SkyscraperCity Forum banner

The PILKADA 2018 Thread

12866 Views 621 Replies 59 Participants Last post by  watsupdude
Proses pelaksanaan Pilkada 2018 sudah resmi di mulai .... Mari kita diskusikannya bersama ...

Jakarta - KPU RI sudah menetapkan tanggal pencoblosan Pilkada Serentak 2018 yaitu pada tanggal 27 Juni 2018. Rencananya, ada 171 daerah yang mengikuti Pilkada 2018. Mana saja?

Tahapan Pilkada serentak 2018 akan dimulai 10 bulan sebelum hari pencoblosan. Itu berarti tahapan dimulai Agustus 2017.

Pilkada serentak tahun 2018 akan lebih besar daripada Pilkada sebelumnya. Sebanyak 171 daerah akan berpartisipasi pada ajang pemilihan kepala daerah tahun depan.


Dari 171 daerah tersebut, ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten yang akan menyelenggarakan Pilkada di 2018. Beberapa provinsi di antaranya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Berikut 171 daerah yang mengikuti Pilkada 2018:

Provinsi
Sumatera Utara
Riau
Sumatera Selatan
Lampung
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua
Maluku Utara

Total: 17 provinsi

Kota
Kota Serang
Kota Tangerang
Kota Bengkulu
Kota Gorontalo
Kota Jambi
Kota Bekasi
Kota Cirebon
Kota Sukabumi
Kota Bandung
Kota Banjar
Kota Bogor
Kota Tegal
Kota Malang
Kota Mojokerto
Kota Probolinggo
Kota Kediri
Kota Madiun
Kota Pontianak
Kota Palangkaraya
Kota Tarakan
Kota Pangkal Pinang
Kota Tanjung Pinang
Kota Tual
Kota Subulussalam
Kota Bima
Kota Palopo
Kota Parepare
Kota Makassar
Kota Bau-bau
Kota Kotamobagu
Kota Sawahlunto
Kota Padang Panjang
Kota Pariaman
Kota Padang
Kota Lubuklinggau
Kota Pagar Alam
Kota Prabumulih
Kota Palembang
Kota Padang Sidempuan

Total: 39 kota


Kabupaten
Kab Aceh Selatan
Kab Pidie Jaya
Kab Padang Lawas Utara
Kab Batu Bara
Kab Padang Lawas
Kab Langkat
Kab Deli Serdang
Kab Tapanuli Utara
Kab Dairi
Kab Indragiri Hilir
Kab Merangin
Kab Kerinci
Kab Muara Enim
Kab Empat Lawang
Kab Banyuasin
Kab Lahat
Kab Ogan Komering Ilir
Kab Tanggamus
Kab Lampung Utara
Kab Bangka
Kab Belitung
Kab Purwakarta
Kab Bandung Barat
Kab Sumedang
Kab Kuningan
Kab Majalengka
Kab Subang
Kab Bogor
Kab Garut
Kab Cirebon
Kab Ciamis
Kab Banyumas
Kab Temanggung
Kab Kudus
Kab Karanganyar
Kab Tegal
Kab Magelang
Kab Probolinggo
Kab Sampang
Kab Bangkalan
Kab Bojonegoro
Kab Nganjuk
Kab Pamekasan
Kab Tulungagung
Kab Pasuruan
Kab Magetan
Kab Madiun
Kab Lumajang
Kab Bondowoso
Kab Jombang
Kab Tangerang
Kab Lebak
Kab Gianyar
Kab Klungkung
Kab Lombok Timur
Kab Lombok Barat
Kab Sikka
Kab Sumba Tengah
Kab Nagekeo
Kab Rote Ndao
Kab Manggarai Timur
Kab Timor Tengah Selatan
Kab Alor
Kab Kupang
Kab Ende
Kab Sumba Barat Daya
Kab Kayong Utara
Kab Sanggau
Kab Kubu Raya
Kab Pontianak
Kab Kapuas
Kab Sukamara
Kab Lamandau
Kab Seruyan
Kab Katingan
Kab Pulang Pisau
Kab Murung Raya
Kab Barito Timur
Kab Barito Utara
Kab Gunung Mas
Kab Barito Kuala
Kab Tapin
Kab Hulu Sungai Selatan
Kab Tanah Laut
Kab Tabalong
Kab Panajam Pasut
Kab Minahasa
Kab Bolmong Utara
Kab Sitaro
Kab Minahasa Tenggara
Kab Kep Talaud
Kab Morowali
Kab Parigi Moutong
Kab Donggala
Kab Bone
Kab Sinjai
Kab Bantaeng
Kab Enrekang
Kab Sidereng Rappang
Kab Jeneponto
Kab Wajo
Kab Luwu
Kab Pinrang
Kab Kolaka
Kab Gorontalo Utara
Kab Mamasa
Kab Polewali Mandar
Kab Maluku Tenggara
Kab Membramo Tengah
Kab Paniai
Kab Puncak
Kab Deiyai
Kab Jayawijaya
Kab Biak Numfor
Kab Mimika

Total: 115 kabupaten
(dkp/imk)
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari ini Rabu (14/6/2017) meluncurkan jadwal resmi tahapan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018.

