^^ kalau yaang proyek pake Tower Crane proyek apa ?
JATINANGOR (GM) - Sedikitnya 700 pohon keras dari berbagai jenis terpaksa dibabat demi sarana pembangunan infrastruktur jalan dan bangunan gedung baru di kawasan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, Kab. Sumedang. Pembabatan pohon sudah berlangsung selama dua bulan terakhir ini.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun "GM", Selasa (30/10), pembabatan ratusan pohon tersebut sempat dipertanyakan sejumlah LSM yang peduli lingkungan. Mereka menilai tidak ada sosialisasi dalam pembabatan ratusan pohon tersebut. Selain itu, juga merusak lingkungan karena kawasan tersebut merupakan resapan air.
Ada enam jenis pohon yang ditebang, yakni pohon albasiah, jati putih, suren, mahoni, limus, dan cangkudu. Pelaksana pembangunan infrastruktur di ITB termasuk yang membabat ratusan pohon tersebut, yaitu PT Beverint Surya Sejati (BSS).
"Kami nilai pembabatan ratusan pohon tua di kawasan kampus ITB untuk infrastruktur tersebut jelas dipertanyakan. Pasalnya, selain sebelumnya tidak ada sosialisasi, pembabatan pohon tua tersebut akan mengancam rusaknya lingkungan," kata Ketua LSM Komite Masyarakat Peduli Lingkungan (KMPL) Jabar,"Apih Jaja Dipraja.
Suherman, dari PT BSS, selaku pelaksana pembangunan insfrastruktur kampus ITB Jatinangor membenarkan ditebangnya ratusan pohon di lahan milik pemerintah tersebut. "Penebangan pohon itu untuk pembangunan dan perluasan kampus. Sebanyak 700 pohon yang ditebang langsung diganti dan diremajakan dengan pohon yang baru. Bahkan penanamannya lebih banyak dari pohon yang ditebang," kata Suherman kepada "GM" di Jatinangor, Selasa (30/10).
Menurutnya, penebangan ratusan pohon ada izin dari pemerintah selaku pemilik lahan. Penanaman pohonnya pun dilakukan oleh pihak pelaksana pembangunan sarana infrastruktur jalan yang mencapai sepanjang 2.000 meter dan lebar rata-rata 8 meter. "Penebangan pohon itu, karena ITB memiliki hak untuk melakukan penanaman sebagai lembaga pendidikan negeri yang dibiayai oleh pemerintah," katanya.
Suherman menjelaskan, penebangan pohon itu pun bukan untuk dihilangkan, melainkan untuk diremajakan atau diganti dengan tanaman baru. Sehingga tidak mengurangi konsep kawasan hijau di lokasi pembangunan infrastruktur jalan tersebut.
"Penanaman dan peremajaan pohonnya pun sudah menjadi tanggung jawab dan resiko pemborong atau pelaksana pembangunan infrastruktur. Yang jelas setelah ratusan pohon itu ditebang, akan kembali ditanami pohon yang baru," katanya.
Namun pascapenebangan pohon tersebut, katanya, ada reaksi dari sejumlah LSM dan sejumlah pihak lainnya. Ketika disinggung bagaimana sosialisasi dari rencana pelaksanaan penebangan itu, ia mengatakan yang harus melakukan sosialisasi dari pihak ITB. "Kami hanya sebagai pelaksana atau pengerjaan pembangunan sarana infrastruktur tersebut,"katanya.
Sejauh ini, kata dia, pihaknya sebagai pelaksana tidak tahu apa-apa dan hanya mengerjakan perintah pelaksanaan pembangunan tersebut. "Hanya, yang saya tahu, dari pihak ITB sudah melakukan sosialisasi kepada sejumlah pihak,"ucapnya.
JATINANGOR (GM) - Langkah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang membabat ratusan batang pohon demi menata infrastruktur di kampusnya, Jatinangor, Kab. Sumedang, hingga saat ini masih dipertanyakan sejumlah kalangan, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Berdasarkan keterangan yang dihimpun "GM", Selasa (13/11), mereka mempertanyakan pembabatan ratusan pohon tersebut. Selain tidak ada sosialisasi, pembabatan ratusan pohon tersebut juga merusak lingkungan. Pasalnya, pohon-pohon itu merupakan pelindung dan resapan air.
Sejumlah LSM yang gencar menyoroti penebangan pohon oleh pengelola ITB Jatinangor melalui pemborong di antaranya Komite Masyarakat Peduli Lingkungan (KMPL) Jabar dan Forum Rakyat Bersatu untuk Keadilan (Forrbeka) Kab. Sumedang.
Menurut pentolan KMPL, Apih Jaja Dipraja, pihaknya akan terus mempertanyakan dan melakukan upaya agar penebangan pohon di lahan kampus ITB Jatinangor segera dihentikan. Pasalnya, penebangan sekitar 700 pohon tersebut sebelumnya tidak disosialisasikan.
"Kita akan terus mempertanyakannya. Sebelumnya kita sempat meng-ontrog pengelola ITB Jatinangor. Sayang tidak direspons. Kita dengan sejumlah pihak, termasuk dengan LSM lainnya akan merapatkan barisan terkait penebangan pohon oleh pengelola ITB tersebut. Dengan berbagai cara, kita berusaha menghentikan penebangan pohon di ITB sebelum semua tatanan dipenuhi. Ini kan menyangkut lingkungan," tandas Apih.
Diawali sosialisasi
Sebelumnya, Sitam Rasyid, pentolan LSM Forrbeka mengatakan, pihaknya sangat seharusnya pengelola kampus ITB Jatinangor sebelum menebang pohon terlebih dahulu harus diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, baik itu kepada RT, RW, aparat desa hingga kecamatan.
"Kami sangat memahami masalah penebangan pohon di lokasi proyek pembangunan kampus ITB. Namun, pihak ITB seharusnya melakukan sosialisasi dulu kepada warga Jatinangor sebelum ada penebangan. Memang, saya dengar pihak pengelola ITB Jatinangor belum melakukan sosialisasi," kata Sitam.
Sementara itu, Humas Kampus ITB Jatinangor, Dewi Rupiani ketika dikonfirmasi "GM" mengatakan, terkait penebangan pohon di lahan kampus ITB untuk penataan dan pembangunan infrastuktur dan sejumlah bangunan sebelumnya pihaknya telah melakukan sosialisasi baik dengan masyarakat sekitar ataupun aparat setempat.
"Terus terang saja, sebelum kita membuka lahan untuk membangun infrastruktur jalan dengan cara menebang ratusan pohon, tidak asal tebang. Kami akan menanam pohon lagi. Sekali lagi, sebelum kita melakukan penebangan pohon, telah ada sosialisasi," kata Dewi.