Bandara Miangas Bukti Perhatian Pemerintah
MEMBANGUN Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang tertuang dalam agenda strategi Nawa Cita. Dalam rangka mewujudkannya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membangun sejumlah infrastruktur. Salah satunya ialah Bandar Udara (bandara) Miangas di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Bandara Miangas merupakan bandara terluar yang menjadi proyek infrastruktur prioritas Kemenhub. Pembangunan bandara tersebut merupakan upaya meningkatkan kesatuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Fungsi bandar udara di wilayah terluar ialah agar setiap wilayah mendapatkan kesamaan dalam perlakuan (treatment) ataupun keadilan.
"Jangan daerah-daerah terpencil justru tidak teru rus," ujar Direktur Kebandarudaraan Kemenhub Agus Santoso kepada Media Indonesia di Jakarta, Selasa (11/8).
Meski Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, hanya dihuni sebanyak 750 penduduk atau 150 keluarga, wilayah tersebut memiliki posisi geogras yang sangat strategis, yakni berbatasan dengan Filipina.
Apabila diabaikan, daerah itu dapat dipengaruhi kehidupan politik, sosial, dan ekonomi negara lain.
Karena itu, pembangunan bandara di wilayah seluas 3,15 km persegi itu juga menjadi program Kemenhub.
Kehadiran bandara itu juga diharapkan akan menciptakan pemerataan dan menggerakkan perekonomian di wilayah paling utara Indonesia itu.
Jika pembangunannya selesai nanti, bandara itu akan semakin memudahkan transportasi manusia dan barang yang menuju dan keluar dari Pulau Miangas di samping transportasi alternatif melalui kapal laut.
Produk-produk potensial, seperti perkebunan dan perikanan, yang menjadi mata pencaharian utama warga setempat juga akan semakin mudah dipasarkan ke luar daerah tanpa harus menggunakan transportasi laut.
Untuk produk perikanan, perairan Miangas memiliki kekayaan laut berbagai jenis ikan, seperti ikan layar, cakalang, lobster, teripang, dan ikan laut dalam. Ada juga ketam kenari yang harganya mahal. Untuk produk perkebunan, Miangas didominasi produk kopra.
Kehadiran bandara juga bisa meningkatkan kedatangan wisatawan. Miangas memiliki potensi wisata bahari yang cukup besar untuk menggaet wisatawan. Pulau itu memiliki beberapa pantai berpasir putih dan terumbu karang yang potensial untuk dijadikan objek wisata bahari.
Selain untuk memperkuat daerah-daerah dan desa-desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, pembangunan Bandara Miangas juga akan membantu pengawasan di pulau terluar daerah perbatasan. Itu disebabkan wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Filipina. "Misi Kemenhub meletakkan bandara di tepi," terangnya.
Menurut Agus, wilayah yang luput dari keberadaan pengawas ataupun aparat akan rawan kriminalitas, seperti penyelundupan. Untuk itu, pembangunan bandara di wilayah pinggiran menjadi program prioritas Kemenhub. Penerbangan perintis Agus menyatakan, operasional Bandara Miangas bukan untuk kegiatan bisnis, seperti bandara komersial lain. Kendati demikian, Kemenhub memastikan akan tetap melayani aktivitas penerbangan ke daerah tersebut melalui skema penerbangan perintis. Itu artinya, layanan penerbangan ke bandara itu akan disubsidi Kemenhub.
Kemenhub memiliki dana untuk menjangkau pulaupulau terluar yang tidak diminati maskapai penerbangan komersial. "Suntik dana kepada airline yang siap disubsidi untuk bisa menerbangi ke sana (Bandara Miangas)," ungkap Agus.
Pembangunan Bandara Miangas sudah dimulai sejak 2013 lalu. Setelah dua tahun, bandara itu kini mulai memasuki finalisasi pembangunan dari sisi udara, seperti pembangunan apron dan taxiway. Sementara itu, untuk landasan pacu (runway), telah selesai pada 2014 lalu dengan panjang 1.400 meter. Dengan perkembangan pengerjaan tersebut, bandara itu sebenarnya sudah bisa didarati pesawat ATR seri 72.
Setelah tahap akhir sisi udara bandara diselesaikan, pengerjaan sisi darat bandar udara pun dimulai. Sisi darat merupakan pemancangan tiang pertama (ground breaking) bangunan terminal bandara. Agus menuturkan, pengerjaan proyek di awal tersebut dengan menaikkan ketinggian. Pasalnya, titik pembangunan agak rendah.
"Sekarang start pengerjaan tanah," sebutnya.
Pengerjaan sisi darat Bandar Udara Miangas diperkirakan akan membutuhkan waktu satu tahun. Alhasil, bandara itu diproyeksikan rampung pada akhir 2016. Pengerjaan proyek infrastruktur selama tiga tahun tersebut menggunakan anggaran Kemenhub sebesar Rp280 miliar. Dari jumlah itu, senilai Rp200 miliar untuk investasi sisi udara bandara, sedangkan sisanya untuk sisi darat. Luas keseluruhan bandara itu sekitar 75 hektare.
Bandara Miangas nantinya akan dikelola Kementerian Perhubungan dengan status Unit Pelaksana Teknis (UPT). Selain itu, bandara itu merupakan satu dari proyek pembangunan 62 bandar udara yang akan diselesaikan pemerintah dalam jangka waktu 15 tahun mendatang.
Hingga 15 tahun ke depan, Kemenhub akan menyelesaikan 299 bandara. Saat ini sudah 237 bandara yang dioperasikan dengan 26 bandara dikelola BUMN kebandarudaraan, PT Angkasa Pura I (persero) dan PT Angkasa Pura II (persero).
Sumber:
http://bumn.go.id/angkasapura1/berita/0-Bandara-Miangas-Bukti-Perhatian-Pemerintah