SkyscraperCity Forum banner

[JAKARTA] Transjakarta Busway - A lot of pictures

116776 Views 503 Replies 37 Participants Last post by  tata
27
Images collected from internet in year 2003-2004 when Transjakarta line 1 was underconstruction.

I've tried it when in Jakarta summer 2004, it's good and the city should build more lines.... faster.

Enjoy,
Tata

Jakarta Busway line 1


Underconstruction


Here it is Tije!


Before opening


Trial period







Guards


Newly recruited drivers post in front of Transjakarta bus


Drivers on training





Busway stop in front of Kota train station


Busway depo



Shelter underconstruction







See less See more
Status
Not open for further replies.
101 - 120 of 504 Posts
SUARA PEMBARUAN DAILY
--------------------------------------------------------------------------------

Pengadaan Armada Busway
Pemprov DKI Beri Peluang kepada Investor Baru


JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberi peluang kepada investor baru untuk terlibat dalam pengadaan armada bus jalur khusus (busway) Koridor IV sampai VII yang dibangun tahun ini. Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Nurachman, akan dibentuk konsorsium baru yang akan menyediakan armada untuk empat koridor baru busway itu. Jumlah armada yang harus disiapkan untuk Koridor IV sampai VII pada 2006, mencapai 203 unit.

"Selain melibatkan operator bus yang trayeknya bersinggungan dengan koridor busway, kami juga memberi peluang kepada investor baru untuk masuk dalam konsorsium yang akan dibentuk," kata Nurachman seusai memaparkan perencananaan proyek busway Koridor IV sampai VII di hadapan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di Balaikota, Senin (13/3).

Empat koridor busway yang akan dibangun tahun ini, masing-masing Koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) sepanjang 11,85 km, Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) 13,50 km, Koridor VI (Ragunan-Kuningan) 13,30 km, dan Koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) 12,80 km.

Menurut Nurachman, saat ini, Dishub DKI tengah mendata operator bus apa saja yang trayeknya mengalami persentase persinggungan terbesar dengan empat koridor baru busway itu. Diperkirakan, ada lima sampai enam operator bus yang trayeknya mengalami persinggungan terbesar dengan koridor IV sampai VII busway, di antaranya Mayasari Bakti, Steady Save, Pahala Kencana, Metro Mini, dan Koanbas Bima.

"Kami akan menawarkan tender pengadaan bus kepada operator tersebut, sesuai dengan persentase persinggungan. Sisanya akan kami tawarkan ke investor baru, supaya ada peluang berusaha bagi mereka yang ingin berpartisipasi dalam proyek busway," ujar Nurachman.

Hal senada dikatakan Wakil Kepala Dishub DKI, Udar Pristono. Menurutnya, tawaran kepada investor baru akan diberikan jika kebutuhan bus tak bisa diakomodasi seluruhnya oleh operator bus yang trayeknya bersinggungan dengan empat koridor busway itu.

"Dari perhitungan sementara, sekitar 60 persen kebutuhan bus untuk Koridor IV sampai VII akan dipenuhi oleh operator yang trayeknya bersinggungan. Sisa, 40 persen, bisa kami tawarkan ke investor baru," kata Pristono.

Dia menjelaskan, armada busway Koridor IV sampai VII akan berbeda dengan Koridor I sampai III. Bus untuk Koridor IV, VI dan VII akan dilengkapi dua pintu untuk memisahkan pintu naik dan turun penumpang.

"Ini rancangan baru yang kami buat setelah mempelajari kebiasaan masyarakat yang suka menumpuk di dekat pintu. Makanya, untuk armada busway yang baru, kami buat menggunakan dua pintu supaya penumpang bisa menyebar," ujar Udar.

Sedangkan bus Koridor V merupakan bus gandeng yang dilengkapi tiga pintu. Bus tersebut berkapasitas 160 penumpang. Pada 2006 ini, diharapkan bisa tersedia sebanyak 30 unit. "Bus ke arah Ancol ini sengaja kami buat dalam kapasitas besar karena memperhitungkan demand masyarakat yang biasanya mengunjungi Ancol sebagai sarana hiburan," kata Pristono.


Pembebasan

Pristono juga mengatakan, rancangan sarana dan prasarana proyek busway Koridor IV sampai VII juga berubah, baik jalan maupun halte. Untuk jalan yang menyempit, akan diterapkan pola optimasi untuk jalur lambat dan cepat.