Ketua KPU Arief Budiman menuturkan, saat ini KPU telah menyelesaikan sembilan Peraturan KPU (KPU), di mana lima di antaranya sudah dikonsultasikan dengan pemerintah dan DPR, sedangkan empat sisanya masih menunggu jadwal konsultasi.

"PKPU yang sudah diputuskan ada lima yaitu tentang tahapan, pemutakhiran data pemilih, pencalonan, kampanye, dan dana kampanye," kata Arief kepada wartawan usai peluncuran.

Dalam PKPU Nomor 1 Tahun 2017, Pasal 4 disebutkan tahapan pemilihan terdiri atas tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan.

Arief mengatakan, saat ini KPU terus menyelesaikan tahapan persiapan antara lain, penyusunan dan penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), pengolahan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4), serta pemutakhiran data dan daftar pemilih.

"Tahapan penyelenggaraan akan dilaksanakan pada September, setelah penerimaan DAK2 pada 31 Juli 2017," imbuh Arief.

Dalam lampiran PKPU Nomor 1 Tahun 2017 disebutkan, kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dimulai pada hari ini 14 Juni 2017. Sedangkan pembentukan PPK dan PPS akan dimulai 12 Oktober 2017.

Pengolahan DP4 akan dilakukan dari 24 November 2017 hingga 30 Desember 2017. KPU akan mulai melakukan proses pemutakhiran data dan daftar pemilih pada 30 Desember 2017.

Berikutnya, penerimaan DAK2 akan dimulai 31 Juli 2017 dan pendaftaran pasangan calon akan dimulai pada 1 Januari 2018.

Masa kampanye sendiri akan dimulai pada 15 Februari 2018 dan masa tenang dan pembersihan alat peraga akan dimulai pada 24 Juni 2018.

Adapun pemungutan dan penghitungan suara Pilkada Serentak 2018 sendiri akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018. Sedangkan rekapitulasi akan dilaksanakan pada 28 Juni 2018.


http://nasional.kompas.com/read/2017/06/14/12562431/tahapan.pilkada.serentak.2018.dimulai.ini.jadwal.lengkapnya
Status
Not open for further replies.
1 - 20 of 622 Posts
IMHO, sia sia Anda membuka thread Politik pilkada kota/kabupaten/propinsi. tak akan yang berminat posting isu Pilkada selain nikmatnya posting tentang Jakarta dan Jakarta atau Jawa Barat dan daerah yang punya potensi SARA. itulah yang akan terjadi di thread ini

diskusi ? 100 % gw tidak percaya akan terjadi diskusi. mustahil. bertahun-tahun gw ikuti thread sejenis, yang ada adalah like and dislike. saling menegasi. saling tolak. yang ada adalah "gue" atau "loe". tak akan ada kata "kita". tak ada saling hormat antar opini. tak ada respek antar beda pandangan politik. kalau anda mau sedikit capek membuka ribuan halaman thread politik terorisme dan isu sosial lain, maka anda akan dapati caci maki bullying luar biasa, saling menyakiti, seakan kehilangan hati nurani

apakah itu yang hendak anda tuju ? bebas caci maki dan bullying ? apa jaminan anda bahwa akun akun penggemar isu SARA bisa sopan dan bersikap lebih dewasa dan menghormati aturan main ? lantas, apa pula urusan pecinta skyscraper sama politik ? kalau mau diskusi politik bebas lepas sudah ada kanalnya di tempat lain. bukan di SSCI

dear Moderators, sebelum peristiwa pahit itu menjadi santapan sehari-hari di SSCI, ada baiknya thread ini di-hold dulu, sampai ada bukti bahwa akun akun penggemar SARA sudah bersedia untuk tertib di SSCI
See less See more
IMHO, sia sia Anda membuka thread Politik pilkada kota/kabupaten/propinsi. tak akan yang berminat posting isu Pilkada selain nikmatnya posting tentang Jakarta dan Jakarta atau Jawa Barat dan daerah yang punya potensi SARA. itulah yang akan terjadi di thread
Jakarta kan dah tdk termasuk pilkada 2018:D
Selain itu tret semcm ini wajar aja,seblm2nya juga ada,malah semcm tradisi tiap gelaran pemilu/kada:
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1594334
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=565864
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1457026
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1498492
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1605905
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1553596
Ya gapapa lah. Kalau masih ada yang membahas Pilkada Jakarta (hare gene) artinya belum move on.

