Kobatama yang telah bergulir sejak 1982 adalah kompetisi bola basket antar perkumpulan seIndonesia, yang merupakan amanat dari keputusan konggres Perbasi VIII tahun 1981. Lebih menariknya lagi bagi saya, pada medio 90-an, setiap klub dalam Kobatama telah menggunakan jasa pemain asing.
Tim-tim Kobatama kala itu seperti Bima Sakti Malang, Pacific Surabaya, Halim Kediri, Asaba yang berubah menjadi Aspac Jakarta, Pelita Jaya Jakarta dan tim favorit saya Hadtex Bandung menyempalkan maksimal dua pemain asing yang kebanyakan dari Amerika untuk menggairahkan basket di Indonesia.
Nama-nama seperti Bobby Parks (Aspac), Scott Peterson (Bima Sakti), Ray Kelly (Hadtex) kerap menyuguhkan atraksi basket ala NBA, walaupun mereka bukanlah siapa-siapa di dunia basket Paman Sam. Bahkan rapper Iwa K sengaja menciptakan lagu tentang basket berjudul “Nombok Dong” [dengan menampilkan tim Panasia Indosyntec di video klipnya].
Aksi para pemain asing menjadi trigger bagi pebasket lokal. Sebut saja Ali “Jordan” Budimansyah, Thomas Thedy Kurniady dan Muhammad Rifki. Mereka pun turut berani beraksi dengan slam dunk ataupun nombok walaupun dari sisi postur tidak terlalu menonjol.
Skor pertandingan yang semula seret terkatrol hingga terkadang menembus tiga digit. Kobatama pun layak menjadi tontonan olah raga yang menghibur di samping kompetisi sepakbola Liga Indonesia yang pada saat itu (1995) yang juga telah menghalalkan penggunaan jasa pemain asing.
Namun apa lacur, krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998. Klub-klub Kobatama tak mampu lagi menanggung gaji pemain asing yang kala itu dibayar dengan dollar Amerika. Animo masyarakat yang semula cukup tinggi pun terkena imbasnya.
lanjutan....