Sebagian medium jalan di kedua jalur itu akan diambil, sehingga lebarnya berkurang. "Jadi, jumlah line (jalur) tetap, tapi lebarnya berkurang," ujar Pristono.

Sementara untuk jalur yang tidak memungkinkan untuk dilakukan optimasi, akan dilakukan pembebasan lahan. Berdasarkan pemantauan sementara, ada jalur di Koridor VI yang menyempit dan tidak bisa dioptimasi, sehingga harus dilakukan pembebasan lahan untuk pelebaran jalan.

"Ada rencana membebaskan lahan dari Ragunan sampai persimpangan Jl Harsono dekat Departemen Pertanian. Sudah kami sampaikan dan akan segera digarap," kata Pristono. (J-9)



--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 14/3/06
See less See more
encon said:
I notice that

now they use DAEWOO Brand and using BBG (bahan Bakar Gas) inggris nya apa sih

btw is BBG good ??
BBG=CNG (Compressed Natural Gas). yes it's good. much less pollution.
Based on news from: SUARA PEMBARUAN DAILY, More news about preparation of construction 4 new busway lines this year:
- 5808 buses currently operating will be effected by the planned 4 new busway lines
- 51% (2.959) in line V, line VII: 1.974, line IV: 542 and 423 buses on line VI busway.
- they are now operated by Mayasari Bakti, Steady Save, Bianglala, Pahala Kencana, PPD, dan Metromini. Mostly by Mayasari Bakti.
- These six operators have priority for entering the consorsium for buses procurement --until 60%
- The other 40% will be offered to other investors.
- Total number of buses will be operated on the new lines are 203 units: 34 buses line IV, 30 line V, 54 line VI and 85 buses for line VII.
- Line V will operate articulated buses.


Jalur 5.808 Bus Bersinggungan dengan Empat Koridor Busway

JAKARTA - Jalur 5.808 bus angkutan umum bersinggungan 50 sampai 100 persen dengan empat koridor bus jalur khusus (busway) yang akan dibangun tahun ini.

Empat koridor baru busway yang akan dibangun, masing-masing Koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) sepanjang 11,85 km, Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) 13,50 km, Koridor VI (Ragunan-Kuningan) 13,30 km, dan Koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) 12,80 km.

Menurut Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Udar Pristono, 5.808 bus itu merupakan angkutan umum milik enam operator, yakni Mayasari Bakti, Steady Save, Bianglala, Pahala Kencana, PPD, dan Metromini.

"Keenam operator ini yang akan diprioritaskan menjadi konsorsium pengadaan bus untuk busway koridor empat sampai tujuh. Soalnya, bus mereka akan dialihkan karena trayeknya bersinggungan dengan koridor busway lebih dari 50 persen," kata Pristono, seusai acara peluncuran buku Busway Terobosan Penanganan Transportasi Jakarta, di Gedung Suara Pembaruan, Jakarta, Kamis (16/3).

Menurut dia, persinggungan paling besar terjadi di Koridor V busway, yakni dari 5.808 bus, 51 persen atau 2.959 bus trayeknya bersinggungan.

Selanjutnya, di Koridor VII, bus yang trayeknya bersinggungan sebesar 50-100 persen mencapai 1.974 armada. Kemudian 542 bus bersinggungan dengan Koridor IV, dan 423 bus dengan Koridor VI busway.

"Dari pendataan yang kami lakukan, bus yang paling banyak bersinggungan dengan empat koridor busway, merupakan armada milik operator Mayasari Bakti," ujar Pristono.

Ketika ditanya apakah itu berarti Mayasari Bakti akan menjadi pemimpin konsorsium pengadaan bus, Pristono mengatakan, belum tentu. Sebab, Dishub DKI akan melakukan tender pengadaan bus dan keenam operator yang trayek busnya mengalami persinggungan terbesar.

"Siapa yang penawaranya sesuai dengan kebutuhan bus untuk koridor empat sampai tujuh, akan menjadi pemimpin konsorsium. Tentunya harga bus yang ditawarkan juga terjangkau," kata Pristono.

Peluang

Jika dalam tender ternyata keenam operator tak mampu memenuhi kebutuhan bus untuk Koridor IV sampai VII, lanjutnya, Dishub DKI akan membuka peluang kepada investor baru yang berminat.

Dari perhitungan sementara, sekitar 60 persen kebutuhan bus untuk Koridor IV sampai VII akan dipenuhi oleh operator yang trayeknya bersinggungan 50-100 persen. Sisa 40 persen, dapat ditawarkan kepada investor baru.