Permasalahanny adalah banyak pihak beranggapan bahwa hasil Pilkada 2017 dan 2018 adalah proxy 2019.. Padahal dengan sistem pemilu kayak Indonesia ini, itu sangat2 tidak bisa dipastikan.
  • Like
Reactions: 2
Peta Kekuatan "Saat Ini" di 12 Provinsi


Jawa Timur

PDIP dan PKB telah resmi mengusung calon petahana yang kini menjabat Wagub Jatim, Saifullah Yusuf sebagai Cagub Jatim periode 2018-2023. Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu akan didampingi oleh Bupati Banyuwangi Azwar Anas. PKS juga tengah bangun komunikasi intens dengan koalisi ini.

Sementara calon kuat lainnya yakni Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah telah didukung oleh Golkar dan NasDem.

PPP, Demokrat dan Hanura juga telah mengungkapkan niatnya untuk merapat ke kubu Khofifah. Namun saat ini, belum ada kepastian karena Khofifah sendiri belum menyatakan mundur dari kabinet kerja Jokowi-JK.

Sementara Gerindra, masih menimbang, apakah bakal dukung Khofifah atau Gus Ipul. PAN juga belum memutuskan, partai pimpinan Zulkifli Hasan ini ingin dukung Khofifah atau Gus Ipul asal gandeng kadernya jadi cawagub.

Jawa Tengah

Jawa Tengah sering diidentikan dengan kandang banteng. Sudah 15 tahun, daerah beribukota di Semarang ini dikuasai oleh PDIP.

Hingga Jumat (20/10), belum ada partai politik yang menyatakan dukung siapa di Pilgub Jateng 2018. PDIP sebagai penguasa masih melakukan penjaringan di internal. Nama petahana Ganjar Pranowo dan Bupati Kudus Musthofa masih bersaing demi mendapat mandat dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Gerindra, tengah memperkenalkan kandidat bakal calon gubernur Jateng ke internal partai. Mereka adalah Ferry Juliantono dan Sudirman Said. Keduanya masih menanti keputusan Prabowo Subianto. Gerindra baru akan memutus setelah keluar hasil survei tentang elektabilitas keduanya.

PKB memajukan mantan Menteri Desa dan pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi, Marwan Jafar. Namun, belum ada keputusan resmi dari partai berupa Surat Keputusan (SK).

Dua politikus PAN, Taufik Kurniawan dan Nasrullah juga diusulkan partainya untuk bertarung di kandang banteng. PAN ingin merapat ke petahana Ganjar Pranowo. Syaratnya, dua kader tersebut dipilih sebagai pendamping incumbent.

Sementara Golkar mengusulkan nama Wakil Bendum Arianti Dewi. Partai pimpinan Setya Novanto ingin Arianti menjadi calon wakil gubernur.

Jawa Barat

Di tanah Pasundan ini, peta politik juga masih samar seperti di Jateng. Partai besar seperti PDIP dan Golkar belum memutus bulat, siapa calon yang akan diusung.

PKB dan NasDem yang baru menetapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur Jabar. Surat rekomendasi telah keluar, namun masih kurang delapan kursi DPRD lagi untuk Ridwan Kamil memperoleh tiket maju Pilgub Jabar.

Sederet nama juga masih ditimbang oleh PDIP. Di antaranya, Puti Soekarno, Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, Anton Charliyan, Susi Pudjiastuti, Tb Hasanuddin, Iwa Karniwa dan Netty Heryawan. PDIP rencananya baru akan memanggil nama-nama tersebut pada Rabu 25 Oktober. Dari sini, kemungkinan PDIP baru akan mengeluarkan rekomendasi siapa yang pantas diusung sebagai cagub.

Golkar pun demikian, yang awalnya sudah pasti mengusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, namun hingga kini masih bimbang. Sebab internal Golkar sendiri memunculkan nama pasangan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien. Golkar menjanjikan surat rekomendasi baru keluar akhir Oktober atau awal November untuk cagub Jabar.

Gerindra dan PKS juga belum menentukan calon. Awalnya keduanya sepakat pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. Tapi belakangan, pasangan ini dapat penolakan dari Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi. Deddy hingga kini belum penuhi syarat jadi kader Gerindra.

Demokrat juga belum punya jagoan, di kalangan internal ada nama Herman Khaeron dan Dede Yusuf. Tapi hingga kini belum ada keputusan. Partai pimpinan SBY ini tengah menjalin komunikasi membentuk poros baru bersama PAN, Gerindra dan PPP. Dalam poros baru ini, PAN usulkan Desy Ratnasari, PPP usulkan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.

Sumatera Utara

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Sumatera Utara juga tak kalah menarik. Nama yang menjadi sorotan adalah Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi. Dia telah mendaftar penjaringan ke sejumlah partai. Di antaranya Hanura, PDIP, dan PAN.

Partai Golkar memilih mengusung incumbent Teuku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu di Pilgub Sumut. Erry adalah ketua DPW NasDem Sumut dan Ngogesa adalah kader Golkar yang juga Bupati Langkat.

