Kita mulai dengan membahas ini saja dulu.
Pertama mungkin awalnya otak atik gatuk. Secara tidak sengaja iseng2 menemukan fenomena aneh dari foto MAJT di trit nusantara Semarang Harmonious blending the cultures part 4. Di foto itu terlihat kalo ternyata MAJT, Masjid Kauman dan Vihara Mahavira ternyata terletak dalam satu poros lurus.
Kemudian dari penasaran saya itu, waktu main di Googlearth iseng2 saja saya hubungkan ketiga titik itu, memang sangat nyaris dalam satu poros lurus, jikapun meleset, maka melesetnya hanya dalam hitungan meter.
Asyiknya kemudia baru terasa disini. Dari foto udara yang ada, terlihat bahwa garis tersebut terhubung dengan sisi barat masing-masing masjid, alias tempat mimbar/imam. Ini unik, karena setiap masjid pasti menghadap Ka’bah, pasti kedua masjid ini (plus vihara Mahavira, yang termasuk salah satu Vihara terbesar di Jateng) secara otomatis juga seporos ke Ka’bah. Lalu secara iseng saja saya luruskan garis itu dengan fasilitas ruler di Googlearth, senyatanya memang seporos menuju Ka’bah. (sebut saja ini poros pertama temuan saya.
Lalu ketika saya kembali ke foto udara kota Semarang, saya melihat sebuah garis lain, yang hampir segaris dengan poros pertama. Garis itu adalah bentangan jalan antara jl Majapahit-perempatan Bangkong-Jl A Yani- simpanglima-jl pandanaran-tugumuda –jl Mgr Soegiyapranata. Jalur ini adalah salah satu koridor utama masuk Semarang dari barat ke timur kota. Ketika ruler poros pertama saya geser (dengan mempertahankan poros di Ka’bah) senyatanya garis tersebut memang searah menuju Ka’bah. Bererti saya menemukan 2 poros besar di kota Semarang yang mengarah ke Ka’bah.
Kemudian permainan menjadi semakin mengasyikkan dengan mencari poros-poros lain. Poros yang selanjutnya saya anggap unik adalah poros runway bandara Ahmad Yani yang hampir sejajar pula dengan kedua poros sebelumnya. Bandara ini menurut saya merupakan site unik, karena keberadaannya dari udara selalu menciptakan konfigurasi-konfigurasi unik jika dilihat dari atas, sekaligus seperti membentuk pola-pola kosmis...
Perbedaan sekian derajat dengan jarak ribuan kilometer tentu saja membawa perbedaan jarak yang cukup signifikan. Dari sudut yang sedikit bergesar dari poros pertama dan kedua saya perkirakan, bisa saja poros bandara A Yani ini akan mengarah ke daerah-daerah lain di Timur Tengah, pusat peradaban agama-agama besar yang ada saat ini. Karena sudutnya agak lebih ke utara, maka saya kira akan mengarah ke daerah Israel, mungkin di Jerusalem.
Ternyata meleset. Wah jadi kurang fenomenal pikir saya. Lalu permainan jadi kurang asyik lagi. Tapi daya iseng2 tidak berhenti begitu saja. Dengan semangat iseng yang tersisa saya mencoba berspekulasi kemana arah poros runway ini. Ternyata segaris lurus dengan kawasan eropa. Saya geser2 ternyata mendekati italia, dan saat berporos di kota Roma, tertulis juga diantaranya penamaan tempat Tahta Suci Vatikan. Iseng saya langsung saya letakkan ruler di atas foto udar Basilica Santo Petrus, Gereja tempat Paus bertahta, dan menyampaikan khotbah natal dan Paskah setiap tahunnya. Istimewanya adalah. Garis searah runway bandara A Yani tersebut tepat membelah lapangan/alun-alun lapangan Basilica Santo Petrus kearah Balkon gereja tersebut. Tempat Sri Paus memimpin missa.
(sebetulnya, dengan tipisnya perbandingan derajat dan jarak sebetulnya seluruh pulau jawa kalo hbungkan dengan Basilica St Petrus sebagian besar pasti melintasi alun2 gereja tersebut, namun runway A Yani tetap istimewa, karena arahnya memang benar2 segaris/ searah. saya belum cek kota2 klain adakah jalan atau runway yang searah seperti ini)
Menjadi luar biasa sekali fenomena yang menempatkan Semarang ternyata memiliki poros-poros yang mengarah pada simbol2 peradaban klasik manusia yaitu agama.
Apakah ini sengaja diciptakan atau tidak saya kurang paham, namunketika saya memosting ini dalam sebuah group diskusi di facebook ada komentar dari salah satu member sebagai berikut:
“...kalo g salah kan, semarang tata kota awalnya org Belanda ya...dan kbtulan skali arsitek2 Belanda itu anggota klmpok rahasia
Freemasonry/Vritsmeselaarij..sbh perkumpulan kebatinan yg ingin memadukan smua agama, krn motonya : tidak ada agama yg lbh tinggi dr kebenaran...nah oleh kaum agama (baik kristen, islam)...klmpok freemason ini dianggap anti tuhan ataw anti kristus...krn memperkenalkan smbol2 keruhanian dluar kitab2 suci yg ada...jdi pembuatan poros itu kemngkinan adalah sbuah unifikasi sentrum spritual mrk sbg klompok unitarian (penyatuan agama) atau new age.
tapi ada jg prinsip penataan/penempatan bangunan yg berdasarkan peta magnetik planet bumi...jadi mrk tahu ada titik2 magnetik bumi, tetapi malah membuat bangunan dgn prinsip magnetic grid yg dibalik. Contoh : pembangunan burj el dubai, krn dibangun pada titik terntu dgn prinsip magnetic grid terbalik, kini sktar kwasan trsbt jdi berkabut...”
Nah bisa makin seru diskusinya kalo terus dikaitkan dengan kelompok ini: Freemasonry/Vritsmeselaarij, sebuah kelompok yang dulu saat di Semarang bermarkas di Gedung Setan (daerah perempatan Pindrikan)
Tokoh nasional terkemuka yang masuk dalam aliran ini antara lain seniman besar Raden Saleh asal Semarang. Konon beberapa raja Surakarta dan Yogyakarta ada juga yang masuk dalam aliran ini (saya kurang tahu persisnya)...
Nah... mari bermain-main lagi, cari tau sejarah tata kota kita yang unik, bisa alami, bisa juga penuh intrik, dan penuh permainan simbol...