Jumlah bus yang direncanakan melayani Koridor IV sampai VII mencapai 203 unit. Masing-masing 34 bus di Koridor IV, 30 Koridor V, 54 Koridor VI, dan 85 bus Koridor VII.

Khusus untuk Koridor V, armadanya berbentuk bus gandeng. Sedangkan Koridor IV, VI, dan VII armadanya tetap bus biasa, namun dilengkapi dua pintu di bagian depan dan belakang bus.

Pristono mengatakan, peluang kepada investor baru diberikan karena memperhitungkan kemampuan operator yang akan terlibat dalam konsorsium pengadaan bus untuk Koridor IV sampai VII.

Hal itu, didasari pengalaman pengadaan bus untuk Koridor II (Harmoni-Pulo Gadung) dan III (Harmoni-Kalideres) yang baru dioperasikan pada 15 Januari 2006. (J-9)



--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 17/3/06
See less See more
peseg5 said:
more information about 4 new transjakarta lines...(plus map of these lines)

http://www.suarapembaruan.com/News/2006/03/25/index.html
nice but they look a bit blur.
Zorobabel said:
Wow, that's a lot. Does anyone know what the largest busway system in the world is? Or more specifically, what busway system has the highest ridership?
my first guess is Bogota. But I have to do my homework to find the number.
Investor Malaysia Lirik Transportasi Jakarta
Kamis, 13 April 2006 | 19:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:perusahaan asal Malaysia, Nadi Corporation, menjajaki kemungkinan investasi pada sektor transportasi di Jakarta. Perwakilan mereka menemui Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di Balai Kota hari ini.

Menurut Sutiyoso, pihak Malaysia berminat melakukan investasi dalam proyek busway pada rencana koridor selanjutnya. Selain itu, calon investor tersebut juga menawarkan rencana pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Kota menuju Bandara Soekarno Hatta.

Dalam pertemuan itu Sutiyoso juga menginformasikan rencana tender pembangunan tol dalam kota di enam ruas. "Itu juga jadi perhatian mereka,” jelas Sutiyoso, seusai pertemuan.

Nilai rencana investasi tersebut belum ditentukan. “Tergantung apa yang akan mereka ambil,” kata Sutiyoso. Saat ini perusahaan dari negara tetangga itu sedang melakukan penjajakan dan survei telebih dahulu.

harun mahbub
Housing estate hooks up to busway

JAKARTA: Residents of Menteng Metropolitan housing estate in East Jakarta can now take the estate's busway feeder to work and avoid having to inch their way along the heavily congested Jl. Cakung in their own cars.

"This is part of our service for Menteng Metropolitan residents," a member of the estate's marketing staff, Arif, told The Jakarta Post recently.

Two 30-seater minibuses will leave the housing estate at 5:45 a.m. and 6:15 a.m. from Monday to Friday, and drop passengers off at the Pulo Gadung busway shelter, also in East Jakarta. The buses will be ready to transport passengers back to Menteng Metropolitan at 6 p.m.

One-way tickets for the service cost Rp 6,000 (about 60 U.S. cents), and passengers can leave their cars at the estate's marketing office for the day. --JP
6
The construction of Harmoni Busway Central











See less See more
From www.TheJakartaPost.com:

DOING HER PROUD: Busway driver Riesmiarti wears a kebaya (traditional blouse) Friday on her route from Blok M to Kota, part of the busway operator's observance of Kartini Day. (JP/Chrysanthi Tarigan)

See less See more
4
More pictures woman drivers wearing Kebaya as part of busway's observation of Kartini day. Pictures from www.DETIK.com







See less See more
New busway corridors to operate this year

The Jakarta Post, Jakarta

Four new busway corridors are expected to be completed by December, bringing to seven the total number of corridors in the city.

Funds for the project were disbursed in April, and the construction will start in August," Jakarta Transportation Agency head Nurachman said Wednesday.

The new busway routes will include Pulo Gadung-Hotel Indonesia, Pasar Minggu-Manggarai and Kampung Melayu-Ancol.

Nurachman said the administration was receiving bids for the tender, which will continue until early August.

He also said there were no plans yet for land acquisition for the project, and that the environmental impact analysis would be finished by the year end.

Meanwhile, the lane built for TransJakarta buses from Harmoni to Kalideres is often "hijacked" by motorcycles, other public buses and even private cars.