Sementara PDIP, tengah mengamati sejumlah tokoh yang dianggap potensial untuk diusung. Termasuk incumbent Erry dan kader internalnya Maruarar Sirait dan Sukur Nababan.

Mantan Gubernur Sumut, Syamsul Arifin tak mau ketinggalan. Dia juga mendaftar ke sejumlah partai, seperti Golkar, PDIP dan PPP. Soal perkara korupsi yang pernah menjeratnya, Syamsul menyatakan dia telah menjalani hukuman, sehingga sudah bersih.

Dari Partai Demokrat ada nama JR Saragih yang muncul ke publik. Bupati Simalungun ini juga menjabat Ketua DPD Partai Demokrat Sumut.

Selain ketua DPD, sejumlah nama lain dari internal partai juga muncul. Dari Partai Gerindra, muncul nama Raden Muhammad Syafii, sedangkan dari PKS ada nama Tifatul Sembiring.

Sumatera Selatan

Bupati Ogan Komering Ulu Timur dua periode, Herman Deru menjadi calon terkuat di Pilgub Sumsel. Bahkan, dia telah mendapatkan surat dukungan resmi dari NasDem dan PAN.

PDIP belum memutuskan pilihan untuk Pilgub Sumsel. Namun, dua nama yang tengah dipertimbangkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini. Dia adalah keponakan almarhum Taufiq Kiemas, Giri Ramanda Kiemas dan Wali Kota Pangkalpinang Irwansyah.

Sementara Gerindra telah bulat mendukung kadernya sendiri Bupati Lahat, Aswari Rivai. Aswari merupakan Ketua DPD Gerindra Sumatera Selatan. Gerindra tengah menjajakan koalisi dengan PKS untuk mengusung Aswari.

Golkar juga tengah mengamati Herman Heru. Selain Herman, partai berlogo beringin ini menimbang dua nama lainnya untuk diusung yakni Mantan Wagub Sumsel Syahrial Oesman dan Bupati Banyuasin, Dodi Alex Noerdin yang juga anak dari Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Sulawesi Selatan

PDIP telah resmi mengusung Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman sebagai cagub dan cawagub di Pilgub Sulawesi Selatan. Nurdin Abdullah saat ini menjabat Bupati Bantaeng. Sementara Andi Sudirman Sulaiman adalah seorang profesional.

Menariknya, dalam Pilgub Sulsel ini, Gerindra juga mendukung Nurdin Abdullah sebagai calon gubernur. Tapi hingga kini belum ada keputusan resmi. Terlebih pasca PDIP telah memasangkan Nurdin dengan Andi Sudirman Sulaiman.

Di kubu lainnya, Golkar dan memastikan mendukung Nurdin Halid dan Aziz Qahhar Mudzakkar. Golkar juga telah resmi berkoalisi dengan NasDem yang dukung pasangan Nurdin-Aziz.

Demokrat belum menentukan pilihan. Namun sederet nama tengah disasar. Di antaranya, Abdul Rivai Ras, Agus Arifin Nu'mang, Ichsan Yasin Limpo, Ni'matullah, Nurdin Abdullah, Nurdin Halid. Sedangkan, calon wakil gubernur yakni Aliyah Mustika Ilham, Andi Mudzakkar, Andi Nurpati dan Tanribali Lamo.

Keputusan akan ditentukan oleh Majelis Tinggi Demokrat yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Demokrat juga sedang menjajakan koalisi dengan Hanura.

PKB telah jauh hari mendukung Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang. Partai pimpinan Muhaimin Iskandar tengah mencari kursi tembahan dengan bangun koalisi agar Agus lolos maju Pilgub Sulsel.

Bali

Di provinsi ini, PDIP juga belum menentukan calonnya. Tiga nama yang sudah mendaftar yakni Wayan Koster, Wali Kota Denpasar Rai Mantra, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Sempat beredar Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga juga mau nyalon, tapi hal ini dibantah PDIP.

Sementara Golkar telah memutuskan untuk mengusung ketua DPD Golkar Bali yang kini menjabat sebagai wakil gubernur, Ketut Sudikerta. Golkar kini tengah menjalin koalisi dengan Hanura.

Di Bali, hanya Golkar dan PDIP yang bisa mengusung calon tanpa koalisi. Sementara sisanya, Demokrat, PAN, NasDem, PKPI dan Gerindra harus berkoalisi. Hingga kini, partai menengah di Bali belum memiliki calon untuk didukung.

Lampung

PDIP telah memutuskan untuk mengusung Wali Kota Bandarlampung Herman HN sebagai calon gubernur Provinsi Lampung dalam Pilkada 2018. Surat tersebut telah keluar pada 10 Oktober lalu. Herman telah mengantongi nama wakilnya, namun belum diumumkan ke publik. Dengan 17 kursi DPRD, PDIP mampu mengusung calon sendiri tanpa harus koalisi.

