EDIT: I found this link on the net:
http://www.houseofsampoerna.museum/
@us_lukman: do you have picture of this bulding?
Wisata budaya
Menelusuri nilai magis benda kuno di House of Sampoerna
Gedung kuno berarsitektur Belanda yang dibangun pada 1858 di kompleks bersejarah "Surabaya Lama" itu telah disulap menjadi objek wisata yang menarik banyak pengunjung termasuk turis asing.
Bangunan lama yang lokasinya tak jauh dari gedung-gedung bersejarah kolonial Belanda kawasan Jembatan Merah, Surabaya ini direnovasi dengan mempertahankan nilai-nilai historis Sampoerna dalam satu kompleks terpadu House of Sampoerna.
Kompleks bangunan kuno Sampoerna ini memang dulunya sempat telantar dan dibiarkan kurang terawat. Namun, pihak pabrik rokok Dji Sam Soe sebagai pemilik gedung megah berarsitektur Belanda itu mulai peduli kalau bangunan yang sudah berusia lebih dari 140 tahun ini merupakan situs bersejarah yang harus dilestarikan.
Sejarah gedung Sampoerna sendiri awalnya digunakan sebagai tempat untuk panti asuhan yang dikelola oleh pemerintah Belanda. Selain itu tempat ini juga difungsikan untuk pergelaran seni, makanya di dalam ruang besar atau semacam hall-nya telah didisain model panggung untuk konser.
Ketika gedung Sampoerna ini dibeli oleh pengusaha Liem Seeng Tee, pemilik perusahaan rokok Dji Sam Soe itu pada 1932, gedung tersebut tetap digunakan untuk pertunjukan kesenian sampai 1961.
Dalam sejarah kesenian, gedung Sampoerna ini pernah tercatat telah mendatangkan komedian besar dan terkenal seperti nama Charlie Chaplin. Makanya sangat menarik bila peninggalan barang-barang bersejarah orang terkenal seperti nama Charlie Chaplin bisa diabadikan dalam museum House of Sampoerna.
Konsep A Dash of History - A Splash of Beauty tampak betul-betul diwujudkan dalam paduan yang terdiri dari museum, galeri seni, kafe, serta tempat kios cinderamata. Dalam ruang museum sendiri, pengunjung tak hanya disuguhi benda-benda bersejarah (benda mati), tapi bisa menikmati pula demo para pekerja pelinting rokok kretek Dji Sam Soe, sehingga pertunjukan di tempat ini dikatakan sebagai live museum.
Banyak turis asing yang kagum melihat cara pembuatan rokok yang begitu mudahnya dikerjakan dengan tangan terampil dan tradisional.
"Mudah ya kelihatannya bikin rokok kretek. Mulai dari cara melinting lalu digunting sesuai ukuran rokok kretek, dan terakhir langsung proses kemasan (bungkus), sangat mudah dipelajari," kata seorang pelancong asal China.
Di ruang museum juga bisa melihat langsung benda-benda kuno berupa mesin cetak (slinder) untuk membuat kemasan rokok, lalu ada yang lebih kuno lagi berupa plat cetak, tempat oven untuk mengeringkan tembakau, serta alat untuk mengaduk tembakau sebelum proses pembuatan rokok.
Ada benda-benda kuno lain yang punya nilai sejarah, seperti sepeda motor Jawa 250 buatan eks-Cekoslowakia pada 1946, yang konon motor ini pernah dipakai untuk pemasaran hingga 1970.
Lalu ada mobil sedan kuno merek Packard 300 V8 buatan Amerika 1941, mobil ini merupakan milik dan koleksi Boedi Sampoerna, cucu dari pendiri rokok kretek terbesar di Indonesia. Dan banyak lagi koleksi barang antik yang menjadi bagian sejarah perjalanan Sampoerna.
Nilai magis
Dari barang kuno dan antik lainnya yang juga banyak menarik perhatian turis asal Cina adalah secarik kebaya dan sarung peninggalan Siem Tjiang Nio, istri Liem Seeng Tee.
Konon, menurut cerita yang ditulis dalam keterangan pada lemari penyimpan barang kebaya dan sarung tersebut, bahwa barang-barang kuno yang asli milik istri pendiri rokok Dji Sam Soe itu dipercaya dapat memudahkan proses persalinan bagi yang memakainya.
"Kebanyakan turis asal China sangat mempercayai barang kuno yang memiliki nilai magis seperti itu," tegas seorang wanita yang jadi pemandu turis di museum ini.
Hengki Setiawan, Manajer Pemasaran House of Sampoerna mengatakan bahwa sejumlah pengunjung yang hadir di House of Sampoerna ini bukan saja datang dari dalam negeri, tapi juga banyak turis asing seperti dari China, Korea, Jepang dan Australia.
Oleh Arief Rahman
Wartawan lepas, tinggal di Surabaya