The new busway corridor launched earlier this year, taking up a lane in congested strips in West Jakarta, has not succeeded in getting traffic under control.

Almost all day long, motorcycles sail through traffic jams by taking the fast lane, leaving police officers and their assistants at a loss.

"It is hard to get them to obey the road rules. Sometimes, the violators are even more steadfast than us officers," said police assistant Dadang, as quoted by news portal detikcom.

Unlike the Blok M-Kota route, some lanes in the third busway corridor do not have road separators to keep other vehicles out.

As a result, during peak hours in heavily congested Daan Mogot, motorcycles are often seen clocking up speeds in the busway land that would otherwise be impossible.

On one occasion, a TransJakarta bus almost hit a motorcycle in its lane. Passengers were startled when the driver suddenly hit the breaks to avoid the reckless biker.

Meanwhile, on the busway route from Green Garden to Cengkareng, motorcycles are not the only violators as other public transportation vehicles like Metromini, minibuses and Kopaja public vans also go in and out of the lane.
See less See more
Pembangunan Busway Koridor IV-VII Dimulai Agustus

Penulis: Heni Rahayu

JAKARTA--MIOL: Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan memulai pembangunan busway koridor IV, V, VI, dan VII setelah proses tender (lelang proyek) pada bulan Agustus 2006.

"Dana untuk pembangunan busway baru turun April 2006. Jadi, sekarang kita masih proses perencanaan dan tender," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurachman seusai diskusi publik bertema 'Transportasi Yang Berkelanjutan di Kota Jakarta, Akankah Terwujud?' di Jakarta, Rabu (17/5).

Nurachman menargetkan pembangunan fisik busway empat koridor tersebut bisa rampung pada Desember 2006 dan bisa dioperasikan akhir tahun 2006. Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI menargetkan pembangunan dimulai sekitar Juni mendatang. Namun karena pencairan dana APBD DKI 2006 molor, akhirnya pembangunan fisik busway tertunda hingga Agustus 2006.

Saat ditanya apakah proyek itu akan selesai dalam waktu lima bulan, Nurachman optimis pihaknya bisa menyelesaikan proyek tersebut. "Kalau kita sudah niatkan, ya pasti selesai," kata Nurachman dengan nada tinggi.

Empat jalur busway yang akan dibangun di Jakarta adalah koridor IV tujuan Pulo Gadung-Dukuh Atas, koridor V Kampung Melayu-Ancol, koridor VI Ragunan-Kuningan, dan koridor VII Kampung Rambutan-Kampung Melayu.

Keempat koridor ini akan melengkapi tiga koridor sebelumnya yakni koridor I Blok M-Kota, koridor II Pulo Gadung-Harmoni, dan koridor III Harmoni-Kalideres. (Ray/OL-06)
See less See more
Busway Koridor 4-7 Ditargetkan Selesai Desember
Kamis, 18 Mei 2006 | 01:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Busway koridor 4,5,6, dan 7 direncanakan selesai bulan Desember 2006. "Dananya baru turun bulan April," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman di Jakarta kemarin.

Saat ini Pemerintah DKI sedang melaksanakan proses lelang dan tender yang diperkirakan berlangsung sampai Agustus. "Pembangunan fisik dimulai Agustus," kata Nurachman.

Nurachman memperkirakan bulan Desember nanti proyek itu akan selesai. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada program pembebasan tanah di empat koridor tersebut. Sementara proses analisas mengenai dampak lingkungan (amdal) untuk busway koridor 1 sampai 7 selesai tahun ini.

maria ulfa
Pembangunan Harmoni Central Busway Terbengkalai

Laporan Wartawan Kompas Pingkan Elita Dundu

Jakarta,Kompas

Proses lelang yang dimulai awal bulan April mengakibatkan pembangunan Harmoni Central Busway (HCB) tersendat. Proyek lanjutan yang seharusnya mulai dikerjakan Mei lalu baru bisa dikerjakan bulan Agustus.

"Bagaimana mau dikerjakan sekarang,sementara lelang dimulai awal April. Kalau lelang bulan Januari, bulan April sudah bisa dimulai," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Nurachman menanggapi keterlambatan pembangunan HCB.

Sejauh pengamatan Kompas, pembangunan HCB terbengkalai. Sejak Januari sampai Juni, tidak tampak tanda-tanda kegiatan pembangunan. Tidak terlihat buruh bangunan yang bekerja di kawasan itu.