Golkar dan PAN juga telah menentukan jagoannya di Pilgub ujung Selatan pulau Sumatera ini. Keduanya sepakat koalisi untuk mengusung Arinal Djunaidi. Golkar diketahui memiliki 10 kursi di DPRD Lampung, sementara PAN 8 kursi. PKB juga sudah menyatakan mengusung mantan Sekda Lampung ini jadi Cagub. Dia juga ketua DPD Golkar Lampung.

Demokrat hampir dipastikan kembali mengusung Cagub petahana M Ridho Ficardo. Dia adalah Ketua DPD Demokrat Lampung. Ridho mengaku telah sukse mengumpulkan 17 kursi sebagai syarat maju. Namun dia menolak membeberkan siapa rekan koalisinya. Sebab, Demokrat hanya memiliki 11 kursi.

Nusa Tenggara Barat

PDIP resmi mengusung Ali Bin Dahlan dan Putu Selly Andayani sebagai bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Nusa Tenggara Barat 2018. Ali BD saat ini menjabat Bupati Kabupaten Lombok Timur dan Putu Selly Andayani merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan saat ini menjabat Kepala Dinas Perdagangan NTB.

Golkar lebih memilih Bupati Lombok Tengah Moh Suhaili FT menjadi Cagub NTB. Suhaili dinilai telah mampu membangun Kabupaten Lombok Tengah dengan baik. Golkar masih perlu dua kursi DPRD NTB lagi karena hanya memiliki 11 kursi. Sementara batas minimal 13 kursi.

Gerindra memastikan dukungan kepada pasangan H Ahyar Abduh dan Mori Hanafi di Pilgub NTB 2018. Untuk koalisi, masih belum ditentukan. Di NTB, Gerindra suara terbesar ketiga setelah Golkar dan Partai Demokrat.

Dari hasil sejumlah lembaga survei, Cagub NTB di urutan pertama yakni Ahyar Abduh, dengan elektabilitas sekitar 14 persen, kedua, H.M. Suhaili dan ketiga adalah Ali BD.

Sementara Demokrat, tengah menimbang nama Sitti Rohmi Djalilah. Dia adalah kakak kandung dari gubernur NTB Tuan Guru Bajang. Demokrat tengah menjajaki koalisi dengan PKS. Internal PKS juga tengah menimbang nama Zulkifliemansyah.

Kalimantan Barat

PDIP tengah menimbang nama Bupati Landak Karolin Margareth Natasha untuk diusung sebagai cagub Kalbar pada Pilkada 2018. Karolin merupakan mantan anggota DPR periode 2014-2019 dari PDIP yang memperoleh suara terbesar se-Indonesia.

PKB juga diketahui tengah menimbang nama Karolin. PDIP dan PKB sedang komunikasi intens sebelum benar-benar memutuskan berkoalisi.

Untuk Pemilihan Gubernur Kalimantan Barat, Golkar bulat memutuskan pasangan Sutarmidji-Ria Norsan. Dari hasil survei internal Golkar, Sutarmidji berada di urutan pertama dengan 38 persen, kemudian Karolin dengan 23 persen, Ria Norsan 16 persen. Karena itu, Golkar akhirnya putuskan mengusung Sutarmidji dan Ria Norsan.

Demokrat sedang menimbang nama Suryadman Gidot untuk diusung di Pilgub Kalbar. Gidot merupakan Ketua DPD Demokrat Kalbar yang saat ini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bengkayang selama dua periode.

Di kubu berbeda, Gerindra dan PAN tengah menjajakan koalisi untuk bertarung di Kalbar. Mereka memunculkan nama mantan Bupati Sintang Milton Crosby dengan mantan Wakil Bupati Ketapang Boyman Harun sebagai pasangan cagub dan cawagub Kalbar.

Kalimantan Timur

PDIP belum menentukan calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilgub Kalimantan Timur. Namun, PDIP tengah mempertimbangkan sejumlah nama. Di antaranya, Isran Noor, Syaharie Jaang, Yusran Aspar dan Rusmadi Wongso. Tak lupa Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin juga mendaftar di internal partai.

Awalnya, Golkar telah memutuskan untuk mengusung Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari sebagai cagub Kaltim. Namun belakangan dievaluasi, sebab Rita ditetapkan sebagai tersangka kasus suap oleh KPK. Hingga kini, belum ada nama pengganti Rita yang dikeluarkan Golkar.

Sementara Gerindra juga tengah mempertimbangkan nama Mantan Bupati Kutai Timur Isran Noor. Selain Isran, Gerindra juga tengah mengamati Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar. Hingga kini, belum ada keputusan siapa yang akan diusung partai pimpinan Prabowo Subianto itu.

Demokrat dikabarkan akan mengusung Syaharie Jaang di Pilgub Kaltim. Jaang adalah mantan Wali Kota Samarinda. Jaang juga ketua DPD Demokrat Kaltim.

