergantung ada tidaknya yang masuk memasok gas,’’ ujar Delvis.(izl)
 
#138 ·
Bupati: Saya Akan Laporkan ke KPK dan BPK


DURI, Tribunnewspekanbaru.com - Proyek pembangunan infrastruktur yang menggunakan dana APBD 2010 di Kabupaten Bengkalis masih banyak yang terbengkalai. Hal ini ditandai dengan laporan yang masuk ke Bupati Bengkalis bahwa penyelesaian pengerjaan baru mencapai 80 persen.

Atas laporan ini, Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh mengaku tidak akan menerima begitu saja laporan dari pengerjaan proyek itu di mejanya, namun ia akan melakukan peninjauan langsung ke lapangan hasilnya.

"Kita sudah menerima laporan pengerjaan proyek yang menggunakan APBD 2010. Pada umumnya laporan itu menyebutkan sudah selesai 80 persen. Namun, kita tidak akan menerima begitu saja laporan ini. Kita akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan," ungkap Herliyan saat pertemuan dengan insan pers di Wisma Daerah Bengkalis, Jumat (31/12).

Selain peninjauan langsung ke lapangan, ulas Helriyan, dirinya juga akan meminta inspektorat untuk melakukan pemeriksaan dan apa bila ada pelanggaran akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang."Kita akan minta Inspektorat untuk memeriksa dulu.

Apabla ditemukan pelanggaran dan terindikasi korupsi, maka kita akan laporkan ke KPK dan BPKP serta BPK," tegas Herliyan.Sementara itu, pantauan Tribun di Mandau dan Pinggir, masih banyak proyek pembangunan infrastruktuar yang terbengkalai. Baik itu pembangunan jalan maupun pembangunan gedung.

Bahkan warga juga banyak mengetahui bahwa banyak proyek yang belum selesai. "Saya melihat beberapa pengaspalan jalan dan pengkrikilan jalan di Mandau dan Pinggir masih banyak yang asal jadi. Ada juga pembangunan jembatan yang tidak sesuai dengan bestek dan begitu juga dengan pembangunan gedung," ungkap Ali warga Pinggir.

Renovasi Gedung Pertemuan Bathin Bertuah yang berada di sebelah kanan Kantor Camat Mandau pun masih belum selesai. Hingga kemarin, masih terlihat dilakukan pengerjaan oleh tenaga. (nol)

==================================

semoga ini menjadi awal yang baik bagi pembangunan yang lebih nyata lagi di kabupaten Bengkalis. Kabupaten yang di klaim Terkaya di Riau ini justru tidak begitu terlihat pembangunannya jika di bandingkan Siak dan Rohul yang masih kalah jauh kekayaannya ketimbang bengkalis ini:eek:hno:. Tahun Baru, Bupati Baru :D
 
#139 ·
Secara pendapatan per kapita,, siak masih lebih kaya, drie... Bengkalis ini ketergantungannya sama perusahaan minyak kayak CPI dan Pertamina cukup besar kalau kubilang sih.

Rohul sih sepenglihatan aku mungkin proyek fisik berupa bangunan kelihatan oke... Tp pembangunan yang sifatnya krusial kayak jalan dan jembatan... Sepertinya Bengkalis masih lebih banyak...

Dulu aku imgat banget pembenahan jalan dalam kota kecematan Mandau dan pembangunan dua jalur yang dilengkapi dengan lampu jalan.... Aku ragu Rohul pernah melakukan usaha serupa dalam skala yang sebesar di Duri itu. Atau setidaknya yang Kabupaten Siak pernah buat di Perawang.

Ujungbatu memang lebih banyaj bank nya dari Perawang... Tapi kayaknya Perawang masih terlihat lebih maju, hehehe

Lagipula kalau ditelisik lagi, mayoritas pembangunan memang dikebut menjelang pemilukada 2011 ini hehehe. BenGkalis tu pastinya kencang sendiri kok, kalau udah menjelang pemilukada.
 
Top