Sebelumnya Dinas Perhubungan menargetkan pembangunanan dimulai bulan Mei,menyusul keterlambatan pengesahan APBD oleh Menteri Dalam Negeri. Namun sampai hari ini proses lelang masih berjalan. Sesuai jadwal, proses lelang berlangsung 40 hari.

Nurahman mengatakan, HCB baru dibangun bulan Agustus. "Setelah lelang, bulan Juli anggaran cair dan pembangunan dimulai Agustus," kata Nurahman.
See less See more
Organda minta proyek nih kayaknya
------------------------------------------

Kompas Senin, 19 Juni 2006

2.376 Mikrolet dan KWK Terancam Busway


Jakarta, Kompas - Proyek pembangunan bus jalur khusus atau busway koridor V (Kampung Melayu-Ancol) dan VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) harus dikaji kembali. Unit Mikrolet Bemo dan Angkutan Jenis Keempat DPD Organda DKI mengkhawatirkan 2.376 armada yang terdiri dari 1.976 mikrolet dan 400 KWK (Koperasi Wahana Kalpika) akan mati karena bersinggungan langsung (100 persen) dengan dua koridor tersebut.

"Pemprov (Pemerintah Provinsi) dan DPRD harus secepatnya mengkaji lagi dua koridor itu. Kalau mereka tetap bersikeras memaksakan dua koridor itu beroperasi, akan banyak pemilik mikrolet dan KWK bangkrut dan ribuan pengemudi menganggur," kata Ketua I Unit Mikrolet Bemo dan Angkutan Jenis Keempat (Mimo Angkupat) DPD Organda DKI M Pardede, Sabtu (17/6).

Terkait dengan hal itu, Ketua II Unit Mimo Angkupat DPD Organda DKI Eko Wuryanto meminta pekerjaan pembangunan yang sedang berlangsung saat ini di dua koridor yang "bermasalah" tersebut harus dihentikan. Saat ini sedang dilakukan pematokan lahan untuk pembangunan halte dan pengecatan di jalan raya yang akan menjadi jalur bus khusus itu.

Seperti diwartakan, empat koridor jalur bus khusus, yakni IV, V, VI, dan VII, direncanakan beroperasi akhir tahun 2006. Koridor IV melayani Pulo Gadung-Dukuh Atas dan koridor VI (Ragunan-Kuningan).

Dinas Perhubungan DKI menganggarkan Rp 293,5 miliar dalam APBD tahun 2006 untuk keempat koridor itu. Anggaran itu terdiri dari Rp 80,5 miliar untuk koridor IV, Rp 74,3 miliar (koridor V), Rp 74,1 miliar (VI) dan Rp 64,6 miliar (koridor VII). (pin)
See less See more
construction of new 4 lines starts this July:

Busway IV-VII Maju Sebulan
Dibangun Juli, Selesai Desember

Balai Kota, Warta Kota

Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI menjadwalkan pembuatan jalur khusus busway koridor IV-VII mulai Juli 2006 atau maju sebulan dari rencana semula. Pekerjaan yang memakan biaya Rp 320 miliar itu ditargetkan kelar Desember ini.

"Saya kira, Juli ini sudah bisa mulai. Akan kita kebut biar bisa selesai Desember. Rencananya empat koridor itu harus operasi Januari 2007," ujar Kepala Dinas PU DKI Wishnu Subagyo Jusuf usai menghadiri rapat paripurna istimewa DPRD DKI memperingati HUT ke-479 Kota Jakarta, Kamis (22/6).

Wishnu mengatakan, proses lelang untuk pengerasan jalan dan pembuatan jalur busway tersebut saat ini tinggal menunggu penetapan pemenang. Akan tetapi, dia enggan menyebutkan pihak kontraktor yang terlibat dalam pengerjaan jalur sepanjang 51,45 km tersebut. "Saya tidak ingat satu per satu," ujar Wishnu.

Sebelumnya Kepala Dinas Dishub DKI, Nurachman, mengatakan busway koridor IV-VII akan dibangun Agustus 2006. Dijadwalkan, busway itu beroperasi Desember tahun ini. Anggaran untuk pembangunan empat koridor itu Rp 293,5 miliar. "Kami rencanakan Desember 2006 sudah selesai dan bisa dioperasikan," katanya (Warta Kota, 18/5).