Papua

Pilgub Papua yang paling tak kalah menarik dari Pilkada di Jawa. Gubernur Papua petahana Lukas Enembe diyakini telah mendapatkan seluruh dukungan partai politik. Kecuali PDIP.

Lukas merupakan Ketua DPD Demokrat Papua. Dia mengklaim telah mendapatkan dukungan dari PAN, PKS, PKPI, Gerindra, NasDem, Hanura, PPP dan PKB.

Di Papua, PDIP juga belum menentukan calon. Sempat beredar bahwa Lukas akan menggandeng Ketua DPD PDIP Papua Edoardus Kaize.

Nama Kapolda Sumut Julius Waterpauw juga disebut bakal maju Pilgub Papua. Namun, hal itu segera dibantah oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. [rnd]

https://www.merdeka.com/politik/peta-kekuatan-politik-12-provinsi-di-pilkada-2018.html
Ya gapapa lah. Kalau masih ada yang membahas Pilkada Jakarta (hare gene) artinya belum move on.

Permasalahanny adalah banyak pihak beranggapan bahwa hasil Pilkada 2017 dan 2018 adalah proxy 2019.. Padahal dengan sistem pemilu kayak Indonesia ini, itu sangat2 tidak bisa dipastikan.

Sama seperti dengan mereka yang masih belum move on dari kegagalan pada pilpres 2014 dan seringkali mengkaitkan kebijakan pemerintah dengan pilpres 2019 dan ada juga yang menganggap keberhasilan pada pilkada dki dapat juga diterapakan pada pilkada lainya serta pilpres.
nah tuh, sudah jelas, kubu kubu an. merasa kubu sana. merasa kubu sini. semua harga mati. mana bisa diskusi. 100% pasti gagal sharing gagasan. SSCI jadi semacam wadah emosi terpendam yang tak tersalurkan di dunia nyata. pasti berantem. pasti 100 % kisruh. pasti 100% berujung SARA. Indonesia banget gitu loh. gw sih, silakan bicara Politik tapi 100 % bebas SARA. bebas dari posting merengek "mana bisa omongin A tanpa omongin B". cara pandang seperti inilah yang mengantarkan berantem Indonesia tiada henti hingga hari ini. lebih bagus bicarakan Tol Bekasi Kampung Melayu, posting ide di thread MRT, thread Bandara se Indonesia, menikmati skyline di kota kota Indonesia, semua hanya ada di SSCI. kalau Politik berbumbu SARA di SSCI ? di kolong jembatan yang kumuh orang juga bicara Politik. SSCI sudah betul menempatkan diskusi Politik sebagai thread yang ditiadakan. 100 % pasti terjadi kecelakaan. berharap kita bisa jujur pada diri sendiri, seberapa mampu bisa mengendalikan posting kebencian kepada kubu tertentu atas nama pilihan Politik. kembalikan SSCI sebagai tempat "Bebas Asap Politik"
See less See more
Peta Kekuatan "Saat Ini" di 12 Provinsi
^^ Jaminan mutu bahwa pilkada kali ini 100 persen bebas SARA dan tidak terlalu didominasi pilkada lain cem Pilkada DKI yang mempermalukan nama Indonesia di pentas dunia.

Pilkada Jawa Timur bakal paling seru, karena kandidatnya yang paling sengit bersaing sama-sama orang NU. Calon juga berkualitas, Khofifah kerjanya kebanyakan di luar layar media massa, Cawagub Azwar Anas semua sudah tahu hasil jerit payahnya di Banyuwangi, tapi pasangannya Gus Ipul kurang begitu dominan seperti sekarang jadi wakilnya si kumis Soekarwo.

Jawa Barat? Main popularitas, agak khawatir dengan kualitas pilkada walau ada Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

Propinsi kampung saya, Bali, belum terlalu panas persaingannya. Rai Mantra jawara baliho, dan berharap Arya Wedakarna (independen, didukung para marhaen) tidak muncul di kotak suara, apapun alasannya.

Sulsel mudah mudahan Nurdin Halid kalah, dia urus PSSI saja sudah ga becus apalagi mengelola satu provinsi!
Nah yg jatim ini agak aneh sih.

Suara nu terpecah 2.

Gus ipul - anaz eman gus ipul e kurang kinerja. Tp mungkin solusi untuk mendapatkan dukungan area tapal kuda jatim (pesisir yg dominasi nu)

Khofifah, hmmmm tergantung Wakil nya aja bs ngangkat ndak e sih.

Bagus nya kl Khofifah gabung anaz wah ini bagus.

Nah yg bingung itu la nya la udah d dukung Gerindra jd bakal calon gubernur. D Surabaya sendiri spanduk tempel an nya banyak banget. Kalo bs menang waduh..... Wasalam jatim

Sayang nya risma ga nyalon, trus Djarot yg asli Blitar g d calon kan pdip.

