Berbalut Susunan Tameng, Diklaim Lebih Memesona dari TIM
GKB, Ikon Baru Kota Minyak yang Penuh Warna
sumber :
http://www.kaltimpost.co.id/berita/...n-tameng-diklaim-lebih-memesona-dari-tim.html
SATU lagi ikon Kota Minyak. Adalah bangunan berarsitektur etnik modern di Jalan Syarifuddin Yoes, tidak jauh dari Kantor Pengadilan Agama Kelas 1A. Ya, ini adalah Gedung Kesenian Balikpapan (GKB) yang sangat kental dengan sentuhan khas Kalimantan.
Bangunan berlantai tiga ini berdiri di lahan seluas 16.300 meter per segi. Luas bangunannya 6.200 meter per segi. Sisanya, sekira 1 hektare akan dimanfaatkan sebagai kawasan hijau terbuka, lahan parkir yang mengelilingi empat sisi gedung, juga sebuah teater terbuka di depan gedung.
Bangunan ini dikerjakan dalam proyek multiyears yang dimulai Juli 2012 dan selesai akhir 2013. Sekarang memasuki tahap pemeliharaan selama setahun ke depan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) untuk fisik gedungnya. Area terbuka kini tengah dikelola oleh kontraktor lain, PT Pilar Persada dan diperkirakan selesai tahun ini juga.
Serah terima pertama dari PP kepada owner yakni Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah dilakukan per Desember 2013 lalu. Kelayakan gedung sudah diuji coba, seperti sound system, lighting, AC dan lainnya. “Sebaiknya gedung ini bisa segera digunakan agar cepat terlihat jika ternyata terdapat beberapa kerusakan. Mumpung ini masih masa perawatan,” kata Yusri, pimpinan proyek dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan.
Kata dia, akan ada dua jalur berbeda dari gerbang masuk menuju gedung ini. Jalan masuk tersebut dari arah Jalan Syarifuddin Yoes akan dipisah oleh median jalan. Sehingga kepadatan pengunjung tidak akan menimbulkan kemacetan. Selain itu, akan dibangun sebuah jalan lain di bagian depan GKB yang langsung tembus di sisi lain Kantor Pengadilan Agama.
Dari sisi desain, hal yang paling mencolok dari bangunan baru ini adalah warna yang melapisi ratusan tameng yang tersusun di dinding luar bangunan. Tameng ini terdiri dari tameng yang berukuran besar dan kecil. Pada sebagian barisan tameng kecil, dipasang masing-masing satu lampu neon panjang sehingga malam hari nampak semakin menawan.
Selain itu juga terlihat garis-garis tipis geometris berbentuk belah ketupat sama sisi atau diamond. Garis simetris ini berwarna kuning muda menutupi keseluruhan dinding. Warnanya lebih muda dari latar kuning cerah warna dasar gedung sehingga terlihat lebih serasi.
Tameng atau perisai merupakan simbol ketahanan dan pertahanan suku Dayak. Seperti diketahui, pada masa lalu perisai ini digunakan suku asli Kalimantan ini dalam berperang. Namun seiring waktu, tameng ini menjadi pajangan dengan berbagai motif khas di bagian depannya.
“Gedung Kesenian Balikpapan ini memiliki makna di balik warna bangunannya. Tameng berwarna merah terang, melambangkan keberanian dan kehidupan. Sedangkan kuning yang menjadi latarnya bermakna anggun. Lalu sepasang tameng kecil yang mengantarai tameng besar berwarna hitam menyimbolkan kewibawaan,” terang Darwis M Noor, ketua Dewan Kesenian Balikpapan (DKB).
Darwis melanjutkan bahwa selama proses pembangunan, desain dan warna yang menghiasi gedung ini selalu dikonsultasikan dengan warga Dayak, seperti Yosef dan David, yang paham dengan filosofi budaya ini. Gedung Kesenian baru ini diharapkan bisa segera dipakai dan ke depan bisa menjadi ciri khas Kalimantan.
Dari seni arsitektur dikatakannya, secara umum keindahannya lebih memesona dari Taman Ismail Marzuki (TIM) yang menjadi Pusat Kesenian dan Kebudayaan di Jakarta. Gedung Kesenian ini memiliki kapasitas penonton yang melebihi TIM yang hanya mampu menampung sekitar 800 orang.
Panggung untuk pementasan terletak di lantai dasar gedung dengan luas 20 x 12 meter. Teater memanjang dari lantai dasar hingga lantai dua ini mampu menampung hingga 1000 penonton. Lantai 1 dari gedung ini adalah hall yang rencana akan menjadi galeri lukisan atau hasil karya seni lain para seniman lokal terutama para seniman Balikpapan. Sedang lantai 2 akan menjadi lobi dari gedung ini. (*/eb/far)