SUARA PEMBARUAN DAILY
--------------------------------------------------------------------------------
Pengadaan Armada Busway
Pemprov DKI Beri Peluang kepada Investor Baru
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberi peluang kepada investor baru untuk terlibat dalam pengadaan armada bus jalur khusus (busway) Koridor IV sampai VII yang dibangun tahun ini. Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Nurachman, akan dibentuk konsorsium baru yang akan menyediakan armada untuk empat koridor baru busway itu. Jumlah armada yang harus disiapkan untuk Koridor IV sampai VII pada 2006, mencapai 203 unit.
"Selain melibatkan operator bus yang trayeknya bersinggungan dengan koridor busway, kami juga memberi peluang kepada investor baru untuk masuk dalam konsorsium yang akan dibentuk," kata Nurachman seusai memaparkan perencananaan proyek busway Koridor IV sampai VII di hadapan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balaikota, Senin (13/3).
Empat koridor busway yang akan dibangun tahun ini, masing-masing Koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) sepanjang 11,85 km, Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) 13,50 km, Koridor VI (Ragunan-Kuningan) 13,30 km, dan Koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) 12,80 km.
Menurut Nurachman, saat ini, Dishub DKI tengah mendata operator bus apa saja yang trayeknya mengalami persentase persinggungan terbesar dengan empat koridor baru busway itu. Diperkirakan, ada lima sampai enam operator bus yang trayeknya mengalami persinggungan terbesar dengan koridor IV sampai VII busway, di antaranya Mayasari Bakti, Steady Save, Pahala Kencana, Metro Mini, dan Koanbas Bima.
"Kami akan menawarkan tender pengadaan bus kepada operator tersebut, sesuai dengan persentase persinggungan. Sisanya akan kami tawarkan ke investor baru, supaya ada peluang berusaha bagi mereka yang ingin berpartisipasi dalam proyek busway," ujar Nurachman.
Hal senada dikatakan Wakil Kepala Dishub DKI, Udar Pristono. Menurutnya, tawaran kepada investor baru akan diberikan jika kebutuhan bus tak bisa diakomodasi seluruhnya oleh operator bus yang trayeknya bersinggungan dengan empat koridor busway itu.
"Dari perhitungan sementara, sekitar 60 persen kebutuhan bus untuk Koridor IV sampai VII akan dipenuhi oleh operator yang trayeknya bersinggungan. Sisa, 40 persen, bisa kami tawarkan ke investor baru," kata Pristono.
Dia menjelaskan, armada busway Koridor IV sampai VII akan berbeda dengan Koridor I sampai III. Bus untuk Koridor IV, VI dan VII akan dilengkapi dua pintu untuk memisahkan pintu naik dan turun penumpang.
"Ini rancangan baru yang kami buat setelah mempelajari kebiasaan masyarakat yang suka menumpuk di dekat pintu. Makanya, untuk armada busway yang baru, kami buat menggunakan dua pintu supaya penumpang bisa menyebar," ujar Udar.
Sedangkan bus Koridor V merupakan bus gandeng yang dilengkapi tiga pintu. Bus tersebut berkapasitas 160 penumpang. Pada 2006 ini, diharapkan bisa tersedia sebanyak 30 unit. "Bus ke arah Ancol ini sengaja kami buat dalam kapasitas besar karena memperhitungkan demand masyarakat yang biasanya mengunjungi Ancol sebagai sarana hiburan," kata Pristono.
Pembebasan
Pristono juga mengatakan, rancangan sarana dan prasarana proyek busway Koridor IV sampai VII juga berubah, baik jalan maupun halte. Untuk jalan yang menyempit, akan diterapkan pola optimasi untuk jalur lambat dan cepat.
Sebagian medium jalan di kedua jalur itu akan diambil, sehingga lebarnya berkurang. "Jadi, jumlah line (jalur) tetap, tapi lebarnya berkurang," ujar Pristono.
Sementara untuk jalur yang tidak memungkinkan untuk dilakukan optimasi, akan dilakukan pembebasan lahan. Berdasarkan pemantauan sementara, ada jalur di Koridor VI yang menyempit dan tidak bisa dioptimasi, sehingga harus dilakukan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan.