Kl utak utik Djarot anaz bakal bagus juga. Ato Djarot risma, ato anaz risma. Tp g bs dapat suara nu.


Demokrat ne yg belum nentu in calon, padahal 2 periode kemarin dikuasai oleh Demokrat loh lewat gubernur 2 periode nya (yg cara menang nya kontroversial)
See less See more
Nanti yg bakal rame issue Sara yg di main in ini jabar. Bakal rame
Nah yg jatim ini agak aneh sih.

Suara nu terpecah 2.

Gus ipul - anaz eman gus ipul e kurang kinerja. Tp mungkin solusi untuk mendapatkan dukungan area tapal kuda jatim (pesisir yg dominasi nu)

Khofifah, hmmmm tergantung Wakil nya aja bs ngangkat ndak e sih.

Bagus nya kl Khofifah gabung anaz wah ini bagus.

Nah yg bingung itu la nya la udah d dukung Gerindra jd bakal calon gubernur. D Surabaya sendiri spanduk tempel an nya banyak banget. Kalo bs menang waduh..... Wasalam jatim

Sayang nya risma ga nyalon, trus Djarot yg asli Blitar g d calon kan pdip.

Kl utak utik Djarot anaz bakal bagus juga. Ato Djarot risma, ato anaz risma. Tp g bs dapat suara nu.


Demokrat ne yg belum nentu in calon, padahal 2 periode kemarin dikuasai oleh Demokrat loh lewat gubernur 2 periode nya (yg cara menang nya kontroversial)
La Nyolot tak akan menang di Jawa Timur, prediksi saya, motor penentangnya adalah suporter sepak bola. Mungkin ini teori aneh, tapi mengingat Bonek menentang keras kepemimpinan La Nyolot di PSSI yang akhirnya memicu pembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi FIFA, kebencian mereka pada LNM bakal dilimpahkan ke pilkada. Selain itu, LNM memang preman.

Gus Ipul-Azwar Anas sudah klop, tnggal nunggu siapa pasangan Khofifah. Djarot? Kasi dia istirahat lah, apalagi Risma, bisa diplot jadi menteri.

Nanti yg bakal rame issue Sara yg di main in ini jabar. Bakal rame
Tapi apa ada jaminan nggak seramai pilkada DKI? Isu SARA di Pilkada DKI ini yang membuat Indonesia dipermalukan di panggung dunia karena "negara pluralis kalah oleh garis keras", bahkan ada editorial media luar yang menyerukan dunia untuk tidak menjadikan Indonesia contoh dari toleransi keagamaan dan perbedaan suku.
La Nyolot tak akan menang di Jawa Timur, prediksi saya, motor penentangnya adalah suporter sepak bola. Mungkin ini teori aneh, tapi mengingat Bonek menentang keras kepemimpinan La Nyolot di PSSI yang akhirnya memicu pembekuan PSSI oleh Menpora dan sanksi FIFA, kebencian mereka pada LNM bakal dilimpahkan ke pilkada. Selain itu, LNM memang preman.

Gus Ipul-Azwar Anas sudah klop, tnggal nunggu siapa pasangan Khofifah. Djarot? Kasi dia istirahat lah, apalagi Risma, bisa diplot jadi menteri..
Jangan kan suporter, mayoritas warga ga suka lah. Jadi nya gmn ga tau. Tp dengan uang semua nya bs terjadi

Tinggal nunggu Demokrat siapa, kmrn kan sempet issue ahy segala


Tapi apa ada jaminan nggak seramai pilkada DKI? Isu SARA di Pilkada DKI ini yang membuat Indonesia dipermalukan di panggung dunia karena "negara pluralis kalah oleh garis keras", bahkan ada editorial media luar yang menyerukan dunia untuk tidak menjadikan Indonesia contoh dari toleransi keagamaan dan perbedaan suku.
Ntah tp kayak nya bakal rame sih. Ini cuman hitungan cocokmologi ya. Semoga aja lah ga segala cara di halal kan.

