Tahap Pembangunan Bandara Internasional Lombok Segera Masuki Runway
Mataram--RoL-- Tahapan pelaksanaan pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL), di Penunjak, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), segera memasuki pembuatan landasan pacu pesawat (runway) dan fasilitas pendukungnya.
General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Selaparang, Heru Legowo sebagaimana dilaporkan di Mataram, Rabu mengatakan, saat ini di Jakarta sudah dilakukan prakualifikasi perusahaan yang akan mengerjakan pembangunan runway.
Bahkan pada akhir Mei 2007 dilaksanakan penjelasan proyek pembangunan runway sepanjang 2.500 meter, kepada perusahaan yang ikut prakualifikasi langsung dilapangan.
"Mudah-mudahan semua proses persiapan pelaksanaan pembangunan runway berjalan lancar, sehingga secara keseluruhan kegiatan pembangunan terpadu BIL yang telah dimulai Desember 2006 terus jalan," katanya selaku Koordinator Proyek BIL.
Didampingi Manajer Teknik PT. Angkasa Pura I Bandara Selaparang, Ir. Yudi Maisa, MM, Heru mengatakan, secara keseluruhan proyek tahap I BIL meliputi 13 paket pekerjaan dengan perkiraan dana secara keseluruhan sekitar Rp665 miliar. Dari 13 paket pekerjaan dengan dana lebih dari setengah triliun itu, 28 persen diantaranya adalah pekerjaan pembuatan runway, disusul terminal 19 persen, jalan pesawat menuju runway (taxiway) 16 persen dan parkir pesawat (apron) 10 persen.
Menurut dia, dari Rp665 miliar dana pembangunan tahap I itu, Rp515 miliar berasal dari PT. Angkasa Pura I, Rp110 miliar investasi langsung Pemprop NTB dan Rp40 miliar Pemkab Lombok Tengah. Secara terinci skema rencana kerja anggaran yang bersifat multiyaers itu, yakni pada tahun 2006 disediakan sebesar Rp32 miliar, 2007 sebesar Rp68 miliar, tahun 2008 sekitar Rop200 miliar dan terakhir pada tahun 2009 sebesar Rp250 miliar.
Sementara itu, Yudi Maisa yang secara teknis menangani fasilitas teknik mengatakan, paket pekerjaan yang telah selesai hingga akhir 2006 yakni perataan tanah (ground breaking), pembangunan masjid, pemetaan masterplan, Rencana Teknik Terinci (RTT), dana tali asih, pembuatan parit/saluran dan perataan pematang/tanah sawah yang seluruhnya menelan dana Rp4,67 miliar.
Sedangkan paket pekerjaan senilai Rp14,98 miliar, kini tengah berjalan yakni pekerjaan land clearing senilai Rp11 miliar, pembangunan tiga pos jaga, guardhouse dan pos polisi, jasa penyusunan Studi Analisa Dampak Lingkungan (Amdal), pemindahan saluran irigasi. "Empat pekerjaan yang tengah berjalan itu jadwalnya selesai Juni dan Juli 2007, namun khusus untuk land clearing sedikit menghadapi hambatan terkait kondisi lahan yang masih tergenang air karena hujan terus turun di kawasan itu," katanya.
Dengan begitu, maka perusahaan yang melaksanakan pekerjaan PT. Bahagia Bangun Nusa, terus melakukan upaya agar air yang ada di kawasan itu dapat dikelola dengan baik sehingga tidak menganggu pekerjaan dan lahan pertanian disekitar kawasan itu.
Menurut Yudi, salah satu cara adalah membuat kawasan penampungan air seluas empat hektar dengan kedalaman lima meter, kemudian membuat sodetan sepanjang 200 meter dan gorong-gorong sepanjang 1,5 kilometer agar air dapat mengalir ke Sungai Penunjak. "Kini PT. Bahagia Bangun Nusa tengah mengerahkan seluruh alat berat untuk mengejar pekerjaan teknis itu, seperti 12 tronton, lima excavator dan sejumlah buldozer," demikian Yudi Maisa. Antara