"Ada rencana membebaskan lahan dari Ragunan sampai persimpangan Jl Harsono dekat Departemen Pertanian. Sudah kami sampaikan dan akan segera digarap," kata Pristono. (J-9)
--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 14/3/06
--------------------------------------------------------------------------------
Pengadaan Armada Busway
Pemprov DKI Beri Peluang kepada Investor Baru
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberi peluang kepada investor baru untuk terlibat dalam pengadaan armada bus jalur khusus (busway) Koridor IV sampai VII yang dibangun tahun ini. Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Nurachman, akan dibentuk konsorsium baru yang akan menyediakan armada untuk empat koridor baru busway itu. Jumlah armada yang harus disiapkan untuk Koridor IV sampai VII pada 2006, mencapai 203 unit.
"Selain melibatkan operator bus yang trayeknya bersinggungan dengan koridor busway, kami juga memberi peluang kepada investor baru untuk masuk dalam konsorsium yang akan dibentuk," kata Nurachman seusai memaparkan perencananaan proyek busway Koridor IV sampai VII di hadapan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balaikota, Senin (13/3).
Empat koridor busway yang akan dibangun tahun ini, masing-masing Koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) sepanjang 11,85 km, Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) 13,50 km, Koridor VI (Ragunan-Kuningan) 13,30 km, dan Koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) 12,80 km.
Menurut Nurachman, saat ini, Dishub DKI tengah mendata operator bus apa saja yang trayeknya mengalami persentase persinggungan terbesar dengan empat koridor baru busway itu. Diperkirakan, ada lima sampai enam operator bus yang trayeknya mengalami persinggungan terbesar dengan koridor IV sampai VII busway, di antaranya Mayasari Bakti, Steady Save, Pahala Kencana, Metro Mini, dan Koanbas Bima.
"Kami akan menawarkan tender pengadaan bus kepada operator tersebut, sesuai dengan persentase persinggungan. Sisanya akan kami tawarkan ke investor baru, supaya ada peluang berusaha bagi mereka yang ingin berpartisipasi dalam proyek busway," ujar Nurachman.
Hal senada dikatakan Wakil Kepala Dishub DKI, Udar Pristono. Menurutnya, tawaran kepada investor baru akan diberikan jika kebutuhan bus tak bisa diakomodasi seluruhnya oleh operator bus yang trayeknya bersinggungan dengan empat koridor busway itu.
"Dari perhitungan sementara, sekitar 60 persen kebutuhan bus untuk Koridor IV sampai VII akan dipenuhi oleh operator yang trayeknya bersinggungan. Sisa, 40 persen, bisa kami tawarkan ke investor baru," kata Pristono.
Dia menjelaskan, armada busway Koridor IV sampai VII akan berbeda dengan Koridor I sampai III. Bus untuk Koridor IV, VI dan VII akan dilengkapi dua pintu untuk memisahkan pintu naik dan turun penumpang.
"Ini rancangan baru yang kami buat setelah mempelajari kebiasaan masyarakat yang suka menumpuk di dekat pintu. Makanya, untuk armada busway yang baru, kami buat menggunakan dua pintu supaya penumpang bisa menyebar," ujar Udar.
Sedangkan bus Koridor V merupakan bus gandeng yang dilengkapi tiga pintu. Bus tersebut berkapasitas 160 penumpang. Pada 2006 ini, diharapkan bisa tersedia sebanyak 30 unit. "Bus ke arah Ancol ini sengaja kami buat dalam kapasitas besar karena memperhitungkan demand masyarakat yang biasanya mengunjungi Ancol sebagai sarana hiburan," kata Pristono.
Pembebasan
Pristono juga mengatakan, rancangan sarana dan prasarana proyek busway Koridor IV sampai VII juga berubah, baik jalan maupun halte. Untuk jalan yang menyempit, akan diterapkan pola optimasi untuk jalur lambat dan cepat.
Sebagian medium jalan di kedua jalur itu akan diambil, sehingga lebarnya berkurang. "Jadi, jumlah line (jalur) tetap, tapi lebarnya berkurang," ujar Pristono.
Sementara untuk jalur yang tidak memungkinkan untuk dilakukan optimasi, akan dilakukan pembebasan lahan. Berdasarkan pemantauan sementara, ada jalur di Koridor VI yang menyempit dan tidak bisa dioptimasi, sehingga harus dilakukan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan.
"Ada rencana membebaskan lahan dari Ragunan sampai persimpangan Jl Harsono dekat Departemen Pertanian. Sudah kami sampaikan dan akan segera digarap," kata Pristono. (J-9)
--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 14/3/06