Semoga adu nya, adu program
Kalo Bali, kayak e tutup mata deh wakil nya dr pdip 90% pasti menang. Ga asyik di amati perpolitikan di bali
  • Like
Reactions: 1
nah tuh, sudah jelas, kubu kubu an. merasa kubu sana. merasa kubu sini. semua harga mati. mana bisa diskusi. 100% pasti gagal sharing gagasan. SSCI jadi semacam wadah emosi terpendam yang tak tersalurkan di dunia nyata. pasti berantem. pasti 100 % kisruh. pasti 100% berujung SARA. Indonesia banget gitu loh. gw sih, silakan bicara Politik tapi 100 % bebas SARA. bebas dari posting merengek "mana bisa omongin A tanpa omongin B". cara pandang seperti inilah yang mengantarkan berantem Indonesia tiada henti hingga hari ini. lebih bagus bicarakan Tol Bekasi Kampung Melayu, posting ide di thread MRT, thread Bandara se Indonesia, menikmati skyline di kota kota Indonesia, semua hanya ada di SSCI. kalau Politik berbumbu SARA di SSCI ? di kolong jembatan yang kumuh orang juga bicara Politik. SSCI sudah betul menempatkan diskusi Politik sebagai thread yang ditiadakan. 100 % pasti terjadi kecelakaan. berharap kita bisa jujur pada diri sendiri, seberapa mampu bisa mengendalikan posting kebencian kepada kubu tertentu atas nama pilihan Politik. kembalikan SSCI sebagai tempat "Bebas Asap Politik"
Iya politik sekarang emang mengalami polarisasi. Triggernya dunia sosmed. Ada kesan, milih A itu pasti dari kaum konservatif, milih B pasti dari kaum progresif dan anti agamais.

Penuh prejudisme padahal belum tentu begitu ... tp bukan berarti ini tidak baik juga, angka partisipasi Pemilu definitely bakal meledak. Meledak bukan karena we know who we want to support, tp karena who we want the chance to be blocked.
Nah yg jatim ini agak aneh sih.

Suara nu terpecah 2.

Gus ipul - anaz eman gus ipul e kurang kinerja. Tp mungkin solusi untuk mendapatkan dukungan area tapal kuda jatim (pesisir yg dominasi nu)

Khofifah, hmmmm tergantung Wakil nya aja bs ngangkat ndak e sih.

Bagus nya kl Khofifah gabung anaz wah ini bagus.

Nah yg bingung itu la nya la udah d dukung Gerindra jd bakal calon gubernur. D Surabaya sendiri spanduk tempel an nya banyak banget. Kalo bs menang waduh..... Wasalam jatim

Sayang nya risma ga nyalon, trus Djarot yg asli Blitar g d calon kan pdip.

Kl utak utik Djarot anaz bakal bagus juga. Ato Djarot risma, ato anaz risma. Tp g bs dapat suara nu.


Demokrat ne yg belum nentu in calon, padahal 2 periode kemarin dikuasai oleh Demokrat loh lewat gubernur 2 periode nya (yg cara menang nya kontroversial)
Di Madiun jarang lihat spanduk La Nyolot, dia juga gk populer di sini, jaringan preman dia cuma kuat di Surabaya doang, itupun juga belum tentu dia menang di Surabaya :lol:
Di Madiun jarang lihat spanduk La Nyolot, dia juga gk populer di sini, jaringan preman dia cuma kuat di Surabaya doang, itupun juga belum tentu dia menang di Surabaya
Kl Madiun secara kasat mata milih siapa? Kl Surabaya seperti nya menang gus ipul - azwar, faktor azwar nya sih
Kalo Bali, kayak e tutup mata deh wakil nya dr pdip 90% pasti menang. Ga asyik di amati perpolitikan di bali
Belum tentu bos, pilkada 2013 usungan PDIP malah kalah dari Mangku Pastika, selisihnya 400 suara, bahkan pas quick count lembaga survei semua menyatakan tidak pasti pemenangnya. Hebatnya pas itu PDIP memang berani ga koalisi, yang lain koalisi dukung Mangku Pastika.

Iya politik sekarang emang mengalami polarisasi. Triggernya dunia sosmed. Ada kesan, milih A itu pasti dari kaum konservatif, milih B pasti dari kaum progresif dan anti agamais.

Penuh prejudisme padahal belum tentu begitu ... tp bukan berarti ini tidak baik juga, angka partisipasi Pemilu definitely bakal meledak. Meledak bukan karena we know who we want to support, tp karena who we want the chance to be blocked.
Tambah lagi, sumber dari polarisasi politik: melek baca masyarakat pengguna sosmed buruk, sehingga jadi sasaran empuk penyebar berita bohong dan fitnah (hoaks, kosakata baru sudah masuk KBBI). Jadi mereka cukup gampang menuding sesuatu dengan baca judul berita yang heboh tapi isinya ga benar. Media arus utama sudah kehilangan kepercayaan karena "pemberitaannya tidak adil", jadi mereka mencari sumber alternatif dari blogger "katanya karena lebih berani dan independen" ketimbang media arus utama, padahal mereka sudah terjebak ilusi "kebebasan berpendapat" di Internet.

Mari kita lihat pilkada mana yang malah menimbulkan masalah di sosmed dan berbahayanya, berpotensi mempermalukan nama Indonesia di pentas dunia (seperti yang ditunjukkan pada pilkada DKI, dimana masyarakat, provokator SARA dan pemilih, seakan tidak acuh dengan kekecewaan dunia)
See less See more
Oalah tak pikir mangku pastika itu orang nya pdip maaf
1 - 20 of 622 Posts
Status
Not open for further replies.
Top