Sementara itu, proses lelang pengerjaan proyek empat koridor baru busway juga sedang berlangsung di Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, khususnya terkait pembuatan halte dan pengadaan bus. Di sepanjang empat koridor tersebut akan dibangun 73 halte dan disediakan 203 unit bus. "Proses lelangnya masih berlangsung. Mungkin Juli atau Agustus nanti kita bisa mulai pekerjaannya," ujar Nurachman, kemarin.

Empat koridor baru busway yang akan dibangun itu masing-masing melayani rute Pulo Gadung-Dukuh Atas (koridor IV), Kampung Melayu-Ancol (koridor V), Ragunan-Kuningan (koridor VI), dan Kampung Rambutan-Kampung Melayu (koridor VII).

Di antara 73 halte yang dibangun itu, terdapat tiga halte khusus yang akan didirikan di koridor VI (Ragunan-Kuningan) tepatnya di Jalan Warung Buncit, Mampang Prapatan. Ketiganya dibangun menggantung di median jalan dengan mempertimbangkan keterbatasan lahan yang tersedia.

Sejumlah perubahan dilakukan pada empat koridor baru busway ini. Di antaranya, model bus yang digunakan dan beberapa halte akan menggantung di atas jalan. Pada koridor V (Kampung Melayu-Ancol) menggunakan articulated buses (bus gandeng) dengan tiga pintu berkapasitas 165 orang. Pada tiga koridor lainnya (IV, VI, dan VII) menggunakan bus dua pintu untuk keluar dan masuk. (dra)
See less See more
r4d1ty4 said:
wah bakal tambah macet dong tuh ragunan...
when these 4 new lines are opened, will help reduce the traffic jam in south of Jakarta IMO. But during construction.... let's pray ;)
expert advice jakarta to focus on building all the 15 BRT lines and use central government money to improve the Jabotabek lines. This is very right....

Jakarta Lebih Baik Kembangkan Busway


JAKARTA, KOMPAS - Kota Jakarta sebaiknya segera merampungkan ke-15 jalur busway (tiga sudah selesai) untuk mengatasi masalah lalu lintas di Jakarta. Ini jauh lebih murah ketimbang membangun monorel maupun subway (MRT).
Demikian dikemukakan Dr Ir Djoko Setyowarno, pakar transportasi Unika Sugyapranata, Semarang, Jumat (11/8). Ia mengomentari pembangunan monorel yang dilaklukan sebelum seluruh jalur busway selesai.

Menurut Djoko, seandainya kapasitas penumpang bus sudah mulai maksimal, tidak berarti harus diatasi dengan membangun monorel. Tapi, jalur busway dapat yang sudah ada, secara bertahap bisa dirubah menjadi jalan rel yang menggunakan trem.
Ini jauh lebih mudah pengerjaan dan murah pula biayanya, karena sudah ada jalur khusus yang kini digunakan oleh busway.

Djoko juga mengingatkan, kalau dana untuk membangun transportasi di Jakarta selalu menggunakan dana pemerintah pusat, akan menimbulkan kecemburuan daerah yang tidak atau kurang mendapat dana pembangunan dari pemerintah pusat. Selain itu, juga ada unsur pemerataan di daerah dan dapat mengurangi urbanisasi ke Jakarta.

Persoalan pembangunan monorel di Jakarta, kata Djoko, tidak semestinya menggunakan dana pemerintah pusat. Keterbatasan dana adalah salah satu alasan, sehingga perlu skala prioritas pengembangan kereta api yang menggunakan dana pemerintah pusat.

Ia juga menyarankan, sebaiknya dana pemerintah pusat digunakan untuk pengembangan kualitas pelayanan KA Jabotabek dengan penambahan sarana kereta api dan perbaikan stasiun. Juga pengembangan sarana dan prasarana KA di luar Jakarta. Ini juga terkait dengan revisi UU 13 tentang KA yang harus melibatkan swasta dalam industri KA. Dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta dapat mengajak swasta ikut serta.

Misalnya, di setiap stasiun ada sponsor, sehingga nama dan logo sponsor dapat digunakan di stasiun itu dalam waktu tertentu, termasuk pangkalan usaha di stasiun. Pilar dan tiang penyangga dapat dijadikan tempat pasang iklan. Dan ini cukup luas daerah yang akan digunakan. Bodi kereta dapat dipasang iklan seperti layaknya iklan berjalan. (DTH)
See less See more
101 - 120 of 504 Posts
Status
Not open for further replies.
Top